13 September

2K 193 41
                                    

[Author]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Author]

Lagi-lagi Jimin sendirian di Rumah Sakit ini. Sudah sampai 2 hari dan hyung-nya masih belum menjenguknya juga. Jimin berpikir bahwa ia telah ditinggal di Negara Jepang ini sendirian. Mereka sudah lelah dengan dirinya. Semakin hari, semakin sedih perjalanan pria mungil ini.

Jimin menyesal telah membuat keputusan untuk membunuh dirinya sendiri setelah 75 hari. Jika ia tidak membuatnya, mungkin ia sudah bertemu keluarganya di surga atau neraka mungkin.

Jimin juga sama lelahnya dengan mereka. Menunggu sendirian dan berpikir bahwa mereka akan menjadikan Jimin adiknya lagi dan bagian Keluarga Kim. Disayang, dimanja, dan lainnya. Ia sudah terlalu lama bermimpi tentang itu semua.

Kini, ia sedang sendirian di kamarnya. Menatap langit senja yang perlahan menghitam untuk berganti menjadi malam. Ia sudah diobati oleh dokter Jepang yang ahli psikologi dan sepertinya ia merasa bahwa ia tidak bisa sembuh. Keyakinannya untuk mati tetap timbul jika di kondisi sendirian seperti ini.

Bolehkah ia berkata bahwa ia butuh seseorang didekatnya?

" Can I have a moment before I go?

'Cause I've been by myself all night long, hoping you're someone I used to know.. "

Bahkan bernyanyi saja tidak ada gunanya. Menyanyi tidak membangkitkan semangatnya. Semakin lama hasrat untuk meninggalkan dunia semakin besar. Ia lelah. Ia bangkit dari ranjangnya dan mendekati jendela di kamarnya. Ia membutuhkan sikutnya untuk memecahkan kaca ini.

Dan terakhir, ia tinggal terjun bebas untuk meninggalkan semua bebannya. Semua beban yang semakin berat baginya.



























Cklek

"Ji– JIMIN!? JIMIN APA YANG KAU LAKUKAN!?"

Dengan cepat Seokjin berlari ke arah Jimin yang berusaha memecahkan jendela itu. Ia merengkuh tubuh mungil itu dan membawanya jauh dari jendela. Jimin memberontak. Ia ingin mati. Ia sangat ingin mati. Tapi usahanya selalu gagal.

"B–Biarkan aku melakukannya, hyung ! Hiks.. hiks.. izinkan aku untuk pergi! Aku lelah, hyung ! Hiks.. hiks.. aku ingin pergi.. izinkan aku, hiks.."

Seokjin semakin mengeratkan pelukannya sambil menenangkan Jimin dengan suara lembut agar bocah ini bisa berhenti.

"Hyung di sini.. Hyung bersamamu.. Hyung menyayangimu, Jimin-ah.. t–tenanglah.. Hyung di sini.."

"H-Hyung hiks.."

"Tenanglah.. jangan pergi, Jimin."

Perlahan Jimin menjadi tenang di rengkuhan Seokjin. Nafasnya masih sedikit tersendat-sendat setelah menangis tadi. At least, Jimin bisa tenang sekarang.

"H–Hyung juga.. J–Jangan tinggalkan Jimin.. s–sendirian. J–Jimin butuh hyung.."

Seokjin mengangguk. Perlahan pria mungil itu memejamkan matanya dan melemaskan tubuhnya di rengkuhan sang hyung. Entah ia tertidur atau pingsan tapi Seokjin sudah tak kuat. Air mata itu langsung turun dengan sangat deras. Ia menahannya dari tadi. Ia menyesal sudah meninggalkan Jimin sendirian. Ia tidak tau apakah Jimin melakukan ini juga atau tidak sebelumnya. Seokjin takut jika ia kehilangan bocah ini karena mentalnya yang semakin drop.

Seokjin memeluk Jimin se-erat mungkin. Ia tidak mau melepaskan peri kecil ini lagi. Memeluk Jimin sudah berasa seperti memeluk adik kandungnya sendiri.


























"Kau lihat!? Bocah itu hanya merepotkan kita di Jepang! Ia hanya akan menghabiskan uang kita di sini!"  Ucap Yoongi sambil mengepalkan tangannya. Seokjin berdecih. Ia tidak suka kalau Jimin di salahkan seperti ini.

"Yo–"

"Cukup, Kim Seokjin. Aku sudah muak dengan bocah itu. Aku akan tetap di sini. Tapi satu hal, aku tak mau melihat bocah itu lagi!"

"Aku yang akan melihatnya, eoh !"

"IA BUKAN ADIK KITA! Mengapa kau sangat menyayangi anak liar sepertinya, hah!? Aku mau kau menjauhi anak itu atau aku akan menelpon eomma. Aku masih baik untuK tidak melaporkan eomma saat ini walaupun sangat berat rasanya. Aku sama sekali ta keberatan untuk membuat dinding antara kau dengan ANAK LIAR ITU!"

"YOONGI!"





🌴 to be continued

Makin gajelas ya?
Sorry, not in a mood, peace ✌

APAPUN YANG TERJADI, JANGAN MENYERAH! ADA KEJUTAN DIBALIK SEMUA INI DAN AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA!
TRUST ME!

Oh iya satu hal lg, hwhw

– " kau tau? planet pluto itu TIDAK PERNAH dianggap planet lagi. sama sepertiku! " –

Tunggu aja ya gan ampe cerita ini tamat 🤗

tell me you love me | park jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang