Andriawan sangat terkejut ketika seorang Kartadja Barani datang menemuinya pada pagi hari. Jendral Besar di Badan Intelijen Negara itu tidak mungkin menyambanginya karena iseng saja, pasti ada sesuatu yang penting. Lagipula, mereka juga tidak begitu dekat. Mereka tidak pernah bersinggungan, entah itu dalam pekerjaan atau kehidupan normal.
"Silahkan duduk," Andri mengarahkannya pada sofa panjang di dekat jendela. "Maaf kalau jamuannya sangat terbatas. Anda datang tanpa pemberitahuan."
Kartadja terkekeh pelan mengetahui sindiran halus itu. "Tidak apa-apa. Saya hanya sebentar saja disini. Anda kan sibuk."
Andri duduk di single sofa dan menyamankan dirinya, berusaha untuk tidak terlalu terkejut. "Jadi, langsung saja. Apa yang membuat orang penting seperti anda kemari? Tanpa pemberitahuan."
Karta menyilangkan kedua tungkai kakinya yang panjang, mengetukkan jari-jarinya diatas lutut. "Tanpa pemberitahuan? Saya pikir dia sudah mengatakannya kepada anda."
Bingung. Tidak ada satupun orangnya yang memberitahukan kunjungan Karta pagi ini. Andri menarik napas dalam, mencoba mengingat kembali.
... saya harap bapak dapat mengosongkan sedikit ruang dan waktu untuk menemui seseorang besok pagi ...
"Maksudmu Olivia?" tanya Andri seraya mengerjapkan mata. Sejak kapan gadis itu berhubungan dengan orang ini?
"Betul," ujar Karta. Tidak lagi menyilangkan kakinya. "Saya kesini bermaksud untuk meminta izin kepada anda, Marsekal Muda Andriawan Sucipto, sebagai komandan dari Lettu Olivia Inge Wiryo, untuk saya jadikan salah satu staff lapangan dibawah naungan Badan Intelijen Negara. Saya benar-benar membutuhkan bantuannya. Saya berjanji untuk mengayominya dan melatihnya dengan baik, sebaik dia dilatih di Angkatan Udara."
Andriawan tidak dapat menyembunyikan raut terkejutnya lagi. "Bagaimana bisa anda mengatakan hal itu?"
"Lettu Olivia sendiri menyanggupinya, kami sudah berbicara. Kesanggupannya diambil secara sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Dia berkata bahwa kebetulan dia sedang lowong saat ini, dan bosan karena tidak boleh melakukan apapun."
Apa ini balas dendam karena dia belum memperbolehkan Olivia untuk kembali aktif?
"Seberapa besar anda membutuhkan bantuannya? Kenapa tidak mengambil dari staff aktif anda saja? apakah BIN sudah kekurangan orang sampai harus membawa anak buah saya?"
Karta tersenyum sopan. "Sangat – sangat – sangat membutuhkannya. Saya tahu persis anda pasti sadar kemampuan apa yang anak itu miliki. Saya ralat, kemampuan terpendam apa yang anak itu miliki. Anda pasti menyadarinya karena anda sudah bertahun-tahun membimbing anak itu, hanya saja tidak begitu mempedulikannya. Olivia jelas memiliki bakat dan saya dengan senang hati ingin membantunya untuk mengembangkan kemampuan itu."
"Apa anda sadar dengan risiko yang mengintai Olivia jika dia benar-benar bekerja disana?" tanya Andri tajam. "Olivia Inge Wiryo bukan pilot wanita biasa. Dia adalah pilot wanita termuda di negeri ini. Wajahnya sudah dikenali oleh media masa dan juga asing. Dia bahkan memenangkan latih tanding melawan Australia dan Korea Selatan satu setengah tahun lalu. Dia juga memenangkan Air Force Battling Championship melawan 50 negara. Wajahnya ada di majalah NYTM dan media masa di seluruh dunia setelah itu. Di bagian mana saya bisa mengizinkannya untuk bergabung dengan anda?"
Karta menarik napas tajam. Dia tahu akan sulit untuk mendapatkan izin. Tapi dia tahu apa yang dia lakukan. "Saya yang akan bertanggungjawab penuh jika terjadi sesuatu dengannya. Saya paham betul siapa sosok Olivia yang saya ajak untuk bergabung. Wajahnya sudah tidak bisa disembunyikan lagi. Tapi anda juga tahu siapa saya, Pak Andriawan. Saya sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia tidak pasti ini. Saya akan melindunginya. Lagipula, saya hanya membutuhkannya untuk di satu misi. Setelah selesai, dia boleh kembali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Final Masquerade Series (#3) : Bring The Rain
Action🄵🄸🅁🅂🅃 🄳🅁🄰🄵 D18+ Ada pepatah yang mengatakan "Curiosity kills cat." Itu sangat benar. Rasa penasaran itulah yang membuat Olivia berani mengikrarkan diri menjadi seorang Jet Fighter Pilot. Mempertaruhkan jiwa, raga, masa muda dan juga ... nam...