[Author]
"Namjoon-ah. Akhir-akhir ini kau dekat dengan eomma." Ucap Seokjin sambil mengaduk adonannya. Ia tengah membuat kue hari ini. Untuk uji coba saja karena hobinya adalah memasak.
"Wae ? Kau cemburu? Hyung sudah besar masih cemburu saja." Seokjin terkekeh. Mana mungkin ia cemburu.
Ia curiga.
"Apa eomma suka membicarakan Jimin?"
"Hm. Ia kan anak kandungnya. Pasti lah."
Seokjin tambah curiga. Wajah Namjoon sangat datar. Apa mereka melakukan sesuatu. Hm tidak mungkin, Seoyoon sampai menangis seperti itu saat melihat Jimin. Mana mungkin kan?
Tapi Seokjin teringat sesuatu. Saat makan bersama itu.. wajah Namjoon sedikit tidak nyaman. Aah ia tidak tau. Ia tidak mau menduga hal buruk kepada sang ibu dan adiknya.
Bisa saja tebakannya meleset.
"Eoh.. Jimin tidak datang? Aneh sekali. Saat melihatmu berdua dengan eomma di balkon 2 hari yang lalu, ia langsung pulang."
Namjoon terdiam tiba-tiba. Seokjin merasakan perubahannya. Baiklah, ia akan menjadi mata-mata sekaligus detektif lagi bersama adiknya. Mereka memang mencurigakan. Seokjin yakin firasatnya tepat. Ia yakin da sesuatu di balik semua ini.
' Apa ia mendengar apa yang aku bicarakan dengan eomma ? '
•
"Annyeonghaseyo ! Park Jimin imnida !"
"Annyeonghaseyo. Jadi.. kau sungguh ingin bekerja menjadi barista di sini?"
"Nde. Untuk sementara waktu tidak apa-apa kah?"
"Maksudnya?"
"Tanggal 13 nanti aku ingin mengundurkan diri."
"Waeyo ?"
"Aku akan pindah ke Busan."
"Ooh. Gwaenchana. Aku mengerti. Gwaenchana. Aah, namaku Yoon Jeonghan! Senang bertemu denganmu, Jimin-ssi."
"Nde, Jeonghan-sunbae.."
"Ani. Hyung saja."
Setelah perkenalan dan perbincangan singkat mereka, suasana menjadi canggung. Jimin tidak tau harus apa, Jeonghan sebaliknya.
"Maaf jika ini sedikit membuatmu tidak nyaman karena bertanya hal ini. Kenapa kau pindah ke Busan?" Jimin bungkam sejekan sebelum menjawab pertanyaan Jeonghan. Haruskah ia jujur? Atau bohong?
"Aah, aku ingin.. menjalani hidup baru di Busan. Mianhaeyo, hyung. Aku kerja sementara di sini karena aku juga butuh uang untuk di Busan. Selengkapnya aku juga akan mencari pekerjaan di sana." Jelas Jimin.
"Aku punya cabang kafe di Busan! Mungkin kau mau bekerja di sana. Aku bisa menghubungi rekanku untuk lowongan kerjamu di sana."
Kabar baik untuk Jimin! Ia tidak perlu mencari kerjaan lagi karena ia sudah dibantu oleh Jeonghan. Semuanya berjalan lancar.
"J–Jinjja ? Kamsahamnida, Jeonghan-hyung ! Aku merasa tidak enak jadinya! Aish, hyung tidak perlu repot seperti itu!"
"Haha, gwaenchana. Aku senang membantu orang." Wah, pria ini sungguh baik. Jimin senang bisa bertemu orang baik seperti ini.
"Jimin-ah ! Kau ada di sini rupanya."
Jimin merasa familiar dengan suara ini. Ini suara..
"Ha Sungwoon?"
"Wah~ kau sedang di kafe ini rupanya. Hm, kau tau kafe ini juga? Daebak. Eoh, apa kau sudah siap untuk ke Busan? Perjalanan kita untuk berlibur akan menyenang–"
Jimin langsung bangkit kemudian menutup mulut Sungwoon. Ia menunduk kepada Jeonghan sebagai tanda pamit. Jimin langsung menarik Sungwoon ke tempat yang jauh dari Jeonghan.
"Yak ! Kau ini kenapa!?"
"A–Aku ingin bertanya!"
"Hah!?"
"Kau bawa apa saja? Aku bingung. Mungkin kau bisa membantuku! Iya kau bisa membantuku! Hahaha–"
"Jimin-ah ! Bicara pelan-pelan! Kau tampak panik."
Jimin terdiam. Tentu saja ia sangat panik. Ia memberitahu Jeonghan untuk pindah. Pasti pria itu mengira ia akan melarikan diri.
"Aah.. mau minum kopi?"
"Hm. Ayo!"
' Park Jimin? Seokjin pernah membicarakan anak itu kalau tidak salah.. hm? '
🌴 To Be Continued
Banyak sekali yang milih sad ending omaigat Σ( ° △ °|||) kalian yakin kah? 😭
Tapi kupikir yaa 🤔 aku berharap sad jg sih HAHAHA
Bertahan sedikit lagi ya~ udah mau tamat :(
KAMU SEDANG MEMBACA
tell me you love me | park jimin
Fanfiction[ 박 지민 ] JANGAN DITIRU! [REVISI] JIMIN x BTS Park Jimin. Bocah yang sama sekali tidak pernah merasakan kasih sayang dalam hidupnya. Itu juga dimulai saat ia berada di panti asuhan. Ia memilih untuk membunuh dirinya daripada menanggung semuanya sendi...