On loop playing :
Maroon 5 - AnimalsDia tidak bisa tidur semalam suntuk.
Lagipula, siapa orang yang bisa tidur dengan nyenyak setelah tau siapa tersangka dibalik kematian adiknya? Tidak ada. Apalagi dia sok berbesar hati melepaskan si tersangka dengan mudah. Dengan embel-embel tidak ingin adiknya makin sengsara dialam sana karena seseorang menggunakan namanya sebagai alasan untuk membalas dendam.
Walaupun dia memang ingin membunuh si tersangka sih.
Tapi tidak. Masih ada alasan yang lebih bagus untuk dipakai menghabisi orang itu.
Olivia membawa tubuhnya yang lesu ke kelas di lantai 2. Sebenarnya sudah tidak ada alasan baginya untuk hadir di kampus, karena secara garis besar tugasnya telah selesai. Dia sudah memegang identitas para teroris dan Alfino terbukti tidak bersalah. Hanya tinggal memberikan laporan lengkap kepada Pak Karta saja.
Tapi rasa membara itu belum hilang. Dia tidak ingin menjadi gila di apartemen dan berakhir mencari Rangga lalu membunuhnya dengan membabi-buta. Maka dari itu dia tetap hadir untuk membuatnya sibuk dan mengalihkan rasa amarah ke hal yang lebih positif.
Kelas masih setengah penuh atau setengah kosong saat dia tiba. Beberapa orang menatapnya heran dan penasaran. Olivia memang absen kadang-kadang. Dia tidak serajin itu.
Memberikan senyuman kecil kepada orang-orang yang masih menatapnya—dan untungnya dibalas dengan hal yang sama pula—dia berjalan ke barisan belakang dan duduk di pojok. Mengeluarkan MacBook-nya dari dalam tas dan membuat laporan untuk diberikan pada atasan. Beberapa saat kemudian, saat matanya secara tak langsung melihat beberapa orang datang ke arahnya, Olivia segera menyimpan draf dan menutup flip layar.
"Oy," seorang cowok dengan gaya rambut semi spike dan kumis tipis menyapanya lalu duduk di sebelahnya. "Tumben banget lo udah dateng."
Olivia tersenyum. "Lagi rajin, dong."
Cowok rambut semi spike bernama Bara, lalu ada dua orang lagi duduk di depan mereka: Galuh dan Jailani. Galuh si cowok bertubuh lumayan tambun dan Jailani adalah si tiang. Mereka sepertinya selalu bersama dan satu geng.
"Rezky mana? Bentar lagi masuk," tanya Galuh sambil mengunyah permen yang dijawab gelengan oleh Bara.
"Sibuk banget, San, kayaknya. Kemarin kemana gak masuk?" tanya Galuh.
"Kepo lo," timpal Jailani.
Olivia tertawa saja. "Ada urgent. Dan datengnya berkali-kali."
Mereka mengangguk serempak.
"Lo ketinggalan kuis Pak Yanto lho. Dua kali gak kuis lo bisa dimampusin sama dia," Jailani berseloroh. "Dia yang paling killer."
Dahi Olivia mengerut. "Ya makanya gue masuk sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Final Masquerade Series (#3) : Bring The Rain
Action🄵🄸🅁🅂🅃 🄳🅁🄰🄵 D18+ Ada pepatah yang mengatakan "Curiosity kills cat." Itu sangat benar. Rasa penasaran itulah yang membuat Olivia berani mengikrarkan diri menjadi seorang Jet Fighter Pilot. Mempertaruhkan jiwa, raga, masa muda dan juga ... nam...