Part 23 - Because I only believe you

2.3K 314 73
                                    

Play mulmednya ya. Di on loop sampai part ini habis.

So Say We All by Audiomachine

So Say We All by Audiomachine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"I need 9 air-to-ground munitions," bisiknya. "36° 52' North, 42° 59' East. In 7 minutes."

"Accepted."

Olivia mendesah pelan dan membenturkan sedikit kepala belakangnya ke tembok. Astaga ini adalah rekor terbarunya. Dia sudah ratusan kali terjun payung, tapi berlari keluar dari titik pusat pemboman dalam waktu kurang dari sepuluh menit? Tidak pernah! Dia lebih sering menjadi pihak yang menjatuhkan bom.

Entah ini akan berhasil atau tidak, tapi ... lari sekarang!

Sementara itu di pusat komando memberikan perintah yang diberikan Olivia kepada pilot F-15E.

"Fanta – one five – eagle allowed to drop nine munitions. 36° 52' North, 42° 59' East. Seven minutes count down."

Sang pilot telah menerima lokasi terbarunya dan segera memutar balik menuju sebelah barat pegunungan yang mengelilingi bendungan danau Dahuk.

Olivia sudah merayap disela-sela reruntuhan bangunan. Berlari dan meliuk-liuk agar tidak begitu terlihat oleh orang-orang di luar sana. Dia memutuskan untuk lari ke arah utara—tidak ke arah timur dimana pasukan Aram telah menunggu. Jalan keluarnya di blok karena pihak musuh sudah mengetahui ada bantuan berkumpul di sana.

Saat dia nyaris melewati sebuah gerobak yang terletak agak di depan, sekitar limabelas meter dari gerbang masuk, benda yang tertutup karung goni itu bergerak-gerak. Dia otomatis berhenti dan kembali mundur.

Sambil melihat-lihat situasi yang masih chaos, dia berancang-ancang untuk membuka karung goni itu. Pistolnya sudah berjaga-jaga jika saja makhluk di dalam sana ternyata musuhnya. Olivia menyibak tutupnya dan terpana melihat seorang gadis kecil—mungkin usianya sekitar tiga tahun—tengah menangis, kumal, dan kurus sedang mencoba merangkak keluar dari gerobak. Namun, kakinya dipasung.

Membuat segala usahanya sia-sia.

"Shit!" makinya. Dia segera mendekat dan mencoba melepaskan pasung kayu yang menahan kakinya.

Anak kecil itu menangis keras. Air matanya membasahi kedua pipinya yang tercoreng debu. Kedua tangan mungilnya memegang dan menarik-narik lengan baju Olivia. Seakan tahu kalau dialah yang akan menyelamatkannya.

Jam di pergelangan tangannya bergetar setiap semenit waktu yang telah dia habiskan. Getarannya sudah terasa dua kali, itu artinya dia hanya memiliki sisa waktu lima menit untuk keluar dari tempat ini sebelum diluluh lantak.

Dua orang lawan datang dari arah yang berlawanan—kanan dan kirinya. Olivia berdecak sebal. Sisa pelurunya tinggal satu dan dia tidak ingin membuangnya sia-sia. Jadi, ditaruhnya benda itu di dalam gerobak. Jauh dari jangkauan gadis kecil itu. Dia menunggu kedua lawannya mendekat baru lah meninju mereka secara bersamaan. Lawan yang berada di kanan dia tinju secara mendadak, sedangkan lawan yang datang dari kiri ditendangnya secara mendadak pula.

Final Masquerade Series (#3) : Bring The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang