On loop playing :
Alive (instrumental) - Sia
• Pukul 16.00 WIB, TPU •
Olivia menutup pintu mobil Jeepnya. Dia melihat parkiran TPU yang mendadak ramai dengan mobil berplat merah. Walaupun heran, tidak dia hiraukan lebih jauh lagi. Ingatannya berkelana tentang apa yang Rangga ucapkan beberapa waktu lalu.
"Karena mereka mau para teroris itu mati. Mereka sengaja membiarkan Labas lewat walaupun tahu dia berbahaya dan bersenjata. Scenario itu berjalan mulus. Labas mengira dia akan baik-baik saja."
Olivia melangkahkan kakinya memasuki TPU dan orang yang berkerumun semakin banyak. Dia melihat banyak sekali pria yang memakai seragam hijau-hijau ala PDU AD.
"Gue agen mata-mata ganda, Ollie. Gue bekerja untuk para teroris dan juga mereka."
"Dimana lo taruh kesetiaan lo?"
"Ke pihak teroris? Lo bercanda? Gue bersedia jadi kaki tangan mereka karena harus dapetin Gatra. Kesetiaan gue ada sama mereka."
"Siapa mereka?Apa Irwan Oktavianto adalah salah satunya?"
Raut tegang Rangga sudah menjelaskan semuanya. Dia menegakkan tubuh lalu melihat Rangga dengan tatapan ramahnya yang biasa, membuat pria itu tak bisa lebih kaget lagi.
"Lo tau tipe kehancuran apa yang gue suka?" tidak ada jawaban. Olivia tersenyum tipis. "11-under destruction."
Olivia sudah memasuki pemakaman khusus tempat para korban tragedi kecelakaan pesawat. Makam Oliver ada di barisan terbawah dan terakhir, sisanya mereka dikelilingi oleh rerumputan kosong. Para perwira dan tentara AD berpakaian PDU bergerumul disana. Mereka melihatnya, memandangnya dengan iba dan memberikan jalan untuknya. Sedangkan dia tidak mempedulikan semua itu dan tetap berjalan menembus kerumunan.
"Gue mohon, Ollie. Gue tahu kesalahan gue udah gak kehitung lagi. Tapi biarin gue menebus kesalahan gue kali ini. Karena gue gak bisa melakukan hal itu lagi, hanya lo satu-satunya orang yang bisa."
Olivia mendengar isak tangis yang sangat menyayat hati ketika dia sudah sampai di barisan terdepan. Tanpa melihat siapa sosok itu, Olivia terus maju hingga tepat berada di depan makam Oliver.
"Siap-siap untuk merasa terkejut dan menjadi bangga. I'll carry what you carry on now," kata-kata yang pernah Oliver ucapkan terdengar di kepalanya. Entah apa maksud Oliver mengatakannya kala itu—namun mau apapun itu maksudnya, kini dia paham.
Oliver melakukan tugas yang seharusnya dia emban: melindungi Negara ini. Sebagai Perwira, seharusnya itulah yang dia lakukan. Tidak seharusnya Oliver mempertaruhkan nyawa demi tugas yang seharusnya Olivia emban.
"Thanks," lirihnya. Menatap pigura Oliver yang tersenyum kepadanya. "Now I'll take it back, Ver. Thanks udah menggantikan gue untuk sementara." Olivia berlutut satu kaki dan menjulurkan tangannya, mengambil kalung tag militer resminya berwarna perak yang dia tancapkan di dekat batu nisan saat memutuskan untuk menjadi anggota BIN.
KAMU SEDANG MEMBACA
Final Masquerade Series (#3) : Bring The Rain
Action🄵🄸🅁🅂🅃 🄳🅁🄰🄵 D18+ Ada pepatah yang mengatakan "Curiosity kills cat." Itu sangat benar. Rasa penasaran itulah yang membuat Olivia berani mengikrarkan diri menjadi seorang Jet Fighter Pilot. Mempertaruhkan jiwa, raga, masa muda dan juga ... nam...