Overheard (Sang Pemilik)

5.4K 251 6
                                    

Lestari akan kembali ke mobilnya setelah memberikan instruksi kepada Pak Bagas, tetapi dia lupa meletakkan kunci mobilnya di dalam kontainer bekas yang menjadi kantor para pekerja.

 Lestari memutuskan untuk kembali lagi ke tempat tersebut namun dia mendengar teriakan dan tangis perempuan memohon ampun sambil meneriakkan nama Pak Bagas.

 Beberapa pekerja berada di depan kantor seperti menguping namun karena kehadiran Lestari beberapa pekerja ngacir untuk kembali ke tempat kerjanya masing-masing. Namun karena Lestari penasaran dia menanyakan ke salah satu tukang disitu.

"Pak Sidi, bisa saya tahu ada apa?" Pak Sidi seperti tidak berani menjawab dan hanya menunduk tanpa melihat wajah Lestari.

"Anu Bu, itu tamunya Bapak Bagas," 

"Siapa?"

"Aduh, saya juga ndak tahu, tapi Ibu-Ibu kayaknya seumuran sama Bapak Bagas,"

"Sudah berapa lama?"

"Apanya Bu?"

"Disini, tamunya Pak Bagas, sudah berapa lama ada disini,"

"Oalah,ndak lama kok Bu, tapi dari awal Ibu itu dateng udah teriak-teriak kayak gini,"

"Yaudah, Terimakasih infonya ya Pak Sidi, Bapak silahkan kembali ke tempat,"

"Baik Bu, permisi," Saat Pak Sidi sudah kembali ke tempatnya bekerja, Lestari mendengar beberapa kata yang terdengar dari luar kontainer.

"Kamu tahu apa tentang Diki? Kamu hanya ketemu sama Diki beberapa jam saja sudah menganggap diri kamu sebagai Ibunya, kemana perginya kamu selama 16 tahun? Dimana kamu Zhea ketika Diki merengek meminta ASI Ibunya? Kemana dirimu? Dimana kamu ketika Diki ingin dipeluk Ibunya saat mau tidur, perayaan hari ibu dan hari pertama dia menginjak di bangku sekolah, KEMANA PERGINYA KAMU? " Lestari paham sekarang siapa tamu Pak Bagas.

Mantan kekasih Pak Bagas yang sudah meninggalkan Pak Bagas berdua saja bersama anaknya Diki. Lestari sengaja hanya terdiam di depan kontainer dan menunggu mereka berdua keluar.

Tak berselang berapa lama pintu kontainer terbuka dan Pak Bagas tidak mneyadari keberadaan Lestari. Lestari hampir terjatuh ketika Pak Bagas membuka pintu dengan kasar. Tampak Pak Bagas berjalan cepat menuju mobil Honda CR-V miliknya.

Lestari melongo ke dalam kontainer, tampak mantan kekasih Pak Bagas terduduk di lantai sambil terisak. Lestari dengan perlahan menapakkan kakinya di lantai kontainer dan mantan kekasih Pak Bagas menoleh ke arahnya dan salah tingkah. Perempuan itu berdiri lalu menghapus air matanya dan tersenyum lemah ke arah Lestari.

"Maaf, saya jadi mengganggu pekerjaan Ibu, Masuk aja Bu saya sebentar lagi akan keluar kok," Kata perempuan itu sambil merapikan pakaiannya.

"Saya permisi dulu,"

"Saya bukannya mau ikut campur tapi saya penasaran, anda Ibu nya Diki?" Perempuan itu menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Lestari.

"Bisa dibilang begitu," Jawab perempuan itu singkat.

"Saya Lestari Primastuti pemilik Apartment 88 sekaligus atasan Pak Bagas," Lestari memberikan kartu namanya kepada perempuan itu dan perempuan itu menerimanya dengan tangan bergetar.

"Saya Zhea Salima, tetapi saya tidak punya kartu nama untuk diberikan pada Ibu Lestari," Lestari menggeleng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya Zhea Salima, tetapi saya tidak punya kartu nama untuk diberikan pada Ibu Lestari," Lestari menggeleng.

"Tidak perlu Bu Zhea, saya sekedar memberikan informasi dimana Pak Bagas dan Diki tinggal serta dimana Pak Bagas bekerja," Bu Zhea mengangguk-angguk paham dan memasukkan kartu nama Lestari ke dalam tasnya.

Bisa dilihat dari penampilan mantan kekasih Pak Bagas bahwa Bu Zhea bukan dari kalangan keluarga biasa. Tas branded nya, baju yang harganya selangit serta sepatu hak tinggi yang hanya beberapa orang saja yang memiliki, bahwa Bu Zhea tidak jauh berbeda seperti Lestari.

"Oh, ya saya sekedar memberi info, saya tahu saya hanya orang luar dan tidak berhak ikut campur urusan Pak Bagas dan Bu Zhea," Lestari mengambil kunci mobilnya lalu mendekat ke arah Bu Zhea.

"Namun saya paham sekali apa yang dihadapi Pak Bagas selama ini tidak mudah, mohon jika Ibu hanya memenuhi ego Bu Zhea untuk mengacaukan pikiran Pak Bagas dan hati Diki, saya sarankan sebaiknya Ibu tidak muncul lagi di hadapan mereka berdua, saya kenal Pak Bagas sejak beliau masih muda dan membersarkan Diki seorang diri tak mudah, namun kedatangan Bu Zhea yang sangat tiba-tiba di kehidupan mereka berdua dapat menghancurkan kehidupan yang sudah mereka jalani selama ini," Bu Zhea terlihat ingin menangis lagi mendengar perkataan Lestari, maka Lestari meletakkan tangannya di pundak Bu Zhea.

"Maaf kalau saya terdengar ikut campur dan kasar Bu Zhea, namun sebagai wanita yang sudah seumuran saya, saya tahu bagaimana harus bertindak dan bersikap, saya sarankan jika memang Ibu Zhea benar-benar ingin memperbaiki keadaan kalian maka bertindaklah perlahan-lahan, jangan terburu-buru seperti ini, yang ada Pak Bagas, Diki serta Ibu sama-sama lelah dan sakit," Lestari menepuk pundak Bu Zhea dan berjalan menuju mobil Audi hitam miliknya. 

Apartment 88 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang