Everyone Is Lying To Me And I Find My True Love (Bagas & Diki 302) 02

4.3K 217 10
                                    

"Kamu kenapa nggak cerita sama Papa kalau kamu sudah ketemu sama wanita itu?" Diki mendengus kesal.

Bisakah Ayahnya tidak menyebut Ibunya 'wanita itu'.

"Wanita itu adalah Mama dari Diki Pa... Hak Diki kalau mau ketemu sama Mama Diki kapan aja," Diki berjalan menuju kamarnya namun Ayahnya menahan tangannya.

"Diki, bicara dulu sama Papa disini, kamu nggak tahu Zhea kayak apa,"

"Pa! Diki bertahun-tahun kangen sama sosok Ibu, Kalau memang Mama mau balik ke kehidupan kita let her in... jangan diusir," Wajah Ayahnya tampak frustasi lalu menatap mata Diki dengan tatapan lelah.

"Kamu nggak tahu betapa kejamnya Zhea, Diki,"

"Nggak akan ada Mama yang tega sama anaknya Pa, nggak mungkin..."

"Zhea... dia... "

"Mama nggak ada di kehidupan kita karena Mama mau lanjutin studyke luar negri kan? Iya kan Pa?" Wajah Ayahnya mengernyit.

"Itu yang Zhea bilang ke kamu?"

"Ya, emang iya kan... Mama mau kuliah di luar negri, tapi Papa bersedia besarin Diki, lalu Mama balik lagi ke Indonesia karena kangen sama Diki, Mama juga bilang kado-kado yang dateng ke rumah itu kadang Mama yang ngirimin dari Australia, Mama peduli sama Diki Pa, Diki kangen sama sosok Mama," Ayahnya mendesah berat, namun raut wajah Ayahnya menandakan sesuatu yang tak beres dan salah.

"Kenapa Pa?"

"Papa nggak pernah mau cerita ini ke kamu, Papa nunggu waktu yang tepat kenapa kamu hanya berdua aja sama Papa selama ini," Ayahnya duduk di sofa lalu jantung Diki berdegup dengan kencang. Diki merasa berita ini bukan berita yang baik untuknya.

"Papa tahu, Papa salah bohong hal ini sama kamu, kalau Mama kamu sakit dan meninggal, maafin Papa udah bohong sekejam itu,"

Diki memang tahunya selama ini bahwa Ibunya telah meninggal karena sakit keras. Padahal sekitar satu bulan yang lalu dia mengetahui keberadaan Ibunya ketika dia didatangi oleh wanita cantik yang wajahnya sangat mirip dengannya. Wajah Ibunya itu seperti Diki versi wanita. 

Setiap hari berdiri di depan gerbang sekolahnya dan mengajaknya berbicara. Hingga Ibunya itu mengungkapkan siapa dirinya dengan menunjukkan hasil tes DNA yang Diki sendiri tidak tahu kapan Ibunya itu mendapatkan sampel DNA darinya. 

Diki juga belum berani cerita ke Ayahnya selama sebulan bahwa ia bertemu dengan Ibu kandungnya. Diki juga telah bertemu dengan Kakek dan Neneknya yang tinggal di Bogor. Diki sengaja belum menceritakan semua ini ke Ayahnya karena dia marah dan kesal. Kenapa Ayahnya berbohong sekejam itu padanya hingga Diki kehilangan sosok Ibu yang sudah lama ia inginkan.

"Zhea, sama Papa punya hubungan khusus dijaman SMA dan kami terlalu lepas kontrol, dan akhirnya jadilah kamu," Untuk hal itu sebetulnya Diki juga tahu dan mendengarnya dari Eyang Uti, Ibu dari Ayahnya. Namun, Eyang Uti nya juga tidak mau menjelaskan kenapa Ayahnya menjadi single parent.

"Zhea selalu sedih saat mengandung kamu, dan Papa berusaha sebisa mungkin menjadi laki-laki yang bertanggung jawab dengan kerja sambilan kesana-kemari," Ayahnya tampak berat ingin melanjutkan ceritanya dan menatap mata Diki.

"Waktu Zhea melahirkan kamu di klinik bersalin, Papa nemenin Zhea seharian hingga kamu lahir, Papa sempet nangis betapa kecilnya tangan, wajah, kaki kamu betapa bahagia nya menjadi seorang Ayah, walaupun usia Papa saat itu seusia kamu," Suara Ayahnya tampak bergemetar dan matanya memerah seperti ingin menahan tangis.

"Zhea setelah itu minta dibeliin sup krim jagung kesukaannya dan Papa ngikutin kemauannya, pulang-pulang dari beli sup krim, Zhea udah nggak ada di klinik dan ninggalin surat diatas meja kecil bahwa dia nggak sanggup menjadi Ibu," Diki seperti dihantam sebuah benda tumpul yang besar.

Apartment 88 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang