Part 66 - Barang bukti

2.5K 309 83
                                    

On loop playing :

Wars of Faith - Audiomachine

Setelah sarapan, mereka membunuh waktu dengan bermain Ludo pada ponsel Sena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sarapan, mereka membunuh waktu dengan bermain Ludo pada ponsel Sena. Olivia sudah menang dua kali dan Sena sekali. Semangat Sena sangat membara kali ini untuk menyamakan kedudukan.

"Udahlah, kalah aja," ejeknya.

Sena berdesis. "Gak akan."

Lima menit kemudian Olivia menang lagi. Sena menempelkan wajahnya pada permukaan meja. Olivia tertawa senang dan mengejek pria itu dengan puas. Karena kesal, Sena tidak mau mengangkat wajahnya.

"Dih ngambek," Olivia tanpa sadar mengelus rambut pada kepala belakang Sena. "Udah mulai panjang nih rambutnya, ketauan Pak Andri didamprat nanti."

"Kak..." panggilnya setelah hening cukup lama, Sena bergeming. "Yee dia tidur dielus gini." Saat akan menarik kembali tangannya, Sena malah menahan pergelangan tangan Olivia dan menyuruh gadis itu untuk tetap meneruskan usapannya.

Olivia hanya bisa berdecak dan menuruti keinginan bayi besar itu. Tiba-tiba Sena mengangkat kepalanya dan menangkup tangan Olivia yang dipakai untuk mengelus rambutnya. Memainkan kelima jarinya.

"Ollie."

"Hmm?"

"Kamu udah sembuh?"

"Apanya?"

"Your back," ucap Sena tanpa suara.

Olivia menaikkan kedua bahu. "Karena di mention jadi inget. Tapi nggak sih, udah beberapa hari ini gak inget apa-apa."

Sena tersenyum lebar atas jawaban itu. "Omong-omong disini nungguin siapa?"

"Ntar juga tahu."

"Wah kemajuan!" Sena melongo.

"Apaan sih?" Olivia terkekeh.

"Biasanya kamu akan jawab 'Kepo'," Sena menggeleng tak percaya. Olivia memukul tangan Sena. Fokusnya teralihkan kepada screen saver ponsel Sena yang menyala di atas meja, menampilkan pop up pesan dan kemudian menghilang.

"Itu Blue Mountains kan?" tanyanya.

Sena mengangguk. "Kok tau? Pernah kesana?"

Olivia mengangguk semangat. "Dulu waktu liburan semester kelas 1 SMA. Sama Oliver dan 2 sepupu lain. Kita nyewa satu Villa selama tiga malam."

"Wah, saya belum kesampaian."

Olivia menatap permukaan meja dengan pandangan menerawang. "Disana indah. Waktu itu pilihannya antara Jayawijaya atau di luar aja sekalian. Dan kita pilih BM karena Safar merengek terus. Dia bilang sekalian mengunjungi teman barunya yang tinggal di Newcastle."

"Mau kesana lagi?"

Olivia menatap Sena. "I don't know. Well, yeah, maybe."

"Harus. Jadi tour guide saya sekalian."

Final Masquerade Series (#3) : Bring The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang