[Author]
Hari ini Jimin sudah boleh pulang dari rumah sakit. Ia mungkin harus menunggu hyung-nya datang menjemputnya. Jimin hanya menunggu di lobby rumah sakit. Ia berkali-kali menelpon sang hyung tapi tidak pernah diangkat-angkat.
"Jin-hyung tidak bisa jemput ya? Baiklah aku pulang sendiri saja." Jarak dari rumah sakit ke rumahnya sangat lah jauh. Yang jadi permasalahan bagi Jimin, ia tidak sama sekali membawa uang. "Aku harus bagaimana? Aku tidak punya uang. Kalau naik taxi pasti bayarnya sangat mahal." Jimin pun menghembus nafasnya kuat.
"Ingin pulang?"
Mendengar suara lembut tersebut langsung membuat seorang Park Jimin menoleh.
"Hyo?"
"Pulang kerumahku saja."
"Jinjja ?"
Hyomi pun mengangguk untuk meyakinkan Jimin. "Ayo cepat aku tak mau menunggu lama!" Jimin pun hanya bisa tersenyum kecil. "Kau sedang apa di rumah sakit? Keluargamu ada yang sakit?" Hyomi menggeleng. "Tadinya ingin menemuimu. Tapi katanya kau sudah pulang, untung saja aku menemuimu di sini." Jimin pun terkekeh.
"Hyo?"
"Ya?"
"Apa kita masih bersahabat?"
Hyomi pun terdiam membeku. Jimin hanya menunggu jawaban dari Hyomi. "Hyo?" Hyomi sama sekali tidak menjawab. "Ah, itu taxi. Ayo." Hyomi pun melanjutkan perjalanannya. Ucapannya membuat Jimin sedikit murung. Ia pun hanya mengikuti Hyomi dari belakang.
.
'Bagaimana hyung ?'
"Ah.. Ia sudah pulang bersama temannya. Aku akan kembali ke rumah sekarang."
"Eoh Jimin! Sudah lama sekali kau tidak bekerja nak." Jimin pun terkekeh. "Maaf ahjumma. Aku sedang sedikit sibuk sekarang." Ucap Jimin. Hyomi pun datang dengan membawa teh. "Ah, kau pintar sekali, Hyo. Dengar-dengar kamu habis dari rumah sakit? Kamu sakit apa?" Tanya ibu Hyomi.
"Ia menolong Jongin dari preman dan pada akhirnya ia yang kena pukul." Ternyata berita tersebut sudah tersebar luas. Yang Jimin pikirkan adalah, kemana Jongin? Ia sudah lama sekali tidak melihatnya semenjak ia menolongnya. Hyomi pun duduk di sebelah Jimin. "Jangan memikirkan Jongin. Buat apa peduli kepadanya?" Bisik Hyomi.
"Nak Jimin, diminum dulu!" Jimin pun langsung mengangguk-angguk sambil tersenyum. Ibu Hyomi pun pergi ke dapur meninggalkan mereka berdua. "Hyo, apa jawabanmu?" Tanya Jimin. "Aku tidak tau." Jawab Hyomi cepat.
"Kau tidak mau membuka lembaran baru?"
"Aku tidak tau, Jim."
Jimin pun hanya menghembus nafasnya kesal. "Hyo.. Aku–"
"Sudah semakin gelap sepertinya. Kau tidak pulang Jim?"
Perlahan wajah namja itu pun berubah menjadi sedikit murung. "A–Aku pulang dulu. Terima kasih Hyo." Jimin pun langsung berdiri dan pergi keluar dari rumah Hyomi. Hyomi tau kalau Jimin sedih karena ucapannya. Karena ia masih takut dengan Jimin, ia harus melakukan itu. Ia masih takut.
.
.
."Hoseok, ia habis dari rumah temannya. Aku mengintip rumahnya tadi ia tidak ada. Ia sedang berjalan pulang ke rumah sekarang."
'Ikuti dulu hyung, takutnya ia kemana-mana nanti!'
"Baiklah!"
.
"Hmm.. Hyung kemana ya? Aku tidak melihat mereka daritadi." Ucap Jimin lesu. Ia terus melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya dengan lesu. Tanpa ia sadari, Ada seseorang yang sedang mengikutinya dari belakang.
"Jin-hyung ?"
"Huh? Jungkook? Sedang apa kau!?"
"Kau juga! Mengikuti Jimin!? Aku–"
"Diam! Jangan beritahu Yoongi, Jungkook!"
"Apa kau lupa dengan apa yang Yoongi-hyung katakan!?"
"Kook sekali saja! Jaga rahasia ini! Jimin sedang sakit! Besok aku tidak akan mengikutinya lagi! Kumohon! Aku tidak mau Yoongi melukainya!"
"Hmm.."
.
' Ada apa dengan mereka dan Jimin? Umm.. lumayan untuk menjadi santapan siswa esok. '
🌴 to be continued
Vmin sad story or Bts fantasy?
^Choose one of them :3
APAPUN YANG TERJADI, JANGAN MENYERAH! ADA KEJUTAN DIBALIK SEMUA INI DAN AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA!
TRUST ME!
KAMU SEDANG MEMBACA
tell me you love me | park jimin
Fanfiction[ 박 지민 ] JANGAN DITIRU! [REVISI] JIMIN x BTS Park Jimin. Bocah yang sama sekali tidak pernah merasakan kasih sayang dalam hidupnya. Itu juga dimulai saat ia berada di panti asuhan. Ia memilih untuk membunuh dirinya daripada menanggung semuanya sendi...