Part 68 - Tidak berbohong

2.9K 333 90
                                    

On loop playing :

Reach The Top - Fearless Motivation

Ana sudah menggeledah ruangan Direksi dan seluruh lantai di 3 lantai teratas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ana sudah menggeledah ruangan Direksi dan seluruh lantai di 3 lantai teratas. Namun, tidak ada yang ganjil ataupun mencurigakan. Rey datang tak lama setelah dia memeriksa ruang rapat terbesar yang dimiliki gedung itu.

"What's going on?" cecar pria itu saat menemukan Ana terduduk di salah satu kursi ruang rapat.

"Olivia ngirim gue pesan. Jaga orangtuanya, katanya, sama cari hal apapun yang mencurigakan. Masalahnya makna pesan ini tersirat secara general. Gak secara spesifik. Apa yang harus gue curigai? Orangnya kah? Atau benda-benda di sekeliling gue?"

"Sudah dikonfirmasi ulang?"

"Telponnya udah gak aktif," Ana memindai ruangan ini sekali lagi. "Oke mungkin emang gak ada hal yang serius. Samperin orang tuanya gih!"

Rey beranjak dan memasuki ruang Direktur. Pria itu mudah membaur dengan para orangtua. Ada kesedihan yang mendalam di mata ibu Olivia saat menatap Rey. Mungkin dia teringat dengan almarhum anak lelakinya. Ana tersenyum kecil lalu menutup pintu ruangan tersebut dari luar. Dia bertanya kepada sekretaris kemana jalan menuju atap gedung. Head Office dari Ferrum Tech International Inc. ini memiliki gedung yang sangat besar dan sangat tinggi. Luas areanya mungkin mencapai setengah hektar dan gedungnya bertingkat 45. Salah satu gedung tertinggi di Jakarta. Gedung ini menampung lebih dari 1000 orang.

Ana melihat gumpalan awan yang berada cukup dekat darinya. Dia menarik napas dan mengaitkan helaian anak rambut yang terbang tertiup angin kencang ke belakang telinga. Semakin tinggi sebuah benda, maka terpaan anginnya semakin kencang. Ya Tuhan, semoga memang tidak ada apa-apa.

Ana berbalik namun terdengar suara raungan mesin jet yang jaraknya seperti sejengkal diatas kepalanya. Sekujur tubuhnya merinding karena mengingatkannya dengan kejadian Maria. Dia menoleh dan mendongak. Sebuah jet melintas di atas langit, terbang rendah. Mungkin sekitar 10000 kaki atau sekitar 3048 meter diatas permukaan laut. Atau mungkin lebih, tapi tetap tidak menyentuh angka 15000 kaki. Ana menyipitkan mata untuk melihat lebih jelas.

"Kayak Falcon ... atau Sukhoi?" namun saat melihat ekornya, Ana mengangguk. "Definitely Falcon."

Tangannya memainkan ponsel namun matanya tidak lepas dari pesawat Falcon yang sudah menjauh itu. Kenapa Falcon? Karena tulang rusuk sirip yang menekuk ke atas di bagian belakang jet tersebut hanya ada satu. Berbeda dengan Sukhoi yang memiliki dua Fin Rib Structure.

"Rey ... apa ada jadwal khusus AURI fly low hari ini?" biasanya seperti itu. Ada alasan khusus kenapa jet mereka diharuskan terbang rendah. Dan mereka pasti akan confess ke public tentang alasannya. Pesawat apalagi pesawat tempur tidak diizinkan terbang serendah itu karena memiliki dampak buruk.

"Gak ada berita apapun," jawab Rey yang membuatnya semakin penasaran. Ana mematikan sambungan dan menelpon atasannya, menanyakan hal yang sama.

"Ada satu Falcon terbang sekitar dibawah 15000 kaki di sekitaran Sudirman. Saya berada di atap gedung Ferrum Tech ... ya, Pak ... baik."

Final Masquerade Series (#3) : Bring The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang