Part 6 - You're grounded

3K 324 36
                                    

Play the media, please.




A week after.

Olivia sudah tiba di depan gapura pintu masuk Provost saat ponselnya bergetar. Sambil membalas sapaan Kak Doni—seniornya, yang menjadi security jaga shift siang—dia merogoh saku depan jeansnya dan ada panggilan dari Teguh—salah satu anggota squad Tokek Mercon.

"Halo? Iya kenapa? Gue udah di depan—"

"—Pak Indra ada di depan pintu rumah lo." Tuut.

Olivia melotot kepada ponselnya sebelum berlari dengan kecepatan maksimal. Tidak dihiraukannya lagi sapaan dari orang-orang yang mengenalnya. Jarak dari pintu masuk Provost ke rumah dinasnya adalah 500 m. Jadi, yeah, dia harus berlari sejauh itu setelah berjalan santai dari lampu merah depan jalan Halim PK.

Dia baru kembali dari gym renang dan sengaja turun di dekat lampu merah karena ingin berjalan di trotoar sepanjang jalan itu. Menikmati sejuknya angin sore dan memang ingin berlama-lama saja melamunkan diri. Karena sesampainya di rumah dinas, ada banyak sekali hal yang harus dia lakukan.

Beberapa menit kemudian, dia sudah melihat lapangan sepak bola yang sudah ramai dengan anak-anak. Memperebutkan bola dan beberapa lainnya menyoraki dari pinggir lapangan. Ayo, dikit lagi!

Dia sudah melihat rumah bercat coklat dan ada jeep hitam yang terparkir di garasi. Karena larinya terlalu cepat dan lupa untuk direm, Olivia melompati gerbang rumah setinggi satu meter itu dan berhenti di halaman rumah. Seorang pria berusia pertengahan tiga puluhan menatapnya datar dengan tangan yang menyilang di depan dada.

Napasnya masih seperti banteng setelah adu rodeo, namun Olivia berdiri tegak memberikan sikap hormat dengan tangan menekuk sudut 45°. "Sersan Mayor Olivia siap melapor!"

Setelah membalasnya, Pak Sutrisno Indrayakti—Tactical Lead Pasukan Inti—bertanya, "Dari mana kamu?"

Tactical Lead atau pimpinan taktik berfungsi sebagai pimpinan dari suatu misi penerbangan pesawat tempur.

Olivia menurunkan lengan dan hanya berdiri tegak dengan kedua tangan mengepal di sisi tubuh. "Siap! Gym renang, Pak!" jawabnya tegas.

Indra mengangguk pelan. "Oke. Sikap siaga, selesai."

Kedua bahu Olivia terkulai lemas sambil menghembuskan napas keras. Dikarenakan sikap siap dan hormat, dia tidak bisa mengambil napas sebanyak mungkin setelah berlarian bak dikejar anjing gila.

"Pasti kamu kaget melihat saya ada di depan rumahmu." Kata Indra. Tubuh besarnya bersandar pada dinding di samping pintu.

Olivia dengan jujur mengangguk.

"Kamu sudah tahu jadwalnya kan?"

Olivia mengangguk lagi.

"Dan kamu kehilangan focus beberapa waktu ini."

Olivia mengerjap dan menatap Tactical Lead alias Leader Pack-nya dengan perasaan kalut. Indra tersenyum kecil sebelum melanjutkan.

"Saya tahu kamu masih belum move on dari kejadian itu. Masih terlalu dini juga kalau saya memaksamu melalukan hal itu. Kehilangan memang berat. Dan saya akan semakin terlihat tidak punya hati kalau saya bilang 'kejadian itu seharusnya tidak membuat kamu terpuruk.'"

Olivia mengatupkan rahangnya dan menunduk menatap kedua kakinya. "Maaf."

"Dimaafkan. Tapi walaupun begitu, saya harap kamu bisa professional menjalankan tugas. Jangan buat para atasan dan...saya...tentunya...menyesal karena telah mengambil kamu untuk mengisi posisi kosong ini." jelas Indra dengan pelan. "Dan jangan lupa sama komandan kamu yang sudah memohon-mohon juga, terutama."

Final Masquerade Series (#3) : Bring The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang