Part 17 - GAME OVER

2.3K 272 58
                                    

don't forget to play the music^^








I need a gingerbread man, the one I'll feed
The gingerbread man, the one I'll eat
One who's always crazy
Never calls me baby
That's the one I want
All you boys are not him, him

Sambil mengisi absensi keperluan penerbangan, maksudnya persiapan khusus apa saja yang dia butuhkan sebelum membawa jet, Olivia melirihkan sebuah lagu. Tangannya berhenti ketika sudah mencapai pada kolom Pills.

Uh, ini...entahlah. Apa dia butuh ini? Karena sejujurnya dia belum pernah membawa jet terlalu lama dalam sekali terbang. Maksimal rekornya adalah 11 jam. Rekor jaraknya adalah menerbangkan F-16 A dari Aceh ke Merauke dalam kecepatan sedikit-diatas-standard yang bisa jet itu berikan.

Sedangkan situasi yang akan dia lalui sekarang amatlah jauh berbeda. Ini bukan simulasi standar atau zona latihan yang wilayah langitnya sangat familiar. Ini perang! Perang. Tidak ada yang tahu berapa lama dia akan menerbangkan burung besi itu.

"Olivia."

Dia mendongak ke samping dan menemukan Pak Doddy yang memperhatikan paper absensinya.

"Ya?"

"Jangan diisi karena dosis yang mereka kasih agak beda. Mungkin mereka pakai dosis standard prajurit disini." katanya sambil mengetukkan jari diatas tulisan Pills.

Olivia mengedip dua kali sebelum kembali melihat kertasnya diatas meja. Uh...oke, tidak. Pil Go tidak sepenting itu untuk tubuhnya. Sepertinya, sih.

Selama misi kebutuhan operasional atau masa perang, komandan dapat mengesahkan penggunaan pil "Go" dan "No-Go" sehingga pilot dapat dengan cepat mengubah ritme sirkadian mereka ke zona waktu mereka.

Pil "Go" berfungsi agar pilot tetap terjaga untuk penerbangan. Dan pil "No-Go" agar pilot mendapatkan tidur yang cukup untuk reaklimatisasi ke zona waktu baru. Sebelum menggunakan pil ini, mereka harus diuji coba di lapangan untuk memastikan pilot memiliki reaksi yang dapat diprediksi dan stabil.

Obat-obatan ini diberikan atas kebijaksanaan komandan untuk keperluan operasional, di bawah pengawasan ahli bedah penerbangan, tentunya. Keputusan untuk menggunakan pil ini tidak dianggap enteng oleh komandan karena kemungkinan perilaku kognitif yang merugikan saat menggunakan obat-obatan ini.

Lagipula, dokter ahli penerbangannya tidak pernah membawa urusan pil-pil ini lebih lanjut ketika masa pelantikannya sebagai pilot dulu. Jadi, sebaiknya dia tidak mengambil pil ini. Tidak sekarang.

"Pak Doddy pakai?" tanya Olivia sambil menandatangani absensinya.

Pria yang berusia 45 tahun itu menjawab. "Dextroamphetamine sama Zolpidem."

Dextroamphetamine atau Dexedrin adalah salah satu pil "Go", dan Zolpidem adalah pil "No-Go".

Rasanya cukup beruntung dia tidak memerlukan pil-pil itu. Tapi dia agak dibuat kesusahan dengan jet-lag setelah berbelas-belas jam mengendalikan flight. Apakah sebaiknya dia mulai bertanya kepada dokternya setelah mereka kembali ke tanah air?

Olivia meninggalkan mejanya dan mendekati komandannya yang sedang berdiri di belakang tiang besar, mengobrol kepada komandan dari tim lain dengan bahasa arab. Dia menerima kertas itu dan mengeceknya sebentar. Mulutnya terbuka, bersiap menanyakan sesuatu.

"No pills?"

Olivia menggeleng. Kenapa komandannya terlihat kaget begitu? Atau jangan-jangan hanya dia yang tidak menggunakan pil? Seriously?

Final Masquerade Series (#3) : Bring The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang