11 August

2.9K 296 16
                                    

[Author]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Author]

Drrrttt...

"Halo?"

'J–Jongin.. Ini Jimin..'

"Jimin-ah ? Waeyo ?"

'Aku tidak masuk nanti. Aku izin lagi. Mianhae.'

Pip

Langsung dimatikan begitu saja oleh Jimin. Jongin yang sedang berada di kelas di bawa rasa penasaran dari Jimin. Yang ia khawatirkan adalah suara Jimin sangat parau. Sayangnya ia tidak pernah tau rumahnya dimana. Mumpung ada Ara yang sedang membaca buku novel di sebelah kanannya, ia langsung menepuk pundaknya.

"Hm?" Gumam Hyomi. "Kau tau rumah Jimin?" Hyomi hanya menggeleng kepalanya dan tetap membaca. Jongin hanya menatap Hyomi kesal. Ia pun menuju temannya yang satu lagi, Taemin. "Taemin. Tau rumah Jimin?" Ia juga menggeleng kepalanya. Sungwoon? Ia juga tidak tau. Ke siapa lagi ia harus bertanya?

"Kau dekat dengan Jimin nde ?" Tanya Sungwoon. Jongin hanya mengangguk. "Aku penasaran dengannya. Aku dan Taemin ingin tau tentang Jimin. Ia lebih agak pendiam. Kau pasti tau semuanya bukan?" Ingin berteman hanya karena penasaran? Jongin sudah biasa dengan hal itu. Jongin hanya meng-iya-kannya saja.

"Aku ingin pergi ke rumahnya. Sayangnya aku tak tau dimana."

"Mengapa tidak tanyakan kepada dosen saja? Pasti dia punya informasi yang jelas."

.
.
.
.
.

Hubungan keluarga. Jimin selalu menghiraukan hal tersebut. Ia berada di bohongi oleh semua keluarga Kim. Ekspektasinya sangat tidak sesuai dengan realita. Jimin selalu berharap bahwa semua berubah. Tapi tidak. Tinggal sendirian di rumah keluarga Kim, di buang disana. Percuma saja jika mereka menghabiskan tenaga untuk mengadopsinya.

Jimin juga lelah yang setiap hari bersedih terus menerus. Ia hanya ingin mengakhiri semuanya. Bolehkan Jimin mendapatkan kasih sayang sebelum kepergiannya nanti?

.
.
.
.
.

"Rumah Park Jimin? Aku tau. Ini alamatnya." Dosen tersebut memberi kertas bertuliskan alamat rumah Jimin. Jongin lantas langsung mengambilnya dan berterima kasih kepadanya. Mereka semua pun langsung bergegas ke rumah Jimin. "Tunggu dulu! Kau mau bolos kuliah?"

"Ini penting dosen! Kami akan kembali. Kalau bisa." Dosen hanya memperbolehkannya saja. Mereka pun langsung keluar dari ruang dosen tersebut dan segera pergi ke rumah Jimin.

"Kalau lari akan menghabiskan banyak waktu!"

"Aku kuliah menaiki mobil. Ayo." Berkat Sungwoon, semua pun terencana dengan lancar.




























Jimin mengunci dirinya di kamar mandi. Ia terduduk di lantai. Sebenarnya ia tak tau apa yang ia pikirkan. Ia sudah menyiapkan semua alat yang ia perlukan untuk melakukan perbuatan tersebut. Jimin mengambil alat tersebut. Tangannya bergetar hebat saat memegang alat tersebut.

"Nyonya Kim.. Hoseok-hyung, Taehyung, Jongin, Hyo, appa.. M–Mianhae.. Hiks.. Hiks.."

Jimin tak kuat melakukannya. Ia malah terisak hebat. Ia sangat belum siap. Tapi alam tidak menyukainya. Alam membencinya.

"T–Tuhan.. K–Kau.. Menyayangiku bukan?"

.
.
.
.
.

Mereka semua pun sampai di rumah Jimin. Tanpa basa basi mereka langsung masuk sembarangan dan mencari Jimin ke setiap ruangan. Alhasil mereka tidak menemukan Jimin. "Jongin tunggu! Aku mendengar suara tangisan. Arahnya dari sana." Lirih Taemin. Karena Taemin menunjuk arah kamar mandi, mereka pun langsung mengecek tempat tersebut.

"Jim?" Jongin berusaha membuka pintunya namun sama sekali tidak bisa. "Jim! Jimin!" Jongin terus mendengar suara isakan dari dalam. Tapi ia terus mendengar isakan. "Jimin kumohon buka pintunya, ini J–Jongin.."

.

Di dalam Jimin terus menangis sambil memeluk lututnya. "J–Jongin kumohon pergilah.. Biarkan aku hidup damai.."

.

"Tak bisakah kau cerita terlebih dahulu kepadaku? Kami disini selalu mendukungmu walaupun kau sedang merasa kesusahan Jim. Kami akan mendengarkan semuanya."

.

"Kau mau tau ceritaku? Kau mau tau?























tak ada seorang pun yang menyayangiku. Aku bagaikan sampah di dunia milik kalian."

🌴 to be continued

APAPUN YANG TERJADI, JANGAN MENYERAH! ADA KEJUTAN DIBALIK SEMUA INI DAN AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA!
TRUST ME!

tell me you love me | park jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang