[Author]
"Lihat, akhir-akhir ini Jimin sangat bahagia."
"Benar. Mungkin hidupnya sudah 100% berubah lagi."
Brak!
"Kalian bisa diam tidak sih!? Jangan membicarakan dia! Apa salah dia dengan kalian sih?" Tegur Sungwoon. Keduanya pun langsung diam dan mengganti topik pembicaraan. Sungwoon pun kembali bicara dengan temannya dengan perasaan kesal.
"Lagian apa salahnya sih kalau dia bahagia?" Ucap Sungwoon. Taemin pun langsung terkekeh. "Biarkan saja. Jimin belum datang ya? Tumben sekali." Sungwoon pun seketika juga langsung menyadari Jimin yang belum datang.
"Jongin! Ini untukmu!"
"Eh? Apa ini?"
"Dengar-dengar ibumu sakit. Cepat sembuh ya!"
"Taemin.. Lihat itu? Itu bukannya Jennie ya?" Bisik Sungwoon. Taemin hanya mengangguk-anggukan kepalanya setuju. "Mereka sedang–" Taemin spontan langsung duduk rapih begitu juga dengan Sungwoon.
' Aish.. Guru ini datang di saat yang tidak tepat. '
"Selamat pagi semua. Hari ini Park Jimin tidak masuk karena katanya ia sedang tidak enak badan dari kemarin malam."
"Jimin penyakitan ya ssaem ?"
Taemin dan Sungwoon yang mendengar itu pun tidak terima. Mereka hanya menatap yeoja itu penuh dengan tatapan dendam, kesal dan lainnya yang bercampur aduk.
"Mengapa kau bicara seperti itu aish.. Mungkin ada sesuatu yang terpikir olehnya. Sudahlah ayo belajar!"
.
"Tidak ada Jimin tidak seru ya." Sungwoon pun mengangguk. Kemudian, mereka melihat Jongin yang ingin duduk bersama mereka tapi ia urungkan. "Jongin!" Panggil mereka berdua. Jongin pun menoleh sesaat.
"Sini!"
Ia menggeleng. Ia lebih memilih duduk bersama Taeyong dan yang lainnya. "Hanya masalah ia dan Jimin, ia jadi lebih sensitif. Memangnya ibunya mati?" Sungwoon pun langsung memukul pundak Taemin. "Bicaramu!"
"Kau habis darimana?" Tanya Seokjin dingin. "Sesuatu yang tak perlu kau ketahui." Seokjin pun langsung menutup bukunya ketika mendapat jawaban itu dari Yoongi. "Yoongi jawab hyung-mu!" Langkahnya pun terhenti.
"Yoongi!"
"Hey! Siapa kau? Mana hyung-ku!? Aku tak mengenal dirimu!"
Yoongi pun langsung meninggalkan Seokjin sendirian disana. Seokjin tau maksud Yoongi tadi. Tapi apa salahnya ketika ia membantu Jimin? Ia sangat kasihan. Punya orang tua? tidak. Kasih sayang? tidak. Peduli kepadanya? tidak.
Seokjin berpikir seakan-akan dunia sangat tidak adil kepadanya. Seokjin hanya takut Yoongi melakukan hal macam-macam ke Jimin. "Dasar brengsek! Aku mendiaminya karena kau! Jika kau melakukan sesuatu kepadanya, kau melanggar aturan, Yoongi." Ucap Seokjin dengan penuh amarah.
Ia pun kembali membaca buku dan menenangkan amarahnya kembali. Sungguh apa yang terjadi kafe kemarin sangatlah terpaksa. Ia rindu kepadanya. Melihat senyumnya yang terukir saja sudah membuat dunianya.
"Jiminie.. maafkan hyung."
.
.
."Hey Sungwoon! Bagaimana kalau pulang sekolah nanti kita ke rumah Jimin?" Ajak Taemin. Sungwoon pun mengangguk setuju. "Ayo! Sekalian menjenguknya!"
"Kita kesana memang mau menjenguknya, bodoh!"
Kringg
Bel pulang sekolah pun bunyi. Taemin dan Sungwoon pun langsung merapihkan peralatan mereka dengan memasukannya ke tas mereka. "Ayo cepat!"
"Tunggu, Sungwoon! Aku yang mengajak kau malah duluan!"
"Mau kemana mereka?"
"Paling ke rumah sialan itu."
Tok Tok Tok
"Jim! Jiminie! Ini Taemin dan Sungwoon!"
Tok Tok Tok
"Jiminie!!! Buka pintunya– Eh, pintunya tidak terkunci." Taemin pun dan Sungwoon langsung masuk ke dalam. "Gelap sekali. Kemana dia?"
.
.
.
.
.Dddrrrttt..
"Bukankah ini temannya Jimin? Halo?"
...
"Ya? Ada apa?"
...
"K-Kalian tidak bercanda kan..?"
🌴 to be continued
negative thinking is bad ya!
try to not give negative thinking 😉APAPUN YANG TERJADI, JANGAN MENYERAH! ADA KEJUTAN DIBALIK SEMUA INI DAN AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA!
TRUST ME!
KAMU SEDANG MEMBACA
tell me you love me | park jimin
Fanfiction[ 박 지민 ] JANGAN DITIRU! [REVISI] JIMIN x BTS Park Jimin. Bocah yang sama sekali tidak pernah merasakan kasih sayang dalam hidupnya. Itu juga dimulai saat ia berada di panti asuhan. Ia memilih untuk membunuh dirinya daripada menanggung semuanya sendi...