[58] Loneliest

7.7K 1.1K 128
                                    

Yu Wenbai tertangkap dan di penjara. Bukti sah telah dikirim dan dia dibawa dalam sel tahanan sebelum menjalani sidang. San Lang tidak memperdulikan orang itu, sudah dua minggu berlalu dan kekasihnya masih belum membuka matanya. Setiap hari pria tampan ini akan datang untuk menggantikan pakaian, menemani tidur hingga membersihkan tubuh Xie Lian.

Melihat Xie Lian, San Lang diliputi ketakutan. Dia sangat merindukan mata cerah kekasihnya, suara yang lembut dan sentuhan hangat.

Ketika malam tiba, San Lang akan duduk sambil menggenggam tangan Xie Lian, sesekali mencium punggung tangan itu penuh kasih sayang. Memohon dengan matanya yang memerah, "Bangunlah, sayang.. Aku mohon. Jangan lagi, aku mohon."

Dia sudah menyaksikan berbagai adegan ketika kekasihnya ditusuk pedang, sekarat karena penyakit hingga mati dalam perang. Tapi dia sungguh tidak ingin adegan yang sama terulang kembali. Tiga kehidupan Xie Lian sebelumnya, dia selalu meninggal dalam usia muda. Meskipun Hua Cheng berusaha melindunginya, melihatnya setiap detik dan menit, mengawasinya. Nyatanya dia masih lemah jika berhadapan dengan malaikat maut.

Setidaknya satu kali ini. Dia ingin melihat Xie Lian tumbuh dewasa dan tua. Dia ingin kekasihnya berumur panjang, meski harus mengorbankan kehidupannya. San Lang rela. Baginya hal itu sepadan.

Hidung San Lang masam, dia tidak tahu sejak kapan air matanya sudah berjatuhan. Menetes di permukaan pipi Xie Lian.

Merasakan dingin, Xie Lian yang telah tertidur selama dua minggu membuka matanya. Matanya semerah darah dan pandangannya kabur seperti seluruh dunianya adalah mozaik. Akan tetapi pendengarannya sangat tajam, dia mendengar seseorang tengah menangis. Suara yang menyedihkan itu. Xie Lian pernah mendengarnya dalam mimpinya.

Ketika dirinya mati. Dia mendengar suara ini. Suara pria yang kesepian.

"San Lang.."

Mata San Lang terbuka lebar, dia menunduk dan melihat mata kekasihnya terbuka melihat kearahnya. Dia terdiam cukup lama. Suasana hatinya runtuh dalam sekejap dan ketika kekasihnya berusaha tersenyum padanya. San Lang menyadari bahwa kekasihnya bangun.

Dia masih memiliki kesempatan!

San Lang jatuh berlutut, dengan tangan gemetar. Dia menangis keras, "Ah Lian, jangan tinggalkan aku. Aku mohon, aku mohon, aku mencintaimu."

Mata Xie Lian juga basah, dengan tangan lemah, dia menyentuh pipi San Lang. San Lang terlihat lebih dewasa sepuluh tahun dari sebelumnya. Akan tetapi Xie Lian telah mengetahuinya, bahwa inilah sosok kekasihnya yang sebenarnya.

Dengan suara serak, Xie Lian berkata susah payah, "Aku kembali."

Mulanya San Lang tidak menyadari maksud lain dari kalimat itu, tapi ketika melihat wajah Xie Lian yang lembut. Jantung San Lang berdebar, matanya melebar dan penuh ketidakpercayaan. "Kamu...."

Xie Lian menggertakan gigi, "Melihat kematian orang yang kamu cintai berkali-kali, hidup melewati berbagai pergantian zaman. Sendirian." Air mata Xie Lian menyelinap ke rambutnya, dalam pandangannya yang berkabut, dia melihat besarnya cinta Hua Cheng padanya. Membuatnya bahagia namun juga tidak berdaya, "Kamu pasti kesepian selama ini, maafkan aku, maafkan aku."

San Lang jatuh di lengan kekasihnya, mengecup bibir yang kering dan pucat. Dia mengusap pipi Xie Lian, "Sampai kapanpun, aku akan menunggumu. Aku ingin hidup bersamamu selamanya. Di kehidupan terakhir ini."

Xie Lian mengangguk.

San Lang bahagia sampai dia merasa melayang, dia mengecup lagi bibir Xie Lian. Menyesapnya lembut sampai hatinya tenang, dia berkata, "Apa kamu haus atau lapar? Aku akan mengambilkan minuman."

[BL] [END] A Guy With Cold Face (Heavenly Official Blessing FF Modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang