23 August

2.3K 266 19
                                    

[Author]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Author]

"Menjauh! Menjauh dariku!"

"Pergi! Pergi! Jangan masuk kelompokku! Pergi sana!"

"Sudah punya teman tapi tidak tau diri!"

Jimin pun duduk sendirian di kursinya. Menatap orang-orang yang sudah punya kelompok kecuali dirinya. "Ssaem. Aku izin ke toilet." Guru tersebut hanya mengangguk dan Jimin langsung pergi terburu-buru ke toilet.

.
.
.
.
.

"Hiks.. hiks.. hiks.. hiks.. E–Eomma.. A–Appa Aku ingin bertemu denganmu.. aku ingin cepat-cepat bertemu denganmu hiks.. hiks.. aku tak sanggup lagi.. hiks.."

tok! tok!

"J-–Jimin.. Ini Taemin."

Jimin pun langsung berhenti terisak. Ia hanya bisa menahan tangisnya. Ia tak mau Taemin mendengar tangisnya yang tidak berguna itu.

"Jimin?"

"P–Pergi.."

Taemin dapat mendengar suara Jimin yang agak berbeda. Taemin tau pasti Jimin menangis di dalam sana. "Jimin-ah.. Aku hanya–"

"Pergi Taemin! Pergi! Aku tidak membutuhkan dirimu, hiks-"

"Jimin kalau menangis jangan ditahan. Aku masih ber–"

"Tak ada yang mau berteman denganku! Aku anak jahat, Taemin! Pergi! Pergi sana! Jebal !"

Taemin hanya bisa pasrah dan meninggalkan Jimin sendirian disana. Taemin pun kembali ke kelas.

.
.
.

"Jimin itu jahat. Ia selalu membutuh bantuanku tetapi giliran ia seseorang menbutuh bantuannya ia tidak peka dan tidak mau membantu. Hanya menangis dan meminta maaf. Itu sudah biasa. Aku kesal padanya!" Seru Jongin. "Dari dulu kami seperti itu, Jongin. Sudah kesal dari dulu."

"Wah, menjauhi Jimin ya. Sepertinya aku kedatangan teman baru." Lirih Taeyong. Jongin pun langsung smirk dengan kedatangan Taeyong. "Aku benci Jimin, Taeyong. Kau benar. Dia anak sialan. Mana tidak mempunyai orang tua lagi! Hahaha." Semua orang yang membicarakan Jimin pun langsung tertawa.

"Dasar.. Tak tau diri. Kehilangan keluarganya beneran saja, menangis kalian.."























Hari ini adalah hari yang melelahkan bagi Jimin. Ia jalan sempoyongan ke arah rumahnya. Dirinya sangat lemas bahkan tadi ia sempat dihukum karena tidak sanggup belajar dengan benar. "Ngh.. Kepalaku pusing sekali.." Demi sampai rumahnya, ia harus rela jalan dengan badan yang sempoyongan itu.

BRUKK

"BERIKAN UANGMU!"

"A-Andwae ! Aku tidak punya uang! Jebal.. Jangan sakiti aku! Aku tidak punya uang!"

"BOHONG! CEPAT SERAHKAN UANGMU ATAU KUBUNUH KAU!"

"Huh..? Siapa itu?"






























"Hoseok-ah, mengapa Jimin belum pulang ya?" Tanya Seokjin khawatir. "Tidak tau hyung. Sampai sekarang juga." Seokjin terus menunggu di kos Jimin bersama Hoseok disana. Perasaan keduanya sangatlah tidak enak.





















BUGH! DUGH!

"Jebal ! C–Cukup!"

Brak

"Akh! Sialan! Siapa yang memukulku!?" Jimin langsung menjatuhkan kayu tersebut dan menghampiri Jongin yang terkapar lemah. "Jongin! Gwaenchana !?"

"Kau SIALAN!"

Bugh!

Jimin pun mendapat pukulan di pundaknya yang membuatnya terjatuh. "Jimin!"

"J–Jongin.."

Bugh! Dugh!

"J–Jimin.."

"Jongin.. L–Larilah.."

"T–Tapi–"

"C–Cepat lari!"

Jongin pun langsung bangkit kemudian meninggalkan Jimin sendirian disana. Jimin hanya menutup kepalanya agar kepalanya tidak terkena pukul.

"J–Jongin.."

BUGH!


















"Jin-hyung ! Ia belum juga pulang! Bagaimana ini?"

"Aku juga tidak tau, Hoseok-ah. Lebih baik kita mencarinya!"

"Ayo!"

Cklek

Seokjin dan Hoseok dikejutkan dengan kedatangan seseorang secara mendadak di kos Jimin. "Jongin?" Ucap keduanya bersamaan.

"J–Jimin.."

"Jimin kenapa!?"

"I–Ia dipukul!"

🌴 to be continued

Selamat malam semua~ ❤

APAPUN YANG TERJADI, JANGAN MENYERAH! ADA KEJUTAN DIBALIK SEMUA INI DAN AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA!
TRUST ME!

tell me you love me | park jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang