Olivia mengelus kepala Fara dengan lembut dan penuh kehati-hatian. Gadis itu kelelahan setelah menangis 2 jam penuh kemudian berkata akan istirahat, tapi dengan satu syarat; Olivia harus menemaninya. Mengelus kepalanya seperti yang sering dilakukan Oliver ketika menina-bobokannya.
Olivia tentu saja setuju. Dia rindu dengan adik kecilnya itu. Dan merasa bersalah karena telah membiarkan Fara melalui semua ini sendirian. Well, Olivia tidak akan pernah sanggup membandingkan rasa tersiksa mereka saat kehilangan Oliver.
Mereka semua tersiksa.
Mereka semua sakit.
Waktu yang akan menyembuhkannya, namun Olivia tahu bahwa tidak sepenuhnya luka itu sembuh. Hanya butuh sekali lagi kecelakaan agar luka itu kembali terkoyak.
Semua orang harus melihat foto Oliver, memeluk benda yang berhubungan dengannya, atau bahkan mendengar suaranya untuk kembali bisa merasakan sakit luar biasa itu. Tapi Olivia tidak butuh itu semua.
Dibandingkan semua orang, cara Olivia merasakan sakit jauh lebih mudah.
Dia hanya perlu bercermin dan dijamin akan langsung jatuh seketika.
Kenyataan bahwa mereka kembar yang tidak terlalu identic membuatnya kesal dan lega disaat yang bersamaan. Saat dia bercermin, rindunya terhadap Oliver akan terobati namun juga rasa sakit itu akan datang, secara bersamaan menghantamnya.
Bahkan, Olivia menghancurkan seluruh cermin yang dia temui dengan kepalan tangannya. Tidak sanggup untuk melihat wajahnya sendiri. Kebiasaannya menatap mata lawan saat bicara juga sudah jarang dilakukannya, karena dia bisa melihat pantulan wajahnya dalam mata orang lain.
Olivia tak sanggup. Dan dia kesal karena menjadi lemah seperti ini.
Olivia terkekeh pelan. Apakah dia harus operasi plastic?
Fara melenguh pelan, berbisik mengatakan; bahwa dia mencintainya dan Oliver. Berjanji akan berubah walaupun sulit.
Gadis mungil nan manis, namun lebih tangguh dari yang terlihat. Muchafara Awita, adik-ketemu-besar-nya dan kekasih hati Oliver ini memang dapat mengejutkan siapapun dengan tingkah lakunya.
"Aduh, Olli. Gue gak tahan ih! Fara kalo lagi tidur kayak anak kucing. Minta dicium banget."
"Wah bahaya ini! Mulai besok lo kalo ngedate gue intilin!"
"Buat apa anjir?"
"Ya iyalah. Nanti kebablasan gimana goblo? Gue gamau ya Fara melendung duluan."
"Gue gak sebangsat itu, ya, please."
Olivia terkekeh pelan mengingat perkataan Oliver. Memang benar, Fara seperti anak kucing kalau sedang tidur. Damai dan semakin nyaman bila kepalanya dielus.
Setelah berita pesawat yang dibawa Oliver jatuh dan menghilangkan nyawa beberapa orang—termasuk adiknya—Fara menderita depresi sedang yang berhasil menghancurkan tubuhnya. Gadis itu harus dirawat, diawasi dengan ketat oleh psikolog dan dokter gizi karena bobot tubuhnya menurun drastis.
Olivia terlalu sibuk dengan rasa sakitnya sendiri sehingga tidak tahu kabar ini. Namun ketika dia mengetahuinya, tidak ada satupun orang yang berbaik hati memberikan info lebih lengkap. Entah apa tujuan mereka menjauhkan Fara darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Final Masquerade Series (#3) : Bring The Rain
Aksi🄵🄸🅁🅂🅃 🄳🅁🄰🄵 D18+ Ada pepatah yang mengatakan "Curiosity kills cat." Itu sangat benar. Rasa penasaran itulah yang membuat Olivia berani mengikrarkan diri menjadi seorang Jet Fighter Pilot. Mempertaruhkan jiwa, raga, masa muda dan juga ... nam...