On loop play :
Audiomachine - Guardians at the Gate
Siang itu, setelah menyelesaikan kegiatan kampusnya, Olivia kembali mendatangi makam sang adik. Dia ingin sekali terkejut—namun sayangnya sudah tidak bisa—melihat Rangga disana. Hanya menatap nisan dan foto Oliver dalam diam, seperti tak peduli senja akan segera tiba. Olivia menarik napas dalam lalu melangkah mantap.
Mendengar suara langkahnya, Rangga berbalik dan cukup terkejut menemukannya disana. Olivia berhenti di sebelah pria itu lalu menatap bunga-bunga yang barusaja ditabur. Dia meletakkan sekantung bunga dan sebotol air yang dia bawa ke samping makam.
"Apa gue harus merasa kaget ngeliat lo disini?" tanyanya pelan, sarat akan kegetiran.
"Gue—"
"Thanks," potongnya. "Lo udah menyempatkan diri untuk datang dan memberikan doa. Padahal kalian sama sekali gak pernah saling kenal."
"Lo sering cerita tentang dia," balas Rangga, nada suaranya masih tenang. "Itu bikin gue ikut merasa kalau gue juga dekat sama Oliver."
Olivia tersenyum tipis lalu memandang foto Oliver yang selalu tampak bersih. Keluarganya membiarkan foto itu disana—dan entah kapan akan diambil. Foto Oliver memakai seragam pilot dengan tiga garis putih berjejeran diatas kedua bahunya. Bingkainya terbuat dari bahan tahan air dan karat, jelas kualitas terbaik. Dan pihak makam juga tidak merasa keberatan untuk mengelap kaca foto ketika membersihkan makam.
"Apa lo sering dateng tanpa sepengetahuan gue?" tanya Olivia lagi tanpa melihat pria itu.
"Cukup sering."
"Then you doing boys talk?" Olivia menyeringai kecil. "Aw, gue merasa sudah gak dibutuhkan sama lo lagi. Biasanya lo cerita ke gue, kan?"
"Kind of," Rangga menghela napas. "Siapa bilang? Gue masih suka cerita ke lo, kok."
Olivia menghadap Rangga sepenuhnya. "So tell me," tersenyum lebar, dia melanjutkan. "Whatever you've said to Oliver."
Rangga menatapnya pada manik mata. Mereka saling memandang sesaat sebelum Rangga berbicara. "Gue Cuma bilang kalau gue benar-benar minta maaf atas kehilangan yang udah lo dapetin. Olivia adalah gadis yang kuat dan dia gak perlu merasa bersalah atas kepergian adiknya. Karena dia benar-benar gak salah dan ... gue berharap keadilan akan ditegakkan."
Olivia mengerjap. "Ada lagi?"
Rangga menggeleng pelan. Mereka dilanda keheningan yang pekat setelah itu, namun mereka masih saling menatap. Tidak ada yang mau mengalah berpaling. Olivia menggali sedalam yang dia bisa dan mendapatkan apapun yang bisa dia dapatkan lewat tatapan elang Rangga. Dan ketika dia menadapatkan kekerasan hati dan rasa amarah, Olivia tidak bisa menahannya lagi.
"Apa lo pernah merasa kehilangan, Ga?" bisiknya.
Rangga sedikit oleng, tidak menyangka akan diberikan pertanyaan seperti itu. Benar. kalau diingat-ingat, Olivia nyaris tidak memiliki pengetahuan apapun tentang keluarga pria itu. Kecuali tentang orangtua Rangga yang pensiunan PNS dan seorang adik laki-lakinya yang sedang kuliah di Singapura. Hanya itu. Dia tidak pernah tahu bagaimana pria itu menjalani hari-harinya saat remaja, siapa cinta pertamanya, atau apa yang sebenarnya dia inginkan untuk masa depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Final Masquerade Series (#3) : Bring The Rain
Action🄵🄸🅁🅂🅃 🄳🅁🄰🄵 D18+ Ada pepatah yang mengatakan "Curiosity kills cat." Itu sangat benar. Rasa penasaran itulah yang membuat Olivia berani mengikrarkan diri menjadi seorang Jet Fighter Pilot. Mempertaruhkan jiwa, raga, masa muda dan juga ... nam...