Freya menunggu Sammy dengan cemas di depan gerbang Apartment 88.
Seharian ini dia tidak melihat Sammy. Kemanakah perginya pacarnya itu? Freya takut pacarnya akan bertindak gegabah mengenai sesuatu hal yang menyangkut tentang Freya.
Freya tidak sengaja melihat pesan teks yang terdapat di layar ponsel Sammy bahwa Sammy berhasil mendapatkan berkas nama pelanggan MissTina dari salah satu penghuni apartemennya di lantai dua.
Freya tahu apa yang dilakukan Sammy namun Freya berharap Sammy tidak melakukan hal tersebut lebih jauh, karena hal itu akan membuat Sammy berada di situasi yang sangat berbahaya.
Sudah berkali-kali Freya menelpon ponsel Sammy namun tidak juga diangkat. Ibunya sampai menyuruh Freya untuk masuk saja ke dalam rumah agar tidak kedinginan.
"Kamu nunggu siapa sih?"
"Guru les aku Mi..." Yap, Freya berbohong pada Ibunya bahwa Sammy guru les matematikanya.
"Ya udah tunggu aja di dalem Freya, ini udah malem, besok kamu ulang tahun loh nak... "
"Nanti kalo aku nunggu di dalem, Kak Sammy pasti ngira Freya udah tidur Mi, nggak ada bedanya aku ulang tahun atau nggak Mami, kita juga nggak bakalan ngerayain" Ibuku memandangku dengan tatapan sedih lalu mengusap pipiku dengan tatapan maaf.
"Oke, oke tapi Mami nggak mau kamu masuk angin loh yah, maafin Mami kalau nggak bisa ngerayain ulang tahun kamu lagi di tahun ini,"
"Iyah, tenang aja, nggak apa-apa Mi..." Ibunya memandang Freya sesaat lalu mencium keningnya dan berjalan menuju housekeeping roommereka.
Tampak cahaya mobil mendekat ke arah Apartment 88, hati dan jantung Freya sudah siap dengan kedatangan Sammy namun hatinya kecewa mendapati sebuah mobil yang sangat ia kenal namun bukan mobil Sammy.
Seketika keringat dingin bercucuran di kening Freya dan kakinya bergetar. Freya ingin sekali berteriak meminta pertolongan tetapi orang yang keluar dari dalam mobil tersebut tidak berbuat sesuatu yang mencurigakan atau berbahaya pada dirinya.
Ketika Freya sudah siap kabur dari gerbang apartemen lelaki yang ia sangat takuti di dunia ini mendekap tubuhnya dari belakang dan mengendus aromanya hingga Freya bergidik ngeri. Freya mendorong lelaki itu menjauh namun tangan lelaki itu lebih kuat dari Freya.
"Freya sayang... aku cuman mau ketemu dan ngobrol sama kamu,"
"Lepasin aku Gideon! Atau aku teriak!" Gideon Rupasha melepaskan tangan Freya dan Freya mundur menjauh dan menjauh. Freya memasnag kuda-kuda yang membuatnya siap untuk melawan pria ini dengan tendangan atau tinjuannya.
Sebetulnya tubuh Freya bergetar karena ketakutan, Freya menengok ke kanan dan ke kiri tidak di dapatinya Pak Abel, satpam Apartment 88.
"Fre, aku butuh kamu," Freya benci hatinya berdesir mendengar suara Gideon. Sudah lama dia ingin menghindari pria ini namun tubuhnya seakan-akan menolak akal sehatnya dan ingin segera luluh lagi pada Gideon.
Kalau boleh jujur, Gideon adalah cinta pertama Freya. Selama ini Freya diperlakukan hanya seperti boneka pemuas nafsu oleh para kliennya, yang memperlakukan Freya seperti manusia dan wanita hanya Gideon, walaupun Gideon dan pria-pria lainnya membayarservice Freya untuk mendapatkan kepuasan semata.
"Please,pergi kamu Gideon... aku akan teriak... aku nggak bercanda..."
"Fre, Papa ku... Fre... Papaku..." Mata Freya melebar melihat pria yang ia takuti ini meneteskan air matanya dan meringkuk di tanah.
"Gideon?"
"Papaku, meninggal... aku barusan tahu... aku... aku nggak tahu dia sudah meninggal... Fre... aku harus bagaimana?" Freya tahu Ayah Gideon dari kisah-kisah yang disampaikan Gideon ketika mereka selesai berhubungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartment 88 [END]
Random21+ Rank #1 on #kisahkehidupan 22 Agustus 2018 Rank #2 on #read 13 September 2018 Rank #1 on #read 18 September 2018 Rank #1 on #read 18 oktober 2018 Rank #1 on #read 25 oktober 2018 Rank #5 on #kisah 03 november 2018 Lestari Primastuti, seorang bus...