11 September

2K 209 20
                                    

[Author]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Author]

Jepang. Akhirnya mereka bisa berlibur ke Jepang setelah kemarin memilih waktu untuk beristirahat terlebih dahulu. Full hours ini penuh dengan canda tawa Keluarga Kim. Tapi, tidak untuk Jimin. Si mungil itu terus merenung sambil memikirkan sesuatu yang terus mengelilingi kepalanya. Sesekali ia tersenyum ketika hyung-hyung itu membicarakannya atau mengajaknya berbicara. Tapi, ia lebih memilih untuk diam.

Jimin tidak menikmati semua ini.

Pada dasarnya, pertahannya runtuh. Ia bangkit dari ruang tamu itu kemudian menuju kamarnya tanpa pamit ke hyung-nya. Seokjin yang merasakan hawa tidak enak dari Jimin langsung berhenti ketawa. Semua adik-adiknya termasuk dirinya beralih menatap Jimin yang pergi dengan kondisi lesu. Mungkin, Seokjin tau penyebab semua ini. ' Apakah aku terlalu memaksa kehadiran jimin? Entahlah. '

Sementara saat tiba di kamar, Jimin duduk di ranjangnya kemudian menangis. Entah apa yang terjadi kepada dirinya rasanya ia ingin saja menangis. Merasa suaranya akan ketahuan, ia beralih menuju kamar mandi di kamarnya dan ia bisa puas menangis dengan suarannya di sana. Ia menyalakan suara air melalui keran agar hyung-nya tidak curiga.

Tubuhnya merosot dan ia meremas jaket bulu-nya. Ia menangis sekencang mungkin, membiarkan ruangan ini menggema dengan suara tangis yang menyakitkan milik seorang Park Jimin. Tangannya naik untuk meremas rambutnya. Ia tidak tau apa yang terjadi tapi, hatinya sangat sakit rasanya. Ia seperti tidak kuat menghadapi kenyataan lagi.

Jimin? Kau di dalam?

Jimin sedikit mereda dari tangisnya ketika ia mendengar suara seseorang dari luar kamar mandi. Ia memfokuskan pendengarannya untuk mencari tau siapa sosok itu.

Jimin-ah ?

Seokjin.. Jimin sudah tak peduli. ia hanya ingin sendiri dengan suara tangisnya. Bukan sebuah hyung-nya untuk menemaninya.

Jimin? Kau sedang mandi?

Tapi, ia tidak bisa fokus semenjak mendengarkan suara hyung-nya itu.

Jimin-ah !

"GEUMANHAE ! AKU INGIN SENDIRI! JANGAN GANGGU AKU LAGI, JEBAL !" Teriaknya sambil menutup telinganya.

Jimin-ah, kau menangis di dalam sana. keluarlah. Menangis di pelukan hyung.

Jimin menggeleng. Ia ingin sendiri.

Jimin-ah.

"GEUMANHAE ! SUDAH KUBILANG AKU INGIN SENDIRI!"

Prangg

Pisau cukur terjatuh tepat di sampingnya. Jimin sempat terkejut melihatnya. Tapi, melihat benda itu.. emosinya menurun. tangannya mengambil benda itu perlahan.

JIMIN-AH JANGAN BERLAGAK TIDAK SOPAN KEPADA HYUNG !

Gotcha, Jimin mendapatkan benda itu. Satu hal lagi. Ia membutuhkan pergelangan tangan kirinya.


























































"Ini buruk. Kondisi mentalnya mulai terganggu. Ia terlalu terpuruk akan kesedihannya yang ia lalui selama ini. Ia bisa saja melakukan percobaan bunuh diri kapan pun jika tingkat emosinya meningkat dan saat ia termenung. Ini sangatlah berbahaya untuk Jimin. Ia harus dibawa ke psikiater."

"B–Baiklah.. tapi, Jimin baik-baik saja kan?"

"Kondisinya stabil sekarang. Ia hanya kekurangan banyak darah tapi ia masih bisa selamat karena pisau itu tidak mengenai urat nadinya."

"Aah.. syukurlah. Arigatou gozaimasu, isha."

"Sama-sama, Seokjin. Kami akan memindahkan pasien ke ruang rawat inap. Saya permisi."

Dokter itu pergi meninggalkan pemuda-pemuda itu di luar ruangan UGD. Setelahnya mereka semua bisa bernafas lega mendengarnya. Tidak untuk Yoongi. Ia tidak memiliki perasaan apapun. Mereka melihat seorang perawat yang membawa Jimin yang masih terpejam damai di ranjang ke ruang rawat inap.

' Jimin.. kau berhutang penjelasan kepada hyung. '































"Emh.. h-hyung ? A–Apa yang terjadi? K–"

"Seharusnya aku yang bertanya. Mengapa kau melakukan percobaan bunuh diri, hm?" Tanya Seokjin dengan dingin. Suara itu berhasil membuat Jimin menciut ketakutan. Hoseok mendekat kemudian menenangkan Seokjin.

"Cukup, Jim. Apa kau tak lelah karena kau terlalu memikirkan kesedihanmu itu, hm? Kita ini bukan di Korea. Hyung ingin membuatmu menjadi rileks di sini, bukannya melakukan percobaan bunuh diri seperti tadi!"

Jimin terdiam. Bahkan menatap hyung-nya saja tak berani.

"Hyung sudah berusaha membuatmu lupa tentang kesedihanmu tapi, KAU SENDIRI yang terus mengingatkannya!"

DEG

"Jin-hyung, sudah! Ingat kondisi Jimin.."

' Pada dasarnya. Mereka juga akan membenciku. '

🌴 to be continued

cetak tebal itu lagi ngomong bahasa jepang yaa

APAPUN YANG TERJADI, JANGAN MENYERAH! ADA KEJUTAN DIBALIK SEMUA INI DAN AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA!
TRUST ME!

tell me you love me | park jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang