[Author]
"Cih, anak itu kembali lagi kesini."
"Biar apa sih dia kembali?"
"Aku tak menyukainya sungguh. Berarti benar. Dia memang anak yang tak di butuhkan."
Tap.. Tap.. Tap..
"Makan ini. Hey. Jangan acuhkan aku sialan!"
Bugh!
Jimin pun meringis kemudian menoleh sedikit. "A–Aku tak lapar." Lirihnya dengan sangat pelan. Jimin pun kembali termenung di teras panti asuhan.
"Dia itu siapa, noona ?" Tanya seseorang dengan berbisik-bisik. "Anak tak tau diri. Park Jimin. Ia sudah di adopsi tapi ia dikembalikan lagi kesini." Yeoja itu pun perlahan mendekatinya. Ia pun memegang pundaknya.
"Ada masalah apa, dik? Mungkin aku bisa membantumu. Perkenalkan, aku Kim Minyoung." Jimin tetap saja termenung. Ia hanya menatap pintu keluar teras tersebut dengan tatapan kosong. Wajahnya sangatlah pucat.
"Emm.. Park Jimin?"
"J–Jebal nyonya.. Jebal.." Jimin terus berlutut sambil menangis. "Sudah kubilang tidak ada penolakan! Mengapa kau selalu membantah!?"
Dugh!
"P–Pukul aku saja nyonya.. A–Asalkan jangan bawa aku kembali k–ke panti.. Dan jangan k–keluarkan aku d–dari kuliah.."
Jimin pun menatap Seoyoon dengan mata yang berkaca-kaca, penuh harap. Seoyoon pun terdiam sambil menatapnya. "T–Tidak! Kau tetap ke panti asuhan. Makan ini juga!" Seoyoon pun menangkap tangan Jimin dan membawanya keluar.
"N–Nyonya! J–Jangan! Jangan! J–Jangan! Nyonya j–jangan! Nyonya!!! Hiks.. Hiks.. K–Kumohon!!!! A–Aku butuh hidup baru ini nyonya! Aku akan pergi dari rumah ini! A–Aku akan pergi dan membawa jejakku d-dari rumah ini dan hadapan k–keluarga nyonya.. Jebal ! Hiks.. Hiks.."
"SUDAH KUBILANG TIDAK ADA PENOLAKAN!"
.
.
."Namjoon. Apa benar itu eomma kita?" Tanya Seokjin. "Maksudmu apa, hyung ?" Seokjin pun menghela nafasnya. "Lihatlah perilakunya. Lihat. Apakah eomma kita seperti itu?" Namjoon pun melihat ke arah pintu yang terbuka itu. Terdapat sosok sang ibu yang menyeret Jimin paksa.
"Apa kau tak tega kepadanya? Aku pernah berpikir bahwa dia bukan dalang dari semua kekacauan ini. Hal itu alami, Namjoon. Dan bodohnya aku memercayai perkataan eomma." Namjoon pun terus menatap Jimin yang dibentak dan menangis sambil berlutut.
Atmosfer kali ini sangatlah dingin. Hanya ada embusan angin. "H–Hyung.. Kau benar. Aku menyesal.."
"Kita harus menyelamatkannya. Seperti Hoseok dan Taehyung." Namjoon pun mengangguk.
Rencana yang dibilang Namjoon dan Seokjin bisa dibilang gagal. Sekeras apapun perkataan Seokjin dan Namjoon yang dilontarkan, tetap saja tak mengubah pikiran sang ibu. Kebencian telah menumbuh di hati sang ibu.
"Jimin? Park Jimin!"
Brukk
"J-Jimin!? Astaga! Jimin! Park Jimin!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Apakah dia baik-baik saja?"
"Dia hanya demam tinggi dan sedikit depresi berat. Kalian awasi saja dia, takutnya ia bisa melakukan apapun karena ia sudah depresi berat."
"Nde. Terima kasih uissa." Seokjin pun duduk di sebelah ranjang Jimin. "Hoseok-ah."
"Nde ?"
"Selama kau menemaninya bersama Taehyung. Apa yang ia lakukan?" Tanya Seokjin. "Ia hanya diam. Diam tidak bersuara. Seperti seseorang yang tengah menyembunyikan kesedihannya." Jawab Hoseok.
"Nghh~ h–hyung ? Sedang apa kalian disini? K–Kenapa aku bi–"
"Jimin tenanglah. Kau demam tinggi. Saat kami ingin melihatmu di panti asuhan, kau sudah tergeletak di teras." Jimin pun terdiam. Ia hanya terdiam tak bersuara. Suasana sekarang sedikit canggung.
"Kami akan membelikan kos untukmu. Kau tidak usah khawatir tentang kuliahmu. Kau tidak jadi di keluarkan. Monster itu tidak akan tau keluar dari panti."
"H–Hiks.. Hiks.. G–Gomawo hyung ! G–Gomawo !"
🌴 to be continued
Ciee rajin up, wkwk
Kapan si Jeka sadar kira-kira?
See u~
Mwah! ❤APAPUN YANG TERJADI, JANGAN MENYERAH! ADA KEJUTAN DIBALIK SEMUA INI DAN AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA!
TRUST ME!
KAMU SEDANG MEMBACA
tell me you love me | park jimin
Fanfiction[ 박 지민 ] JANGAN DITIRU! [REVISI] JIMIN x BTS Park Jimin. Bocah yang sama sekali tidak pernah merasakan kasih sayang dalam hidupnya. Itu juga dimulai saat ia berada di panti asuhan. Ia memilih untuk membunuh dirinya daripada menanggung semuanya sendi...