[Seokjin]
Kalut kalut kalut kalut. Itu pikiranku sekarang. Ditambah lagi pikiran buruk yang menghantuiku. Jiminie, mengapa kau membuat hyung tidak berdaya seperti ini? Jujur saja tadi malam aku sama sekali tidak bisa tidur. Aku ingin sekali menemuimya.
Jim, kau membuat hyung mati rasa ini. Aku pun terus menghadap kesana dan kemari. Ku lihat sekarang sudah jam 6 pagi. Bagus, aku sama sekali tidak tidur. Aku pun langsung pergi ke kamar mandi. "ARGH! Kemana dia!? Berhenti membuat hyung terkuka, Jim! Mengapa hidupmu serumit ini..?"
"Bagaimana sudah ada kabar?"
Taemin dan Sungwoon menggeleng. Kemana perginya ia? "Kami sudah mencari kemana-mana tapi tidak menemukannya, sunbae. Ia hilang." Aku pun mengacak rambutku frustasi. "Bisakah kalian menjelaskan kronologinya?"
"Kami ingin menjenguk Jimin. Dosen bilang ia sakit, jadi kami berpikir untuk menjenguknya. Saat kami mengetuk pintu rumahnya, sama sekali tidak ada yang menjawab. Lalu kami berniat masuk saja, dan.. pintunya tidak dikunci. Saat masuk, ruangannya sangat gelap. Kami cari ia tapi, ia tidak ada dimana pun."
"Ia.. tidak melakukan hal-hal tak wajar kan?"
"Tidak. Tidak ada bekas seperti itu sunbae."
Daripada aku pusing memikirkan seperti itu mungkin lebih baik aku ke taman saja. Sekalian menjenguk appa. Appa akan pulang hari ini kudengar, entah benar atau bukan tapi nyatanya appa masih tertidur. Omong-omong, Taman rumah sakit memang sangat indah. Tapi aku sama sekali tidak bisa berhenti memikirkannya. Haruskah aku beritahu Hoseok? Mungkin nanti saja.
.
.
.
.
."Ahh.. Bangku ini sangat nyaman." Aku membuka kaleng soda ini. Mungkin meminum ini cukup untuk menghilangkan rasa takut ini. Sebenarnya ia pergi kemana ya? Aku pun langsung minum sedikit demi sedikit.
"You gave me the best of me.."
"So you'll give you the best of you.."
"Nal chajanaetjana nal arajwotjana.."
Suara itu. Tampak familiar dengan pendengaranku. Ah mungkin bukan. Mungkin ini hanya halusinasiku saja.
"You gave me– hiks.. the best of me.."
"So you'll– hiks.. give you the best of you.."
"Neon chajanael geoya ne ane inneun galaxy.. hiks.. hiks.."
Mengapa jadi ada suara isak tangisnya? Aku pun pergi mengikuti suara ini. Suara ini sedikit membuatku nyaman. Jujur saja ini lagu kesukaanku juga.
"So show me.."
"I'll– hiks.. hiks.. show you.."
Suaranya semakin dekat. Sangat dekat dengan pendengaranku.
"So show me.. hiks.."
"I'll show you.."
Tapi, apakah ini pertanda baik atau buruk? Mengapa suara ini ada dibalik pohon? Tapi aku suka suara ini.
"S–So show me.."
"I'll show y–you.."
"Show you show you.. hhh.."
Aku langsung membalikan tubuhku. Pergi jauh-jauh dari sana. Apakah ini serius? Sedang apa ia disana? ia.. aku tak sanggup untuk menjelaskannya lagi. Matanya sudah sangat bengkak dan merah. Hidungnya sudah sangat merah. Ia duduk sambil memeluk lututnya.
Maafkan aku Yoongi, tapi aku harus menemuinya. Aku harus memeluknya.
"Ji–Jimin.."
Aku langsung memeluknya dari samping. Memeluknya dengan erat bagaikan adikku sendiri. Tapi, mengapa ia tidak menatapku? Ia.. mengabaikanku? Ia tetap memandang langit biru disana.
"Jimin?"
"Hyung.. Langitnya bagus ya."
Sial, ia membuatku menangis dengan deras. Kondisinya seperti ini, ia masih bisa tersenyum? Malaikat apa dia ini? Ia sangat kuat walaupun banyak yang membencinya.
"Aku merindukan hyung. Aku tidak tau harus apa lagi. Rasanya hidupku tidak berguna lagi. Aku.. ingin tidur hyung."
"Tidur di pelukan hyung, Jim. Mari tidur."
"Kukira.. hyung menjauhiku karena Jungkook."
Ia memejamkan matanya. Ya, ia memejamkan matanya di pelukanku. Tapi, bagaimana ia tau?
🌴 to be continued
double up? yeay or nah? aku lagi bosen ni 😁
APAPUN YANG TERJADI, JANGAN MENYERAH! ADA KEJUTAN DIBALIK SEMUA INI DAN AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA!
TRUST ME!
KAMU SEDANG MEMBACA
tell me you love me | park jimin
Fanfiction[ 박 지민 ] JANGAN DITIRU! [REVISI] JIMIN x BTS Park Jimin. Bocah yang sama sekali tidak pernah merasakan kasih sayang dalam hidupnya. Itu juga dimulai saat ia berada di panti asuhan. Ia memilih untuk membunuh dirinya daripada menanggung semuanya sendi...