5 October

911 131 6
                                    

[Author]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Author]

Hari ini Jimin ingin bermain lagi ke rumah Keluarga Kim– aah bukan, ke rumahnya. Boleh kan Jimin bilang seperti itu?

Ia merasa setiap harinya semakin membaik. Entah benar atau bukan, Jimin tetap saja merasa senang. Ekspetasi yang membuatnya berpikir berlebihan itu, sama sekali tidak terjadi.

Ia bersyukur.

Jimin tidak mau datang dengan tangan kosong ke sana. Ia berniat membeli sesuatu. Tapi apa yang harus ia beli ya? Makanan? Bagaimana jika makan jajangmyeon bersama di sana? Ide bagus.

Jimin siap-siap keluar untuk membeli jajangmyeon. Ia pergi dengan senang hati. Namun, ia merasa gelisah tanpa sebab.

"Hm? Aku merasa senang, tapi... bukankah ini terlalu awal? Apa.. aku saja yang terlalu terbawa suasana? Aish.. apa yang aku katakan. Sudah! Mari beli jajangmyeon, Jiminie."

"Hoseok-hyung. Eomma dan Namjoon-hyung kemana? Aku tidak melihat mereka berdua." Ucap Jungkook. Hoseok mengangkat pundaknya. Ia tidak terlalu memperhatikan keadaan rumahnya.

Jungkook butuh sang ibu saat ini. Ia belum makan sama sekali dan sang ibu menghilang tanpa jejak. Seokjin masih tidur, begitu juga Yoongi. Taehyung pergi keluar untuk bermain bersama temannya dan tersisa Hoseok yang tengah bermain ponselnya.

Ia tidak menemukan Namjoon. Kemana kedua insan itu pergi? Jungkook sangat lapar.

"Hyung.. aku lapar. Apa tidak ada makanan?"

"Biasanya kau jajan, Kook."

"Hyung kejam. Aku ini adikmu! Kalau kau kejam ke adikmu, kau akan diomeli eomma ! Jika kau– YAK HOSEOK-HYUNG LEPAS DULU EARPHONE-NYA !"

Tega sekali Hoseok. Baiklah, Jungkook akan membeli makanan sendiri. Ia anak pintar. Belajar mandiri dari awal juga tidak masalah. Jungkook si anak pintar pergi keluar untuk membeli makanan.

.

.

.













"Eomma."

"Nde ?"

"Apa aku salah?"

"Ani. Kau tidak salah. Kau tidak pernah salah."

"Hm, kau selalu mendidik anakmu seperti itu. Itu salah besar, eomma.."

"Hahaha, memangnya kau percaya?"

Namjoon terdiam. Ia terkekeh kemudian. Deep down, ia ragu. Ia tidak ragu soal itu. Ia ragu kepada hatinya. Ia sudah mendapat dua bukti juga. Mengapa.. ia merasa perbuatannya itu salah?

"Namjoon-ah."

"Hm?"

"Wae ? Kenapa diam saja?" Tanya sang eomma. Namjoon tersenyum perlahan kemudian menggeleng.

' Aku bingung. '

Seoyoon mengambil cangkir tehnya kemudian meminumnya perhalan. Ia menikmati udara pagi ini. Segar dan cerah. Seoyoon suka cuaca seperti ini. Tidak terlalu panas, tidak terlalu dingin juga.

"Cuacanya bagus. Bagaimana menurutmu?"

"Yeppo. Seperti eomma." Seoyoon tertawa mendengarnya. Namjoon merasa bimbang ini. Entah apa yang terjadi. Mungkin memang benar. Ucapan bisa berbohong, tidak untuk hati.

"Namjoon-ah, apa akting eomma bagus kemarin?"

Namjoon terdiam. Ia semakin merasa aneh tanpa sebab.

"Y–Ya.."

"Haha, anak itu polos sekali. Aku tidak mungkin percaya. Bukti? Bisa saja palsu. Kakak dan adikmu sudah termakan mantranya. Sekalinya hama, akan tetap hama."

"Tapi.. kalau ia benar anakmu, bagaimana?"

Seoyoon terdiam. Mengapa Namjoon jadi seperti ini? Merusak waktu relax-nya saja.

' Eomma tidak bisa menjawabnya. '

"Jimin? Sedang apa kau di sini? Eoh ? Siapa itu? Apakah eomma dan Namjoon? Hm~"

Jimin menoleh ke Seokjin kemudian tersenyum.

"Aku membawakan jajangmyeon. Aku baru saja ingin memberitahu mereka berdua. Tapi.. aku ingin pulang sebentar. Tolong beritahu mereka ya, hyung."

"Nde.. kau tidak makan di sini saja?"

"Ani. Aku sudah makan di rumah. Sampai jumpa, hyung !"

"Dah, Jimin-ah !"

Seokjin langsung turun ke bawah. Menyusul Jimin yang ingin pulang itu. Jimin pamit ke Hoseok dan Jungkook dan bergegas pulang ke rumah. Aneh, bagi Hoseok dan Jungkook karena ia baru saja datang.

"Ada apa dengannya? Eoh, Jimin sudah membangunkanmu rupanya. Ada jajangmyeon."

"Aku bangun sendiri! Aku sudah besar dan tidak perlu dibangunkan lagi! Hm, aku lapar. Aku akan makan!"

🌴 To Be Continued

8 chapter more to reach the ending 🚀💜

tell me you love me | park jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang