hehe, maap aku skip kejadian kemaren :3
[Jimin]
Aku membuka mataku. Aku sudah ada di apartemenku saja? Hal terakhir yang kuingat adalah aku tertidur di pelukan Jin-hyung. Rasanya hatiku masih sakit mengingat ucapan itu.
28 August,
"Hiks.. hiks.. hiks.."
Tok tok tok
Mendengar suara ketukan itu membuatku langsung berdiri dan menghapus air mata ini dengan cepat. Sebelum itu aku juga membasuh wajahku terlebih dahulu.
Cklek
"T–Taeyong?"
"Aku tidak lama-lama disini. Aku juga mempunyai berita untukmu."
"A–Apa?"
"Seingatku namanya adalah.. Jung.. kook! Ya, Jungkook! Ia menyuruh sunbae-mu itu untuk menjauh darimu. Sunbae-mu bilang jangan beritahu Yoongi. Aku mendengarnya waktu itu."
"Hah?"
Ucapan Taeyong mengingatkan aku terhadap sesuatu. Ya, Yoongi-sunbae. Aku hama mereka. Haha, mungkin memang benar. "Terima kasih, Taeyong. Lebih baik pulang." Aku pun menutup pintunya dan kembali ke ranjangku. Rasanya aku ingin pergi. Aku ingin bumi ini menelanku hidup-hidup.
Tapi aku teringat akan sesuatu. Ya, aku memiliki 75 hari. Omong-omong ini hari ke berapa ya? Waktu.. Cepatlah berjalan. Aku tidak akan mengkhianati janji ini.
"Jimin sudah bangun?"
Suara itu. Aku pun langsung menoleh. "Tae? Kenapa–"
"Jin-hyung menceritakan semuanya. Diam. Aku tak peduli dengan sekolah dan Yoongi sialan itu."
"Tae! Dia adalah h–"
"Bullsh*t Jim!"
Aku pun langsung terdiam. Aku baru tau ia bisa sekasar ini. Ia pun langsung membawakan aku air dan menyuruhku untuk meminumnya. "Turuti aku. Aku sedang kesal dengan sialan itu." Aku hanya mengangguk dan meminum.
"Matamu masih bengkak. Aku akan ca–"
"Tae.. jebal.. aku bukan anak kecil lagi. Aku juga bukan keluarga kalian. Maafkan aku sudah masuk ke keluargamu dan menghancurkannya. Sekarang tolong bilang ke Jin-hyung dan Hoseok-hyung untuk berhenti menjagaku. Aku sudah cukup besar."
"Diam Jim! Biarkan aku melakukan ini! Aku tak peduli!"
"Bagaimana jika Yoo–"
Grep
"Diam."
Hangat. Pelukan ini sangat hangat. Aku hanya butuh kasih sayang. Sepertinya ia sedikit mengerti sekarang. Aku menyukai ini. Maaf tuhan, tapi aku agak sedikit egois sekarang. Aku ingin melupakan kenangan buruk itu.
"B–Baiklah."
Aku pun menatapnya sambil tersenyum kecil. "Jin-hyung mungkin akan datang nanti. Tunggu saja." Aku mengangguk. Suasana pun sedikit canggung sekarang. Hingga pada akhirnya ia membuka topik pembicaraan.
"Apa yang Yoongi lakukan padamu?"
"Tae–"
"Jawab Jim."
"Aku akan menjawabnya kalau kau memanggilnya dengan hyung. Aku lebih tua darimu. Aku bukan anak-anak." Kulihat ia hanya mengangguk dan memutar bola matanya malas. Ini adalah sisi Taehyung yang baru kulihat.
"Jadi apa yang ia katakan?"
Jujur saja aku takut untuk mengucapkannya. Aku tak mau ia menyakitinya.
"Jim katakan!"
Aku tetap saja masih terdiam. Aish.. Aku sangat takut. "Jim aku su–"
"Baiklah! Tapi.. kau harus janji kepadaku untuk tidak meluapkan emosimu kepadanya. Pendam ini Tae. Kau tak mau sesuatu buruk terjadi? Jaga janji ini."
"Baiklah cepatlah!"
"Yoongi-hyung.. ia bilang.. aku adalah.. hama keluarganya."
Taehyung pun langsung membulatkan matanya. "Apa!? Be–"
"Tae kau janji.."
Cklek
"Jimin?"
"Jin-hyung ?"
Jin-hyung pun langsung menghampiriku dan memelukku. "Bagaimana kondisimu?" Aku hanya tersenyum dan mengatakan aku baik-baik saja. Kami bertiga pun duduk bersama dan mulai berbicara lagi. Aku senang dengan kehadiran mereka.
Tapi, aku tau aku tak bisa berlamaan lagi bersama mereka. Tapi aku cukup bersyukur jika seperti ini. Hidupku terasa sedikit bewarna.
[Author]
"Janjimu. Hancur. Lihat saja. Kim Seokjin."
🌴 to be continued
permintaan terpenuhi, double up terjadi~
hibernasi dulu gaes 🙌
APAPUN YANG TERJADI, JANGAN MENYERAH! ADA KEJUTAN DIBALIK SEMUA INI DAN AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA!
TRUST ME!
KAMU SEDANG MEMBACA
tell me you love me | park jimin
Fanfiction[ 박 지민 ] JANGAN DITIRU! [REVISI] JIMIN x BTS Park Jimin. Bocah yang sama sekali tidak pernah merasakan kasih sayang dalam hidupnya. Itu juga dimulai saat ia berada di panti asuhan. Ia memilih untuk membunuh dirinya daripada menanggung semuanya sendi...