Walau faktanya dia sudah meminum sup beserta obat dari San Lang, efek alkohol itu masih menghantuinya hingga malam berikutnya. Malam itu, Xie Lian berendam air hangat cukup lama sambil mengingat-ingat hal yang mungkin terjadi saat dirinya mabuk. Bukan berarti dia tidak mempercayai San Lang, namun entah apa yang membuat hatinya gatal untuk mencari tahu. Dia merasa ada sesuatu yang seharusnya ia ingat malam itu. Sesuatu yang penting dan membuatnya bahagia.
Dia merasa San Lang mengatakan suatu hal tepat saat efek alkohol mulai mereda malam itu. Namun sekeras apapun dia memutar otak, kata-kata itu tidak tergambarkan di kepalanya. Hanya berupa tulisan buram yang tidak terbaca. Dia lupa.
Setelah berusaha keras, Xie Lian untuk sementara waktu menyerah dan keluar dari bak mandi.
Begitu dia selesai mengenakan piyamanya. Ponsel pintarnya bergetar menunjukan panggilan video dari ID tidak dikenal. Mengerutkan kening, Xie Lian menerima panggilan video dan gambar yang menyambutnya membuat tubuhnya menegang.
"Xie Lian, kamu kah itu?"
Xie Lian terkejut sampai hampir melepaskan ponselnya. "Mu Qing, bagaimana bisa kamu mendapatkan ID ku?"
Mu Qing tersenyum menjelaskan, "Aku memintanya dari Feng Xin karena aku pikir dia punya. Dia awalnya tidak memberikannya namun aku mengganggunya setiap saat sampai dia menyerah dan memberiku ID mu."
Xie Lian duduk di ranjang, sebelum dia kembali ke Guangzhou dari Beijing. Dia bahkan tidak sempat bertemu kembali dengan Mu Qing karena San Lang melarangnya. Hubungan mereka belum bisa di katakan damai, berbicara bersama melalui panggilan video seperti ini membuat Xie Lian merasa canggung.
"Apa kamu memerlukan sesuatu?" Xie Lian bertanya dengan ragu.
Dalam hati yang paling dalam, dia sebenarnya tidak membenci Mu Qing, namun kejadian tragis yang menimpanya beberapa waktu lalu di Beijing membuat Xie Lian sedikit memendam trauma pada pria tampan itu. Fakta bahwa Mu Qing penyebab dia menerima puluhan pukulan menyakitkan sampai nyaris meninggal benar-benar tidak terbantahkan. Xie Lian tidak bisa tidak waspada pada pemuda ini.
Mu Qing sebenarnya sama canggungnya dengan Xie Lian, hal itu sebenarnya terlihat dari banyaknya dia menggaruk hidungnya. Namun Xie Lian tidak menyadari detil itu sama sekali. Mu Qing yang bingung tiba-tiba memulai topik ke hal yang lebih ringan. "Apa kamu berada di hotel?"
Xie Lian terkejut, dia mengikuti arah pandangan Mu Qing dan melihat ke bagian area meja dan sofa di kamarnya. Dia menggeleng, "Aku di kamarku."
"Wow." Mu Qing kagum, "Terlihat mewah, kamu pasti tinggal di rumah besar."
Xie Lian tersipu, "Bukan rumahku, aku hanya menumpang di rumah San Lang dan membantunya melakukan beberapa pekerjaan rumah sebagai biaya sewa."
"San Lang?"
"Ah." Xie Lian buru-buru menjelaskan, "Dia pemuda yang bersamaku saat di Beijing."
"Direktur Hualian itu?"
Xie Lian membeku.
Melihat ekspresi Xie Lian, Mu Qing mengungkapkan tawa lebar yang jarang. "Apa aku benar?"
"Bagaimana kamu tahu?" Xie Lian sedikit panik, "Dia tidak pernah mengungkapkan identitasnya di depan umum. Apa benar-benar sudah tersebar?"
"Tenang, tenang." Mu Qing berkata, "Hanya aku yang mengetahuinya. Lagipula aku hanya menebak pada awalnya. Apa kamu tahu? Sejak kejadian yang begitu disesalkan itu terjadi, beberapa hari kemudian kami tiba-tiba menerima telepon dari pihak Universitas. Mereka mengatakan Hualian menanamkan sejumlah besar saham dan secara pribadi meminta Tsinghua mengembalikan beasiswa semua orang anak klub teater. Kami berpikir itu gila, namun siapa sangka orang Tsinghua mengatakan bahwa ini permintaan langsung dari direktur mereka karena kekasihnya ada di klub teater."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] A Guy With Cold Face (Heavenly Official Blessing FF Modern AU)
FanfictionPemuda itu sangat tampan dengan rahang tegas dan kulit seputih salju namun tidak pucat. Rambutnya hitam berkilauan dengan poni menjuntai menutupi mata kanannya. Auranya misterius namun disisi lain juga nampak lembut. Benar-benar semurni giok. Xie L...