[Author]
"Selamat siang~" Ucap Seokjin dengan senang. Ya, ia baru bangun di pukul 11.31 siang. Kedatangan Seokjin yang baru bangun itu sudah disambut oleh Yoongi yang tengah memakan biskuit.
"Aish, kau baru bangun sekarang. Dasar pemalas. Tidak biasanya." Lirih Yoongi sambil mengunyah makanannya. Seokjin merasa tersinggung tentunya. Berani-beraninya Yoongi mengatainya ‘pemalas’ , Seokjin tentu tidak suka itu.
"Hey! Jangan mengejek orang! Bercermin terlebih dahulu!" Sahut Seokjin dengan kesal. Omong-omong suasana rumah ini sepi sekali, seperti tidak ada penghuninya.
Menurut laporan Yoongi, Seoyoon pergi ke mall bersama Hoseok dan Jungkook, sementara Namjoon bersama Taehyung pergi berenang. Pantas saja sepi. Dan satu hal lagi!
"Jimin tidak datang?"
"Daritadi sih belum datang. Mungkin nanti."
"Hm~ sudahlah. Aku mau mandi."
"Pergi mandi cepat. Aku tidak tahan dengan baumu."
"KIM YOONGI!"
•
Di rumah, Jimin tengah melamun sambil menonton tv. Entah apa yang dipikirkannya, tapi itu membuatnya sakit hati.
Rasa kepercayaannya dikhianati lagi.
.
.
.
"Hahaha, memangnya kau percaya?"
"Namjoon-ah."
"Hm?"
"Wae ? Kenapa diam saja?"
"Haha, dia masih membenciku walau faktanya aku adalah anaknya. Sekejam itu kah? Aku hanya ingin memiliki keluarga.. dan sampai saat ini. Masih tidak bisa."
"Cuacanya bagus. Bagaimana menurutmu?"
"Yeppo. Seperti eomma."
"Namjoon-ah, apa akting eomma bagus kemarin?"
Namjoon terdiam. Ia semakin merasa aneh tanpa sebab.
"Y–Ya.."
"Haha, anak itu polos sekali. Aku tidak mungkin percaya. Bukti? Bisa saja palsu. Kakak dan adikmu sudah termakan mantranya. Sekalinya hama, akan tetap hama."
"Tapi.. kalau ia benar anakmu, bagaimana?"
"Aku ingin pergi saja dari sini."
•
Jimin sedang pergi keluar saat ini. Mencari pekerjaan. Soal di kafe itu? Jimin tidak lagi bekerja di tempat itu dan memilih untuk mencari pekerjaan baru saat ini untuk membiayai kehidupannya.
Ia masih bingung. Harus kerja apa ia? Dan menghasilkan banyak uang dengan cepat. Dengan harapan bahwa ia bisa pergi dari kota ini.
Mati? Jimin ingin mati tentunya. Lelah. Lelah dengan semuanya. Tapi di lubuk hati terdalamnya, ia masih ingin menikmati dunia ini walau terkadang terus menyakitinya.
Seperti bunga mawar. Cantik tapi berduri.
Daripada mati, bagaimana jika kita merubah misi saja di tanggal 13 Oktober?
Pergi dari Seoul. Pergi dari tempat ini. Pergi jauh dari Keluarga Kim, keluarganya.
Misinya ialah, melarikan diri.
Jimin memang selalu lari dari masalah. Tapi, ia tidak mau percaya lagi. Berkali-kali ia percaya, tetap saja dikhianati.
Lebih baik meninggalkan yang membuatmu sakit bukan? Walaupun caranya dengan melarikan diri.
"Jimin-ah !"
Jimin menoleh saat ada yang memanggilnya. Wah, teman-temannya. Jongin, Taemin, Sungwoon dan Hyomi. Apa rencana mereka kali ini?
"Beruntung sekali kami menemukanmu! Aku memiliki tiket menuju ke Busan! Menginap selama 3 hari tentunya. Kau mau ikut? Aku ada tiket lebih dan tidak tau siapa lagi." Jelas Hyomi.
"Kami bertiga ikut! Tapi, Hyomi ajak satu temannya lagi. Siapa namanya?"
"Yuri."
"Ah majja ! Kau mau ikut, Jim?"
Jimin tersenyum kemudian mengangguk. Ia ikut.
Merepotkan seseorang? Pasti. Tapi ia berterima kasih karena ia bisa melarikan diri. Rencananya perlahan akan tercapai.
"Tanggal berapa berangkatnya?"
"13."
Tanggal yang bagus.
Baiklah, Jimin yakin. Maaf, ia tau ia bodoh. Tapi, ia juga harus menyembuhkan dirinya. Ia tidak mau dikhianati lagi, ia tidak mau menangis lagi, ia hanya ingin menyembuhkan dirinya.
🌴 To Be Continued
Maaf ya aku upload malem :(
Happy reading and nighty night <3
KAMU SEDANG MEMBACA
tell me you love me | park jimin
Fanfiction[ 박 지민 ] JANGAN DITIRU! [REVISI] JIMIN x BTS Park Jimin. Bocah yang sama sekali tidak pernah merasakan kasih sayang dalam hidupnya. Itu juga dimulai saat ia berada di panti asuhan. Ia memilih untuk membunuh dirinya daripada menanggung semuanya sendi...