[Author]
BYURRR
Semuanya berakhir
Semuanya akan berakhir sampai di sini.
Maaf, aku menyerah duluan.
Aku tak sanggup lagi,
Aku ingin tau orang tuaku
Eomma.. appa..
Siapa mereka? Aku tidak pernah tau.
PARK JIMIN!
N–Nyonya Kim?
"Haah! Hhh.. hhh.. D–Dimana aku?"
Semenjak mimpi aneh tadi, Jimin langsung tersentak bangun dan ia berada di ruangan putih ini. Mungkin ini adalah rumah sakit. Jimin merasakan sesuatu yang menutup wajahnya.
Benar saja, ia mengenakan masker oksigen. Ia melepasnya begitu saja kemudian ia melihat punggung tangannya yang di tancap sesuatu. Tepat sekali, ini adalah infusan.
Jimin langsung melepas infusan tersebut yang ditancap di punggung tangannya kemudian pergi keluar untuk melarikan diri dari tempat ini. Ia sudah muak dengan tempat ini.
Brugh
"E–Eoh ? M–Mianhae ! Aku tidak sengaja menabrak pundak–"
"Kau mau melarikan diri, Park Jimin?"
Suara ini. Suara khas yang begitu dingin dan berat. Suara Kim Yoongi. Jimin terdiam. Yoongi langsung membalikan badannya sambil menatapnya tajam.
"Y–Yoongi-hyung ? Kau di Jepang b–bukannya?" Tanya Jimin terbata-bata. Yoongi smirk kemudian menggeleng.
"Tidak usah ikut campur soal urusan itu. Kau seharusnya berterima kasih kepadaku karena telah menyelamatkanmu, idiot. Dasar tidak tau terima kasih."
Jimin langsung menelan salivanya kasar. Ia langsung membungkukkan tubuhnya sambil mengucapkan kalimat 'terima kasih' kepada Yoongi.
"Ini milikmu bukan?"
Jimin menatap sejenak. Buku diary-nya semasa ia di panti asuhan. Jimin langsung mengambilnya dan menatap Yoongi dengan mata yang melebar.
"13 Oktober ya. Kau hidup selama ini hanya untuk jadi permainan dirimu saja? Aku takjub denganmu, Park Jimin."
Yoongi langsung meninggalkan Jimin sendirian di lorong putih yang cukup ramai karena orang-orang yang berlalu lalang. Jimin masih menatap kepergian Yoongi dengan arti wajah yang sulit diartikan. Tapi Yoongi mengerti maksud wajahnya.
"Satu lagi. Kau payah. Kau berjanji mati tanggal 13 dan kau sudah bunuh diri dari dulu. Kau itu memang tidak pernah menetapi janji ya."
' Yoongi-hyung.. ia pergi ke rumahku? '
Sekarang sudah tanggal 19 September. Tidak lama 13 Oktober akan menyambutnya. Apakah benar? Jimin sama sekali tidak mendapatkan kasih sayang? Tidak ada perubahan begitu saja? Dan terlebih lagi, ia hidup sia-sia?
Jimin pusing memikirkan itu. Tapi, ia masih ingin tau jawaban. At least, sebelum ia pergi untuk selamanya. Ia ingin tau siapa ibunya, begitu pula ayahnya.
PARK JIMIN!
Mimpi itu. Masih terekam dengan jelas di pikiran Jimin. Apa hubungan dirinya dengan Nyonya Kim? Siapa Nyonya Kim? Mengapa ada Nyonya Kim di mimpinya?
Jimin jadi memikirkan keluarga Kim lagi. Ia tidak boleh memikirkan keluarga itu. Tidak akan ada yang suka jika ia memikirkan itu. Terutama Kim Yoongi.
Jimin hanya menghembuskan nafasnya kemudian melemparkan batu ke sungai yang mengalir dengan cepat.
Tik Tik Tik
Gerimis. Hujan kah? Ia tidak membawa payung. Bahkan ia masih memakai pakaian rumah sakit. Menyedihkan sekali.
"Kau.. Park Jimin bukan?"
Jimin menoleh dan sedikit terkejut. "Aah, nde. Ada apa?" Tanya Jimin. Jujur ia sedikit merasa aneh berada di dekat pria paruh baya ini. Siapa dia?
"Aku pamannya Kim Seokjin. Temanmu. Aku berada di Jepang tapi aku berlibur ke sini."
' Mereka sudah pulang ke Korea. '
"Aku dokter psikologi, Jimin-ah. Aku bisa membantumu. Aku memba–"
"Aku sehat! Aku.. tidak butuh bantuan siapapun."
"Aku tau kau butuh kasih sayang Jimin-ah. Terutama kasih sayang orang tua karena kau sebatang kara di dunia ini."
🌴 to be continued
hehehe, maaf lama ga up akunya.. kangen ga? aku sih kangen :v
APAPUN YANG TERJADI, JANGAN MENYERAH! ADA KEJUTAN DIBALIK SEMUA INI DAN AMBIL SISI POSITIFNYA SAJA!
TRUST ME!
KAMU SEDANG MEMBACA
tell me you love me | park jimin
Fanfiction[ 박 지민 ] JANGAN DITIRU! [REVISI] JIMIN x BTS Park Jimin. Bocah yang sama sekali tidak pernah merasakan kasih sayang dalam hidupnya. Itu juga dimulai saat ia berada di panti asuhan. Ia memilih untuk membunuh dirinya daripada menanggung semuanya sendi...