Keep on hearing :
Limitless by NCT 127Jam belum menunjukkan pukul 5 tapi Olivia sudah rapih. Semalam dia mendapatkan pesan dari Fara yang meminta untuk diantar ke Puncak. Ada acara organisasi kampus yang diadakan disana selama tiga hari dua malam, katanya. Olivia melaju dengan kecepatan maksimal yang bisa diambil pengguna jalan tol, dia tidak boleh melewatkan subuhan di kosan gadis itu.
Mobilnya berhenti di kosan Putri Dedi Utami yang berada di kawasan Gandaria Utara, tepat pukul 5 lewat 30 menit. Kosan ini terdiri dari empat lantai dan lebih mirip seperti mini apartemen karena pintu tiap kamar ada di dalam rumah, bukan berjejeran ke samping di luar. Fara sedang menata barang di garasi kos saat dia tiba.
"Kak Ollie!" Fara menghambur ke pelukannya. "Kangeeen!"
Olivia membalas pelukan itu dengan erat. "Kamu agak demam. Yakin mau ikut?"
Fara mengangguk dalam pelukannya. "Iya dong. Aku ketua panitianya. Gak mungkin gak ikut. Lagian disana aku dibantuin kok, kalau capek nanti aku bilang ke dosen pembinanya."
Olivia mengangguk sekali. "Oke. Kalau ada apa-apa langsung kabarin. Sana masukin barang-barangnya. Kakak mau numpang solat dulu."
"Far, ada siapa?" seorang gadis muda lainnya muncul di pintu utama. Mengangkut selang dispenser.
"Kak, ini temenku si Beby. Dia juga panitia disana. Beby, ini kak Olivia. Kakaknya Oliver."
Mata Beby membulat jernih. Menyodorkan tangannya untuk berjabat. "Oh halo kak. Beby Driani. Fara sering cerita tentang kalian ke aku."
"Olivia," dia tersenyum manis dan membalas jabatan. "Bisa tolong anterin aku ke aula atau ke mana gitu? Belum subuhan."
"Anterin gih, gue yang masukin barangnya ke mobil," suruh Fara.
"Ayo kak," Beby berjalan mendahului ke dalam kos.
Di dalam dia bertemu dengan si pemilik kos yang ternyata adalah senior Fara di kampus. Sedang menempuh pendidikan S2. Olivia sekalian berkenalan dan meminta tolong untuk menjaga Fara. Dia juga bertemu dengan beberapa tetangga kos Fara yang lainnya, berkenalan dan meminta tolong hal yang sama. Beby mengantarnya ke aula sederhana yang kebetulan sedang disulap menjadi mushola mini. Olivia membungkuk hendak mengambil air wudhu, namun perasaan mengganjal yang tak enak di punggung belakangnya sangat menggangu. Akhinya dia mengeluarkan Glock-nya dan ditaruh di westafel.
Lima belas menit kemudian, ibadahnya selesai dan langsung keluar untuk membantu membenahi barang-barang. Tapi yang dilihatnya adalah Fara sedang berbicara dengan seorang cowok di dekat gerbang kos. Cowok itu terlihat setengah merayu dan memaksanya.
Olivia mendekat dengan gaya santai. Berdiri semeter di belakang Fara.
"Siapa, Far?"
Kedua anak adam itu tersentak kaget. Fara mengerjap bingung kepadanya lalu kembali menatap cowok itu. "Maaf, saya udah dianter sama kakak saya, kak. Tim Koord yang lain sepertinya masih butuh bantuan, kakak bisa kesana aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Final Masquerade Series (#3) : Bring The Rain
Ação🄵🄸🅁🅂🅃 🄳🅁🄰🄵 D18+ Ada pepatah yang mengatakan "Curiosity kills cat." Itu sangat benar. Rasa penasaran itulah yang membuat Olivia berani mengikrarkan diri menjadi seorang Jet Fighter Pilot. Mempertaruhkan jiwa, raga, masa muda dan juga ... nam...