Part 61 - Kapan kamu akan berhenti?

2.4K 289 55
                                    

On play :

The K2 official Main Theme Song

The Script - Superheroes

Mereka bertiga saling pandang saat gedoran itu muncul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka bertiga saling pandang saat gedoran itu muncul. Zain yang paling pertama sadar dari kekagetan dan menelpon seseorang.

"Kalau ada apa-apa, call saya aja ya, kak. Insya Allah saya cito."

Calx sudah panik sedangkan Pak Eka sudah ketakutan di balik selimutnya. Dia menggumamkan nama keponakannya berulang kali. Calx memberanikan diri untuk membuka pintu kamar dan mengecek Danil. Bocah itu sudah tidak ada dimanapun.

"Dia gak ada di ruang tengah."

"Tolong periksa kamarnya diatas!" pinta Pak Eka.

Calx mengangguk dan segera keluar. Zain masih mencoba menghubungi nomer itu namun sialnya tidak kunjung diangkat. Dia menelpon untuk yang ketiga kalinya, keempat kali dan hasilnya nihil. Gedoran di pintu sudah mereda namun ketakukan Zain malah kian menjadi. Dia menelpon Calx untuk memantau dari kamar Daniel.

"Dia sendirian. Menelpon seseorang. Saya curiga kalau dia nelpon temen-temennya yang lain."

"Danil aman?"

"Aman, Pak. Dia langsung kabur ke kamar."

"Kamu bersembunyi disana saja. Jaga Danil!"

Zain menutup sambungan dan langsung menutup rapat-rapat goden kamar Pak Eka dan mengunci pintunya.

"Saya gak tau itu bisa menahan mereka berapa lama, tapi saya tidak berhenti mencari bantuan," katanya.

Pak Eka mengangguk gelisah, bibirnya tak berhenti meracau tanpa suara, memanjatkan doa untuk keselamatan mereka.

Tiga puluh menit yang terasa mencekam harus dilalui mereka. Zain tidak bisa keluar, pasti salah satu dari mereka sedang berjaga saat ini. Meminta bantuan untuk memasuki rumah. Lima menit setelahnya, gedoran datang lagi namun kali ini lebih kencang. Mereka mendengar suara gedebum yang sangat keras dan sepertinya pintu rumah sudah berhasil di bobol.

Oh tidak.

Zain menggeser lemari pendek—dibantu oleh Pak Eka—untuk menahan pintu kamar. Saat gedoran itu datang, pintu bergetar namun berhasil diredam oleh lemari. Tahu-tahu terdengar suara letusan peluru. Kenop pintu rusak dan mereka mendobraknya lebih keras. Zain sudah bersiap-siap dengan seluruh benda yang bisa dijadikan alat membela diri. Pintu akhirnya menjeblak terbuka dan lemari itu terjatuh.

Zain memukul pria paling depan dengan guci kecil pajangan ke area kepala. Pria itu kesakitan dan mundur, namun si pria paling belakang sudah menodongnya dengan pistol. Belum apa-apa sudah kalah.

"Pak Eka, ayo keluar bersama. Angkat kedua tangan kalian keatas."

Mereka berdua menurut, karena tidak ingin ada yang terluka. Di ruang tengah sudah ada Calx, Danil memeluk pria itu dengan erat sambil menutup mata. Mereka semua didudukkan ke sofa panjang.

Final Masquerade Series (#3) : Bring The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang