17 September

1.9K 200 31
                                    

[Author]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Author]

Seoul. Ini adalah Seoul. Kota yang telah Jimin nantikan. Kota yang sudah lama ia nantikan. Jimin tersenyum kecil kemudian berjalan menuju rumahnya.

"Jimin-ah ! Tunggu hyung !"

Jimin menoleh kebelakang kemudian terkekeh. Ia menyuruh hyung-nya untuk berjalan dengan cepat. Ia sunguh tak sabar untuk pulang. Sang hyung pun jalan dengan cepat ke arahnya kemudian merangkulnya.

Ia mengacak-acak surai Jimin gemas. Ia sangat senang karena telah dipertemukan oleh orang ini. Jujur, ia bersyukur karena telah dipertemukan dengan sosok ini.

Kim Hoseok sungguh bersyukur karena telah menemukan pria ini. Pria manis yang selalu kuat dan ceria walaupun hatinya sudah hancur berkeping-keping. Hoseok sungguh belajar banyak darinya.















Di malam itu, Hoseok mendengar suara Jimin yang sangat memilukan. Ia membuka pintu ruang rawat Jimin untuk mengintip sedikit. Ia melihat bagaimana Jimin yang sedang memegang kaki Seokjin sambil menangis-nangis sedangkan kakaknya..

Hati Hoseok sakit dibuatnya. Ia telah melakukan kesalahan kepada Jimin. Ia hanya ingin mencari kesembuhannya sendiri. Hoseok langsung menutup pintunya kemudian menghembuskan nafasnya. Ia harus bicara kepada Seokjin.

Cklek

"Hyung ! Biarkan Jimin pulang. Aku akan mengantarnya. Kalau tidak, aku tidak segan-segan untuk kabur dari sini bersama Jimin."

Seokjin terkejut sejenak kemudian mengangkat alisnya. Ia dibuat tidak paham oleh Hoseok. Sedangkan Jimin, ia terdiam dari tangisnya dan enggan menatap Hoseok. Biarkan saja dirinya dipandang aneh. Jimin hanya lelah dengan semuanya.

Seokjin terdiam kemudian mengangguk. "Bawa dia pulang. Tujuan kami juga berlibur bukan mengurusnya."

"Tapi kau harus ingat hyung. Kau yang minta demi kebahagiaan Jimin. Semua itu hanya omong kosong sekarang. Kau memang egois. Sama seperti eomma."






















Setelah perjalanan panjang, Jimin sampai di rumah bersama Hoseok. Jimin langsung mendudukan dirinya di sofa. Ia rindu dengan ini. Ia akan bertemu temannya nanti.

"Oh iya, Jimin-ah, hyung harus kembali lagi ke Jepang. Tidak apa-apa kan?" Jimin mengangguk kemudian tersenyum. Hoseok langsung mengacak-acak surai Jimin kemudian pamit dari rumahnya. Jimin tersenyum lega. Ia bisa bernafas lega sekarang.

13 Oktober.

Mati.

Kau harus mati, Park Jimin

Jimin langsung tersentak kaget. Ia masih diganggui perasaan itu ternyata. Ia terdiam kemudian membiarkan dirinya di dalam kesepian rumahnya. Jimin sedikit takut. Ia butuh seseorang.

"Tidak Jimin.. lebih baik ambil minum saja."

Jimin langsung bergegas ke dapur untuk mengambil air putih. Ia menuang air putih ke gelasnya kemudian mengambil gelas tersebut.

PRANGG

"Ngh! H-Hyung.." Lirih Jimin takut. Tangannya tiba-tiba merasa lemas. Sekarang ia harus membersihkan pecahan beling ini. Dengan sabar ia mengambil pecahan beling tersebut.

Dengan perlahan.
















"Ah, aku harus menelpon Jongin untuk memberitahu mereka bahwa Jimin sudah di rumah. Toh mereka juga harus menjaga Jimin sementara karena mentalnya belum sepenuhnya membaik. Aku takut akan terjadi sesuatu kepada Jimin saat ia sedang sendirian di rumah."

Hoseok langsung mengambil ponselnya kemudian menelpon teman-teman Jimin. Entahlah perasaannya hanya tidak enak. Semoga Jimin baik-baik saja di rumah.




































Cklek

"JIMIN-AH ! KAU DIMANA!?"

Teman-teman Jimin bergegas mencari Jimin. Saat di dapur, mereka tidak menemukan Jimin berarti, mereka harus ke kamar mandi.

"JIMIN-AH !"

Cklek






































"ASTAGA! JIMIN!!!"



🌴 to be continued

tenang ga kenapa-napa kok :(
trust me deh. hehe aku baru on sekarang, maaf ya reader tersayangku, unch. stay at home ya kalian agar terhindar dari wabah ini. dan jangan lupa untuk menjaga kesehatan kalian sendiri! ❤

aku ga nyangka bentar lagi cerita ini tamat ya :(

APAPUN YANG TERJADI, JANGAN MENYERAH! ADA KEJUTAN DIBALIK SEMUA INI DAN AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA!
TRUST ME!

tell me you love me | park jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang