I'll Crush Him and I Feel Guilty For Her (Cinta & Gita 201) 05

3.4K 160 6
                                    

Gita merasa dia hampir tak waras meminta bantuan Ayahnya itu. Ayah yang sudah meninggalkan dia, adiknya dan Ibunya disaat mereka sangat membutuhkannya.

Gita tahu Ayahnya meninggalkan Ibunya karena Ayahnya bertemu dengan laki-laki lain, lalu Ayahnya mengalami depresi berat ketika laki-laki itu meninggal dunia lalu dia hampir bunuh diri namun berhasil diselamatkan oleh warga sekitar.

Entah apa yang terjadi pada waktu itu karena Gita masih terlalu muda untuk mengerti pekerjaan Ayahnya setelah ditinggal kekasih Ayahnya yang meninggal dunia. Ayahnya menjadi sukses dan dijuluki Miss Tina.

Gita tidak pernah sudi menerima uang pemberian Ayahnya itu, Gita merasa uang kotor yang dimiliki Ayahnya tidak akan menyelesaikan masalah hidupnya dan kesembuhan Ibunya dari kanker serviks.

Namun, sekarang dia merasa kalah akan kejamnya dunia. Gita mengusir Cinta hari itu dari apartemennya, lalu berusahan mencari tempat tinggal baru, namun dia baru ingat Purple Rain hanya menghasilkan uang yang sangat sedikit untuk mencari tempat tinggal baru.

Maka ia datang ke rumah Ayahnya dan meminta uang darinya. Jika Gita tidak sedepresi ini dia rela mati saja dibandingkan meminta uang dari Ayahnya itu. Sebetulnya selama bertahun-tahun Ayahnya meminta dia dan Stevian untuk tinggal bersama Ayahnya selama Ibunya sakit di rumah sakit.

Membayangkan dia akan dikelilingi oleh para PSK setiap hari Gita bergidik sendiri.

Yah, walaupun Gita sempat berhubungan dengan salah satu PSK milik Ayahnya yang bernama Pink Rose atau mempunyai nama asli Fenita Lidyawati.

Tetapi waktu itu Gita berhubungan dengan Pink Rose hanya karena Gita kesepian ditinggal mantan pacarnya, sayangnya Pink Rose menganggap Gita mempunyai perasaan lebih padanya, padahal Gita melihat Pink Rose hanya sebagai pelampiasan semata.

"Papa ada urusan nanti kita bicara lagi," Ketika Ayahnya ingin mencium keningnya Gita memiringkan kepalanya menolak disentuh Ayahnya. Tampak kesedihan di wajah Ayahnya namun tidak Gita gubris.

"Aku nggak bisa lama-lama disini,"

"Iya, Papa tahu, kamu masih benci sama Papa,"

"Sangat... kalau nggak aku lagi di posisi seperti ini, aku nggak akan minta uang sama Papa,"

"Iya, Papa tahu..." Ayahnya hanya tersenyum sekilas ke arahnya lalu berjalan menuju arah garasi. 

Gita merebahkan diri di salah satu sofa di depan kantor Ayahnya lalu mulai mencari nomor Sammy. Gita mengirimkan pesan kepada Sammy dan bertanya apa yang harus Gita lakukan untuk mengirim Ayahnya ke penjara. Tak berapa lama Sammy mengirimkan lagi pesan yang bertuliskan.

Foto semua file punya Om Tito, buang salah satu bukti saya pernah memakai jasa Om Tito lalu ungkap ke media daftar pelanggan Om Tito.

Gita berpikir bagaimana caranya mengungkap ke media? Dia tidak kenal satupun orang di media. Seakan-akan Sammy membaca pikirannya pesan lagi masuk dari Sammy.

Aku tahu orang media, sekarang foto dulu semua bukti termasuk rumah miliknya dan kita akan ungkap pelan-pelan.

Sepertinya Gita mulai menyukai anak ini, Gita merasa mendapatkan satu seorang sekutu untuk menjatuhkan Ayahnya itu. Pas sekali hati Gita sedang mood untuk menghancurkan hidup seseorang, setelah Cinta berbohong padanya selama ini mengenai pernikahannya, apalagi kehidupan seseroang yang akan hancur di tangan Gita adalah hidup Ayahnya yang memang ingin Gita hancurkan sejak bertahun-tahun lalu.

Cinta mengingatkannya kepada Ayahnya dulu, berkhianat dengan pasangan hidupnya dan menyakiti semua orang yang ada di sekitarnya. Gita merasa jijik pada diri sendiri bahwa dia berada di posisi yang sama seperti simpanan Ayahnya.

Hari itu tak henti-hentinya Gita menggosok tubuhnya dengan loofah hingga dia kesakitan. Gita ingin menghilangkan rasa Cinta pada dirinya, yang menyelimuti tubuhnya, aromanya, sentuhannya, kecupannya, Gita ingin menghilangkan itu semua, selama-lamanya.

***

Pikiran Cinta melayang ke hari dimana Gita mengusirnya dan berteriak ke arahnya. Gita tidak pernah kasar padanya apalagi berteriak. Hati Cinta sakit seperti tersayat-sayat. Cinta merasa bersalah terhadap Gita karena telah berbohong padanya.

Cinta sama sekali tidak fokus hari ini, dia melamun sepanjang hari, seperti seorang zombieyang tidak punya nyawa hanya tubuh saja yang bergerak kesana kemari.

Apalagi Ibu mertuanya selalu mengomel tentang masakan Cinta yang tak kunjung enak. Wajar saja, Cinta bukan orang Batak, masakan yang Ibu mertuanya inginkan adalah masakan Batak. Cinta ingin mengamuk namun ia tahan di dalam hati.

Untung saja ada Suaminya yang selalu bersama dengannya saat menghadapi mertua yang galak. Jujur, Cinta masih cinta dan sayang kepada Suaminya, tak pernah terpikirkan olehnya untuk bercerai atau berpisah dengan Sebastian, namun Cinta juga patah hati memikirkan hubungannya yang kandas bersama Gita.

Tak ada yang tahu tentang perasaannya ini, perasaan patah hati yang ia alami sekarang, karena tak ada yang tahu tentang hubungan gelapnya bersama seorang wanita.

Cinta merasa ia takkan sanggup menghadapi beberapa keluarga dari Suaminya untuk makan mala mini. Cinta pamit kepada mertuanya untuk tidak ikut makan malam dan langsung menuju kamar tidur.

Saat Cinta sudah berada di kamar dan ganti baju, Suaminya menghampirinya lalu mengecup bibirnya.

"Kenapa? Kamu nggak enak badan?" Cinta hanya mengangguk dan tak snaggup menjawab, Cinta takut jika dia menjawab dia akan melepaskan semua penatnya dan menyebut nama Gita di dalam tangisnya.

"Mau aku buatin the atau apa gitu?"

"Nggak usah sayang, aku cuman mau tidur,"

"Oh okay... you sure?" Cinta mengangguk lemah lalu Sebastian mencium lagi bibirnya dan memeluknya.

"Aku khawatir dari kemarin kamu kayak nggak bernyawa," Memang hatinya sedang mati saat ini bersama dengan penyesalannya.

"Pleasekalau kamu ada masalah atau nggak enak badan, kasih tau aku, okay?"Cinta mengangguk lagi dan mengecup sekilas bibir Suaminya.

"Okay..."Jawab Cinta lemah dan berusaha tersenyum untuk Suaminya.

"Good,mau aku kelonin?" Cinta terkekeh dan menggeleng pelan.

"Nggak usah sayang, nanti kamu dicariin Mama kamu, kamu harus makan juga," Tampak suaminya berpikir sejenak lalu keluar terburu-buru dari dalam kamar dan kembali lagi.

"Aku udah bilang sama mereka aku nggak ikut makan malam,"

"Bas, yaampun... apa kata keluarga kamu nanti?"

"Nggak usah dipikirin, sini aku kelonin aja," Hati Cinta menghangat seketika mendapati Suaminya memperlakukannya dengan lembut seperti ini.

Dia menghampiri Suaminya yang sudah merebahkan diri di tempat tidur dan menepuk tempat kosong di sampingnya. Cinta terkekeh dan ikut merebahkan diri di samping Suaminya lalu membenamkan dirinya di pelukan Suaminya.

"Aku bilang sama mereka, kita mau produksi cucu buat mereka," Mata Cinta melebar dan menatap suaminya dengan tatapan tak percaya.

"Bas! Yaampun!" Cinta memukul dada Suaminya dengan pukulan pelan dan membuat Suaminya tertawa.

"Pantesan Mama kamu diem aja, kamu ngomongnya gitu!"

"Yah,excuse yang paling pas cuman itu," Cinta terkekeh lalu mencium bibir Suaminya.

"Hatiku lagi sedikit sedih dan hancur hari ini, jangan membuat hatiku lebih hancur dan sedih ya Bas, jangan tinggalin aku sendirian lagi, aku butuh kamu," Suaminya menicum puncak kepalanya dan berbisik di telinganya.

"I'm not capable for breaking your heart sayang..."

But I do Bas... and I'm sorry gumam Cinta di dalam hati berharap Suaminya takkan mengetahui rahasia tergelapnya itu. 

Apartment 88 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang