Part 55 - Good job, Olivia

2.6K 293 41
                                    

Keep on hearing :

Superheroes by The Script

Olivia mengganti perban luka dengan pikiran yang campur aduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Olivia mengganti perban luka dengan pikiran yang campur aduk. Pagi ini kepalanya sangat penuh dan ingin meledak. Dia memikirkan banyak hal. Meneliti hasil karyanya di depan cermin westafel, Olivia mengangguk puas. Hasil bebatannya tidak begitu buruk, walaupun sedikit berantakan. Setidaknya luka itu tertutup sesuatu yang bersih.

Jam menunjukkan pukul 7 pagi, rasa lapar mulai datang. Padahal dia sedang tidak berselera untuk menelan apapun. Tapi demi kesehatannya yang sudah memburuk, dia pergi ke Loewy untuk menikmati English Breakfast kemudian melaju ke tempat Haris.

Setelah membuntuti Rangga kemarin, dia langsung menuju apartemen dan mencetak beberapa gambar yang berhasil didapat kacamata berlensa. Kemungkinan terburuk sudah dia pegang erat-erat, agar tidak ada keterkejutan yang berlebihan.

Dia tidak suka kejutan, dalam hal apapun.

Jeepnya menepi di sebelah semak-semak yang lebat dan tinggi. Semak-semak ini rasanya tumbuh sangat cepat dari terakhir kali dia melihatnya. Bagusnya, Jeepnya jadi lumayan tersembunyi. Olivia sudah memberitahu Haris kalau dia akan tiba dalam beberapa menit, dan untuk membuka 'pintu masuk' untuknya.

Benar. Markas ini punya dua gerbang. Gerbang pertama ada di bagian dinding terluar, yakni sekitar 500 meter dari gedung—lokasinya membaur dengan masyarakat dan berfokus untuk memantau siapa saja yang sedang mendekat dan melaporkan keadaan. Gerbang kedua yang berada 200 meter dari gedung bertugas untuk memeriksa kendaraan yang akan masuk ke gedung. Lokasinya sudah jauh dari pemukiman dan mereka bebas melakukan apapun disini.

Olivia masuk ke ruangan Haris, sebelumnya memberikan ucapan terimakasih kepada salah seorang anak buah yang sudah mengantarnya. Pria itu sedang menonton siaran Masterchef di tv plasma dan ada laptop yang menyala di pangkuannya.

Olivia melempar sebuah amplop cokelat ke atas meja, persis di sebelah kaki Haris yang tengah menyilang. Pria itu—tanpa mengalihkan pandangan—mengambil amplopnya. Mengomentari salah seorang peserta yang payah sekali dalam melakukan plating.

"Gue heran deh sama acara-acara beginian," kata Haris sambil menggeser tubuhnya, memberi ruang untuk Olivia duduk. "Kayak terlalu memuaskan kalangan jet set. Makanan sekecil itu mana kenyang buat gue. Kenapa mereka gak ngundang para TNI yang habis kerja di perbatasan atau baru pulang dari perang? Give 'em pleasure as gratitude for guarded the country and saving their ass. Lebih berguna. Dan lagi, kita juga makan apa aja yang penting kenyang."

Well ... "Karena kalangan jet set punya uang lebih dan mereka gak cepet puas sama apa yang udah mereka dapetin."

Haris manggut-manggut mendengar penjelasannya. "Kayak elo gitu? Lo pasti sering kan makan di tempat kayak gitu?"

Olivia menatap datar. "Untuk bagian gue 'sering makan di tempat kayak gitu' itu benar. Tapi statement tentang gue 'orang kalangan jet set' itu kurang tepat."

Final Masquerade Series (#3) : Bring The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang