4 September

2.1K 208 42
                                    

[Author]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Author]

"Bagaimana perasaanmu, Jimin-ah ? Istirahat lagi saja."

"Mengapa hyung di sini? Tidak menemani yang lain? Aku tak butuh kasih sayang. Aku tau itu hanya tipuan."

"Jimin! Apa maksud yang kau bilang tadi!? Maksudmu rasa sayangku padamu itu hanya bohongan, hah!? demi tuhan tidak, Jim!"

Jimin tak menghiraukannya. Ia hanya menatap arah lain untuk menghindari tatapan Seokjin. Seokjin hanya menghembuskan nafasnya. Mungkin jika Jungkook tidak menipunya, ini tidak akan terjadi. Uh, ingin sekali Seokjin membunuhnya.

Cklek

"Jin-hyung." Panggil Hoseok. Seokjin menoleh ke belakang dan mendapati Hoseok yang baru saja tiba di rumah sakit. "Kita harus pergi." Seokjin mengerutkan keningnya.

"Eomma sakit."

Ah, ia mengiranya akan ada berita penting. ternyata tidak sepenting ekspetasinya. Apa pedulinya ia dengan wanita tua itu? Ia terus menyakiti jimin.

"Ayolah hyung. Namjoon-hyung mengatakan eomma terus meracau ' anakku ' dan katanya jelas bukan kita." seokjin tetap saja tak peduli. Toh, ia ingin menemani Jimin di sini. Hoseok semakin geram dibuatnya.

"Kau durhaka, hyung."

Seokjin tak bisa terima lagi. Ia langsung bangkit dan menyiapkan dirinya untuk pulang ke rumah.

"Baiklah! Jiminie, hyung akan kembali lagi nanti. Mungkin–"

"Ya hyung. eo ah, Nyonya Kim lebih membutuhkan dirimu." Seokjin tau, Jimin ingin menyebutkan kata eomma tapi dengan secepat kilat ia ganti. Seokjin tersenyum kecut. Ia bangkit kemudian bergegas pulang kerumah. Di saat Seokjin dan Hoseok pergi dari ruangannya, turunlah air mata itu dari mata indahnya.

"Mengapa untuk mati saja susah sekali?"




















Seokjin dan Hoseok sampai di rumah. Yoongi menyambut kedatangan seokjin di sana. "Bersenang-senang dengannya di saat eomma sakit ya hyung ?" tanya yoongi dengan sinisnya. Seokjin tak mempedulikan manusia ini. Tujuannya hanya untuk bertemu dengan eomma-nya, bukan bertengkar dengan Yoongi.

"Eomma, ada apa denganmu?"

"Anakku Seokjin.. mana anakku?" Seokjin menatap eomma-nya bingung. Racauan apa ini? "Anakku hilang.. anakku tiada.. anakku.." Seokjin sedikit penasaran dengan perkataan eomma-nya. Wpakah ia memiliki kakak atau adik baru? tapi eomma-nya tidak pernah menceritakan itu.

"Kalian jaga eomma terlebih dahulu, aku–"

"Apa? Bertemu bocah sialan itu?"

"Yoongi diam. Jangan sampai aku meninju dirimu! Aku ingin bertemu appa. Puas kau."

"Kau meniru sikapnya, hyung. Pembohong."

tangan seokjin sudah siap untuk meninjunya tapi, Hoseok langsung menenangkannya. "Pergi hyung. Temui appa." Seokjin mengangguk. Kemudian ia meninggalkan semua adiknya dan eomma-nya.










"Seokjin?"

"Appa ! Bogoshipoyo !"

"Nado, anakku."

Berhubungan dengan Tuan Kim, ia sudah sadar dan semakin sehat tapi, ia harus tinggal di rumah sakit selama beberapa bulan untuk memantau lebih lanjut kondisinya. "Appa, aku ingin bertanya."

"Tanya apa Seokjin-ah ?"

"Apa aku mempunyai adik lagi? Maksudku, Adik yang sudah tiada."

DEG

Raut wajah Tuan Kim berubah.

"Darimana kau mengetahuinya?" Tanyanya. Seokjin menceritakan sedikit apa yang terjadi dengan eomma-nya dan Tuan Kim terdiam lalu menatap jendela ruang rawatnya.

"Appa ?"

Tuan Kim menghembuskan nafasnya lalu memegang pundak Seokjin.

"Ada."

Ternyata benar dugaannya. Ia memiliki adik yang hilang. "Apa yang terjadi kepadanya, appa ?" tanya Seokjin. Kini rasa penasaran menguasainya. Ia bisa bertanya banyak saat ini.

"Bayinya menghilang."

"T–Tapi? Kapan? Kapan eomma mengandung?"

"Ahh, apa kau lupa dengan ceritanya, Seokjin? Di saat aku menyuruhmu menjaga di luar ruangan bayi dan saat aku kembali sang bayi tidak ada."

Seokjin mencoba mengingat-ingat kejadian itu. Sepertinya ia sedikit ingat.

"Apakah ia namja ?"

Tuan Kim mengangguk. Mengapa Seokjin bisa lupa dengan fakta ini?"

"Tapi, setelah Taehyung lahir, eomma-mu bersyukur. Tapi di lubuk hatinya, ia masih tidak terima harus kehilangan bayinya. Oleh sebab itu ia mengadopsi.."

"Jimin."

Pantas saja ia mengambil seorang anak dari panti asuhan. Ternyata untuk memenuhi kekosongan di lubuk hatinya yang hancur itu, tapi.. ia malah bertindak yang berbeda kepada yang seharusnya.

🌴 to be continued

upgrade sedikit, anyway.. miss me? :v or miss the book? 😂

APAPUN YANG TERJADI, JANGAN MENYERAH! ADA KEJUTAN DIBALIK SEMUA INI DAN AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA!
TRUST ME!

tell me you love me | park jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang