12 October

1.2K 151 8
                                    

[Author]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Author]

"Annyeonghaseyo, Jeonghan-ssi."

"A–Annyeonghaseyo, Seokjin-ssi.. bukankah ini terlalu formal..?"

"Anieyo. Aku ingin bicara denganmu soal Jimin. Aku terus terang saja nde ? Kau berbohong kan?"

Jeonghan bungkam. Ia harus memberitahu apa ke Seokjin? Bahwa Jimin akan melarikan diri ke Busan? Ia juga tidak terlalu ikut campur urusan Jimin.

"I–Itu.."

Jeonghan sungguh pusing dibuatnya. Pria itu mengatakan bahwa ia tinggal di Busan, sementara temannya mengatakan bahwa Jimin akan jalan-jalan bersama temannya ke Busan. Jelas sekali kalau ia akan melarikan diri bukan?

Jadi, ia harus memberitahu apa ke Seokjin?

















"Jeonghan-hyung ! Aku izin ke– eoh.."
















"Jimin?"

"Jin-hyung..?"

Akhirnya, Jimin dan Seokjin bertemu. Baiklah, Jeonghan akan mundur dalam urusan mereka karena keduanya sudah bertemu.

"Kau sedang apa di sini!? Kau mengenakan.. Jimin kerja di sini!?" Jeonghan hanya mengangguk.

"Mianhaeyo, Seokjin-ah. Saat itu aku memang bertemu Jimin di jalan dan–"

"Aku memang ingin melamar kerja di sini. Aku.. rindu bekerja, hyung." Potong Jimin.

"Nde. Ia ingin melamar kerja dan.. aku menerimanya."

Seokjin hanya bisa menatap keduanya dengan tatapan yang sangat mengintimidasi. Ia berada di antara percaya dan tidak percaya. Mengapa Jeonghan tidak memberitahunya juga kalau Jimin bekerja di sini?

"Mian, Seokjin-ah. Aku lupa memberi– aah ani, aku tidak sempat menyelesaikan kalimatku."

Seokjin bangkit dari kursinya kemudian menepuk pundak Jimin. "Sekarang lepas pakaian kerjamu dan kau akan berhenti bekerja sekarang. Maaf, Jeonghan-ssi. Jimin tidak lagi bekerja di sini."

Belum sore hari, Jimin baru saja datang dan melanjutkan pekerjaan, Seokjin sudah menyuruhnya untuk mengundurkan diri. Tapi tidak apa-apa, besok ia juga akan pergi.

"Sebelum pergi, kau akan kuberi gaji untuk terakhir kalinya."

"Aah.. tidak usah repot-repot, hyung !"

"Gwaenchana. Terima kasih karena sudah bekerja di sini, Jimin-ah."

Jimin mengangguk kemudian membungkuk.

Kali ini, Jimin berdua dengan Seokjin dalam perjalanan pulang menuju Rumah Jimin. Untung saja jarak kafe ke Rumah Jimin tidak terlalu jauh. Seokjin juga tidak membawa mobil hari ini.

Keduanya terdiam, fokus berjalan saja sambil ditemani angin dan suasana canggung.

"Jimin-ah.. kau ini kenapa, hm? Ke rumah hyung tidak pernah lagi. Dan kau bekerja?" Seokjin memulai pembicaraan. Jimin tau Seokjin kecewa. Lagipula untuk apa? Jimin berhak bukan untuk memenuhi kehidupannya sendiri?

"Jiminie, kau tau kan kalau hyung menyayangi dirimu? Hyung sangat menyayangi dirimu. Eomma dan appa juga menyayangimu, Jim. Jadi.. emm... kita ini memang keluarga. Aku harap kau masih mau menerima kami lagi setelah–"

"Hyung. Jimin tidak pernah membenci kalian sedikit pun walau kalian suka menyakitiku. Tapi.. aah itu rumahku. Sampai jumpa, hyung. Pulang dengan–"

Seokjin tidak peduli lagi mau Jimin mengatakan apapun. Ia memeluk Jimin saat ini. Memeluk adiknya. Memeluk bagian keluarganya yang hilang.

"Hyung menyayangimu arra ? Sampai jumpa lagi, nae dongsaeng."

Jadi.. seperti ini rasanya dipeluk dengan kasih sayang yang tulus? Sangat nyaman. Dan juga berat karena mungkin hanya Seokjin yang bisa memeluknya sekarang. Hanya Seokjin yang dapat memeluk Jimin untuk terakhir kalinya.


























Jimin masuk ke dalam rumahnya kemudian menidurkan dirinya di sofa. Ia menatap tiket yang berada di meja itu. Menatap dengan bingung.

Tanpa ia sadari, air mata menetes dari wajahnya. Jimin terus menatap tiket itu dengan air mata yang mengalir dengan deras.

"H–Haruskah aku ikut... atau tidak? Hiks.. mengapa menjadi sangat berat? Apa yang sebenarnya kumau? Hiks.. apa yang aku mau saat ini, nanti dan selamanya?"

Jimin terus terisak sambil memandangi tiket menuju Busan dari Hyomi itu. Ia sungguh dilanda kebingungan. Ia ingin pergi karena ia sudah tidak kuat, di sisi lain ia ingin menetap dan berbahagia bersama keluarganya.

Apa yang harus Jimin lakukan?



















"Haruskah.. aku memilih tujuanku yang dari lama aku tulis..?"











🌴 To Be Continued

Update sedikit early hari ini 😊🙌

Sebelum menuju ending, aku mau tau dong kesan2 kalian yang baca buku tidak jelas ini 😭

Maaf banget kalo ga jelas, tapi semoga roller coaster cerita ini terasa ya 😐
DAN JUGA makasih bangetttt yang udah baca sampe banyak banget, wow takut. Makasih banyak lhoo aaaa krn suda menghabiskan waktu di book tidak jelas ini 😭😭😭💜💜💜

SEE YAAAAAA~

tell me you love me | park jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang