Don't forget to playing the mulmed ...
Olivia menatap Rangga sekali lagi sebelum turun. "Yakin gak mau mampir? Nobar gitu?"
Rangga menggeleng, senyum tersungging di bibirnya. "Gue mau laporan dulu. Ada yang berantakan di bengkel. Sori ya gak bisa sekarang."
Menggembungkan pipi, Olivia mengangguk pelan. "Oke deh." dia mengangkat paper bag berlogo swalayan besar di salah satu tangannya. "Makasi ya cemilannya. Makasi juga udah dijemput."
"Jangan lupa mandi. Nanti pusing." Kata Rangga sebelum Olivia menutup pintu mobil.
"You too. Have a nice night, bro."
Lima belas menit kemudian, dia sudah berganti baju dengan celana pendek bunga-bunga dan kaus tipis. Mencari Autan atau body lotion anti nyamuk apapun di celah nakas tempat tidur dan nakas tv, lalu mengoleskannya ke seluruh tubuh.
MacBook-nya sudah menyala di atas kipas pendingin khusus laptop. Memutarkan opening film yang akan dia tonton; Guardians of The Galaxy. Tv hanya ada di ruang depan. Jadi dia selalu memakai MacBook untuk menonton apapun di kamar.
Isi paper bag pemberian Rangga dia tumpahkan ke atas kasur. Ada belasan candy bar yang menimpa kakinya. Dia tersenyum senang. Ada Kit Kat, Hershey's, Oreo, Pocky, Twix, dan M&M's. Dia membuka bungkus Kit Kat Tiramisu sambil menunggu filmnya mulai.
Film ini sudah dia tonton hingga puluhan kali. Film kesukaannya dan...Oliver, tentu saja. Mereka selalu berbagi tentang hal kesukaan masing-masing. Melakukannya tiap ada kesempatan. Lambat-laun ini menjadi rutinitas ketika akhir pekan tiba.
Dulu, ketika semuanya masih tampak sempurna.
Menonton ini—walaupun sendirian, rasanya seperti sedang menonton bersama Oliver.
Nebula: You are a disappointment, sister. Out of all our siblings, I hated you least.
Gamora: Nebula, please. If Ronan gets this stone, he'll kill us all.
Nebula: [smiles cruelly] Not all of us. You will already be dead.
Olivia tersenyum miris. Dia tidak pernah memperhatikan dialog dan adegan ini sebelumnya. Dia selalu menunggu bagian Groot. Tapi scene ini membuatnya sesak. Sepertinya dia cocok menjadi Gamora. Dan Oliver menjadi Nebula, yang tidak menyalahkannya walaupun sudah membuat kekacauan besar.
Tiba-tiba muncul layar pop up panggilan masuk Skype dari Safar. Olivia bangkit dan memberhentikan film, lalu men-tap dua kali pada layar pop up. Wajah yang sangat familiar menyapanya; cowok tampan dengan rambut coklat gelap yang agak ikal di bagian jambul dan sedang menyeringai. Sweater biru laut yang dikenakannya tampak manis.
"OLIII!" Cowok itu menyapanya dengan extra. Bahkan sampai menggoyang-goyangkan laptopnya sendiri demi membuat efek guncangan akibat dari teriakannya.
Olivia tertawa. "Woy! Berisik! Disini udah nyaris tengah malem."
Bukannya kata maaf, malah cengiran yang didapatkannya. "Tapi disini masih jam 9 pagi. Gila gak sih, gue kangen sama lo masa! Si nenek sihir itu baru ngasih tau gue kemarin kalau lo mau ke Irak! Kampret kan!"
Olivia tertawa lagi ketika cowok itu menyebut Jillian—sang kakak dengan sebutan nenek sihir.
"Lagi ngapain lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Final Masquerade Series (#3) : Bring The Rain
Action🄵🄸🅁🅂🅃 🄳🅁🄰🄵 D18+ Ada pepatah yang mengatakan "Curiosity kills cat." Itu sangat benar. Rasa penasaran itulah yang membuat Olivia berani mengikrarkan diri menjadi seorang Jet Fighter Pilot. Mempertaruhkan jiwa, raga, masa muda dan juga ... nam...