Part 48 - Prioritas nomer satu

2.2K 253 66
                                    

Play the media :
No One Knows Who We Are by Kaskade

Olivia merasa dia perlu bersama dengan Rangga, entah kenapa. Jadi, ketika dia melihat motor pria itu melintas di jalan depan gedung, dia tak segan-segan berteriak menyuruhnya berhenti. Dia ingin sekali berbincang dengan Rangga, namun saat di ruang rapat, tempat mereka sangat berjauhan. Dan lagi, Rangga terlihat sibuk berbicara dengan seseorang di sampingnya.

Olivia memaksa ikut kemanapun pria itu pergi, yang tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Rangga. Namun, siapapun tahu kalau keinginan tuan puteri harus dituruti jika tidak ingin kehidupannya diusik lebih lama lagi.

Rangga memberinya syarat: harus membantu pria itu berbenah rumah! Yang tentu saja disanggupinya.

Akhirnya, Rangga menyerah. Dan disinilah mereka, di rumah dinas Rangga.

Olivia membuka baju atasan dinasnya dan melemparnya ke atas kasur Rangga, menyisakan tank top putihnya yang kali ini ukurannya normal-normal saja. Dia melihat-lihat ruang tamu yang lumayan berantakan dan mulai membersihkannya. Menyapu, membersihkan debu, lalu mengepel lantai. Rangga sendiri sedang membereskan dapur.

"GA, MAU BURGER KING, GAK?" teriaknya ketika selesai mengepel.

"YA!"

Olivia melempar alat pel ke ruangan janitor mini buatan yang terletak di samping teras lalu masuk lagi ke dalam kamar pria itu. Mengambil ponselnya yang berada di kantung baju. Dia memesan 6 porsi Cheeseburger dan King Chicken Fillet, dua porsi Cheesy Rasher Fries dan 2 Super Float Milky Tea. Setelah itu dia memutuskan untuk mandi karena tubuhnya sangat berkeringat setelah berbenah.

Ketika dia memasuki area dapur yang berada di sebelah kamar mandi, dia melihat Rangga sedang membungkuk membersihkan area bawah kompor.

"Mau dibantuin juga gak?"

"Gak usah," balas pria itu tanpa menatapnya.

"Ga, mau mandi. Tapi gak bawa baju ganti."

"Ambil di lemari."

"Yaaasss ..." kata Olivia sambil masuk ke kamar mandi. Hanya butuh sepuluh menit untuk merasa segar kembali. Ketika usai, Rangga sudah tidak ada disana. Sayup-sayup terdengar suara pria itu di area teras ketika Olivia hendak ke kamar.

Olivia mnggendikkan bahu lalu memasuki kamar dan mengunci pintu. Dia membuka lemari Rangga dan mencari baju yang sekiranya bisa dia pakai. Akhirnya dia memilih kaus putih Rangga yang lumayan longgar dan tetap memakai celana pendek setengah pahanya. Karena dia tidak memakai bra, dia memutuskan untuk melapisi bajunya yang menerawang dengan sweater abu-abu. Ketika hendak mengembalikan tumpukan baju ke lemari, dia melihat benda yang mirip seperti ujung moncong pistol—mengintip dari lapisan baju paling bawah. Tanpa perasaan apapun, Olivia mengambilnya tanpa mengangkat lapisan baju.

"Emang pasukan kita pakai DE ya?" lirihnya ketika memperhatikan pistol yang sangat tidak asing di genggamannya itu.

Ketika ingatannya hendak terlempar ke masa-masa kelam, Olivia buru-buru menggeleng lalu menaruh kembali pistol itu. Lapisan terbawah lipatan baju diangkatnya, dan dia malah menemukan hal lain.

Sebuah pigura.

Olivia tersenyum ketika menemukan foto Rangga yang memakai baju SMP-nya. Tsk, pria itu ternyata sudah tampan sejak dulu. Senyumnya sangat lebar sambil membawa medali emas. Entah dari olimpiade apa. Lalu ada seorang pria yang juga tak kalah tampannya di sebelah Rangga. Merangkul Rangga sambil mengulas senyuman menawan.

Tunggu sebentar ... sepertinya wajah pria ini tidak asing. Olivia pernah bertemu dengannya. Dia yakin sekali. Tapi dimana? Kapan?

Tok tok tok. "Ollie? Sudah belum?"

Final Masquerade Series (#3) : Bring The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang