11 October

1K 138 8
                                    

[Author]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Author]

Malam hari tiba dan Jimin tengah mengemas barang-barangnya. Oh! Hari ini Jimin sudah bekerja. Sebenarnya kemarin ia juga sudah bekerja. Ia mendapat gaji harian. Tidak banyak penghasilannya, tapi cukup untuk kebiayaannya di Busan nanti.

Di tengah-tengah aktivitas pengemasan barangnya, Jimin teringat sesuatu. Sudah 2 hari ia tidak bermain ke Kediaman Kim. Apakah mereka mencari Jimin? Sepertinya tidak. Itu yang dipikirkan olehnya. Kenapa? Karena Seokjin tidak mengirimnya pesan dan tidak mencarinya.

Jadi Jimin memang benar dikhianati ya. Tidak masalah, ia akan meninggalkan kota ini juga. Walaupun rasanya akan sangat berat. Keluarganya yang harus ia tinggalkan.

Toh, ia juga akan pergi di hari ulang tahunnya. Bukan kah itu sangat menyakitkan? Meninggalkan keluarga dan teman yang kau dekati agar hidupmu bahagia. Feels so good but painful.

Jimin menutup kopernya sejenak dan ia akan mengemas lagi esok. Ia harus istirahat saat ini karena besok ia akan bekerja lagi.

"Humm.. Jin-hyung, Yoongi-hyung, Hoseok-hyung, Namjoon-hyung, Taehyungie, Jungkookie.. Taemin, Jongin, Sungwoon, Hyomi.. saranghae.. neomu saranghae.. baik-baik saja ya tanpaku. Hidup dengan bahagia dan ikhlaskan aku. Mengapa aku jadi menangis? Aish.. menyedihkan sekali.. hiks.. Jin-hyung bahkan tidak mencariku! Aish.. hiks.. lebih baik aku mati bila seperti ini!!!"

Jimin langsung menghapus air matanya kemudian pergi ke kamar mandi.

Untuk mandi tentunya. Sepulang bekerja tadi ia langsung mengemas kopernya dan ia belum mandi.

"Hmm, mianhae. Aku memang seorang pengecut."

"Surprise untuk Jimin?"

"Nde, eomma ! Tanggal 13 ia akan ulang tahun. Jadi kita ke rumahnya kemudian memberinya kejutan."

Seoyoon terdiam. Ia menunduk kemudian meremas bajunya.

"Waeyo eomma ? Gwaenchana ?" Seoyoon tersenyum lalu mengangguk.

"Eomma hanya takut kalau Jimin.."

"Ani eomma. Jimin anak baik. Hanya saja.. mungkin ia sedang sibuk dan.."








"Seokjin-ssi.. apa Jimin itu kurus?"


"Ya."

"Warna rambutnya.. hitam sedikit kecokelatan?"

"Ya.."

"Sedikit.. pendek dan–"

"Bagaimana kau tau? Dimana ia sekarang? Beritahu aku! Apa yang terjadi!?"



















Seokjin tidak tau apa yang terjadi, tapi otaknya terus bekerja. Jeonghan tau tentang Jimin, pasti ada yang ia sembunyikan dan Seokjin berhak tau itu.

"Seokjin-ah, gwaenchana ?" Tanya Seoyoon daj dibalas anggukan oleh Seokjin. Ia langsung keluar dari kamar orang tuanya dan menuju kamarnya untuk menelpon Jeonghan. Ia mengambil ponselnya kemudian mencari kontak Jeonghan dan mulai menelponnya.






















"Jeonghan-ah. Besok bertemu jam 8 di kafemu. Tidak ada penolakan. Selamat malam."











Dan di saat itulah, Jeonghan mulai merasa cemas. Memang seharusnya ia tidak memberitahu Seokjin. Tapi, mungkin saja ada baiknya. Baiklah, biarkan besok ia perkenalkan Jimin yang bekerja di kafenya kepada Seokjin.







🌴 To Be Continued

Sorry for short update 😭 aku sempet ga pengen update cuma update aja deh walau singkat :(

Maaf yaa 😭

tell me you love me | park jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang