10 September

2K 206 5
                                    

[Author]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Author]

Jimin sudah rapih dan ia tinggal menunggu hyung-nya menjemputnya untuk pergi ke Jepang. Jujur ia sedikit gugup dan takut. Kalian pasti tau alasannya. Jimin berdiam diri di ruang tamu sambil menunggu kedatangan hyung-nya. Sekarang sudah jam 4 pagi, ia memang harus berangkat pagi agar cepat sampai.

Jimin memainkan tangannya kemudian menggumamkan sebuah nyanyian agar ia tidak bosan saat menunggu. Setelah bosan menyanyi ia beralih ke dapur untuk mengambil segelas air. Setelah itu ia meneguk airnya sampai habis dan menaruhnya. Ia menghembuskan nafasnya seraya melihat ke arah jam.

Jiminieee! Hyung tiba!

Mendengar sahutan itu, Jimin langsung lari ke depan untuk membukakan pintu. Ia membuka kenop pintu kemudian melihat semua hyung-nya memakai baju tebal, tas dan barang apapun untuk di bawa ke bandara hingga sampai di Jepang. Jimin tersenyum tipis kemudian menarik kopernya keluar untuk di taruh di bagasi mobil. Mereka membawa dua mobil, 1 untuk barang dan mungkin sebagian orang di sana dan satu lagi juga sama halnya tapi lebih dominan orang di mobil yang satu ini.

Namjoon mengambil koper Jimin kemudian menaruhnya di bagasi. Jimin melamun. Apakah ia tidak siap lagi? Apakah ia berpikir untuk membatalkannya lagi? Entahlah. Tapi, satu hal, ia tidak melihat Yoongi. Aah, ia melihatnya. Di mobil dan ia tertidur. Mungkin ia tidak memiliki rasa semangat untuk pergi ke Jepang karena ada seorang Park Jimin.

Jimin yakin dengan itu.

Akan tetapi, ia tidak ingin membuat hyung-nya kecewa dengan membatalkan perginya.

.
.
.

Setelah melakukan sesuatu yang mungkin terbilang ribet di bandara, akhirnya mereka bisa duduk di kursi pesawat dan bersiap menuju Jepang. Ada yang duduk bertiga dan berdua. Jimin duduk bersama Seokjin dan Hoseok, Jungkook bersama Taehyung, dan Namjoon bersama Yoongi. Jimin terus menginterogasi Yoongi, jujur ia tidak enak jika keadaannya seperti ini. Ia sudah bersikap santai tapi itu tidak berhasil.

Bahkan rasanya duduk di kursi ini saja tidak nyaman. Jimin menundukkan kepalanya memejamkan matanya. Seokjin yang merasa ada yang aneh dengan teman duduknya ini langsung menoleh dan berusaha menatap wajah mungil miliknya. Ia tau kondisi Jimin sedang tidak baik-baik saja.

"Jimin? Gwaenchana ?"

"Mwo ? Aah, nde.. nan gwaenchana. W-Waeyo ?"

"Hm? Tidak apa-apa. Hanya bertanya."

Jimin mungkin memilih untuk tidur saja. Ia berusaha membuat posisi senyaman mungkin kemudian memejamkan matanya.

tell me you love me | park jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang