21 September

1.7K 181 25
                                    

[Author]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Author]

Hari selanjutnya tiba dan Jimin masih ragu. Jujur saja ia merasa takut. Ia takut kalau ia akan ditipu lagi seperti dulu dan seperti kemarin. Ia sudah banyak ditipu dan Jimin muak akan hal itu. Apakah dirinya terlalu bodoh sehingga gampang untuk ditipu? Ia terlalu lemah untuk semuanya.

Tapi tidak lagi, ia harus kuat, berusaha bersikap kuat sebelum kematian terencananya. Ia sudah siap. Memang seharusnya ia mati dari dulu kalau seperti ini jadinya.

Jimin putus asa.

Tapi di sisi lain, ia penasaran apa yang ingin Hoseok katakan kepada dirinya. Jika ia tidak datang, ia akan menyesal. Tapi, jika ia datang, ia takut kalau dirinya akan diperlakukan tidak baik lagi.

Jimin takut kalau ia akan mengambil keputusan yang salah lagi seperti dulu. Ia cukup trauma dengan semuanya.

"Hyungie.. hiks.. aku harus apa?"




































"Yeorobun lihat! itu Park Jimin!"

"Mana!? si anak sialan itu kah? sepertinya iya. Sudah lama kita tidak bermain. Mari kita bermain."

.
.
.

Jimin sudah memilih keputusannya. Dan ia memilih, ia akan pergi ke taman untuk menemui Hoseok. Ia jalan dengan lesu menuju taman dan dengan pandangan yang kosong. Orang-orang yang melihat Jimin sudah seperti melihat mayat hidup.

Jimin tidak peduli jika atensi menujunya, ia hanya ingin menyelesaikan urusannya dengan Hoseok lalu ia bisa istirahat nantinya.

"Hey Park Jimin! Ingat aku?"

Jimin terdiam saat ada seseorang yang menghalangi jalannya. Jimin menatap orang itu, dan ternyata dia adalah orang yang membully Jimin semasa ia masih kuliah. Lee Taeyong. Jimin terdiam sambil menatap mereka.

Jimin berjalan ke samping tapi si pembully itu menghalangi jalannya lagi. Ia tertawa melihat tingkah Jimin.

"Jangan diam saja, bodoh. Kau menjadi anak malas sekarang ya? Selalu saja malas sekolah. Kau sangat pucat, tidak pernah makan ya?"

"Kan ia tidak pernah punya uang. Ia selalu minta enaknya saja dari keluarga Kim itu."

Ternyata ada beberapa orang lagi di belakang Jimin. Ia semakin tidak menyukai hawa di sini. Ia ingin menghindar tapi pasti tidak akan semudah yang ia bayangkan.

"Kau tau kan apa yang akan terjadi jika orang idiot disiram air?"

BYURRR

Jimin tersentak kaget saat mengetahui ada air yang mengalir dari atas kepalanya hingga ke bawah kakinya. Semua teman si pembully ini menyirami Jimin dengan air yang botol untuk minum.

"Sepertinya masih kurang. Aku masih ada dua."

Ia menyuruh temannya lagi untuk menyirami Jimin. Dan totalnya, 3 kali Jimin terkena siraman dari mereka. Jimin mengusap wajahnya dengan tangan mungilnya.

"Oh iya, ia akan menangis dengan lemah."

Jimin langsung menatap si pembully ini dengan sinis. Dirinya sudah basah kuyup dan ia sangat muak dengan semuanya.

"Aku.. Aku tidak mengerti lagi. Kau selalu saja membully-ku, bahkan setelah tidak bertemu lagi. A–Aku sangat tidak mengerti."

Semua orang yang membully Jimin langsung terdiam saat mendengar anak ini mengeluarkan suaranya.

"Aku.. sangat tidak mengerti. Mengapa kalian begitu membenciku karena kedudukanku? Apa kalian puas? Apa kalian puas setelah melakukannya!?"

Air mata Jimin kembali jatuh. Dengan wajahnya yang masih basah. Jimin mengusap air mata yang turun melalui matanya itu.

"T–Tapi.. tidak bisakah kalian memperlakukanku seperti kalian memperlakukan orang yang kalian senangi? O–Orang yang kalian perlakukan dengan baik? Tidak bisakah? Aku juga lelah!"








"JIMIN! kau kenapa!? Kami menunggu lama di taman."

Hoseok dan Seokjin yang melihat Jimin dengan basah kuyup itu langsung mendekatinya, bahkan Hoseok melepas jaket yang ia kenakan untuk dipakaikan ke Jimin. Jimin malah menjauh dari mereka. Ia menggeleng kemudian membiarkan air mata yang ia tahan daritadi jatuh dengan deras.

"Tinggalkan aku sendiri hyung. Maaf tapi tidak hari ini. Batalkan saja semuanya. Aku hanya ingin sendiri."

Jimin langsung melarikan diri dari mereka semua. Lari dari semua orang yang memperlakukannya dengan tidak layak. Ia sungguh lelah dengan semua ini. Semakin hari malah semakin buruk. Ia kecewa dengan semuanya.

Ia benar-benar muak dengan dunia yang luas ini.

🌴 to be continued

sorry for typo! makasih yaa bua semuanya yang udah baca cerita aku.. ❤

APAPUN YANG TERJADI, JANGAN MENYERAH! ADA KEJUTAN DIBALIK SEMUA INI DAN AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA!
TRUST ME!

tell me you love me | park jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang