[11] The Truth

11.9K 1.8K 282
                                    

Membosankan. Xie Lian benar-benar ditinggal sendirian. Seluruh karyawan perpustakaan selain dirinya pergi untuk rapat di luar Universitas. Walau mereka menyebutnya dengan meeting terbuka, itu hanya akan menjadi acara makan-makan dan karaoke singkat. Junior sepertinya tentu saja tidak diajak. Lagipula andai para karyawan senior itu mengundangnya, Xie Lian pasti akan menolak mengingat dia tidak punya uang untuk patungan membayar uang sewa kamar karaoke.

Untuk mengusir rasa bosan, Xie Lian duduk di resepsionis sembari membaca novel karya Charles Liu berjudul <Torture in Prison>. Novel itu bagus, walau gaya bahasanya eksentrik dan liar namun tetap saja menarik untuk dibaca. Novel ini mengisahkan seorang pembunuh yang menghabiskan sisa-sisa hidupnya di penjara terkejam California sebelum digantung di depan seluruh masyarakat.

Saat Xie Lian membuka lembar berikutnya, sebuah bayangan hitam membuat font dalam buku tersebut menggelap. Xie Lian mendongak, matanya bertemu tatap dengan sepasang mata yang tertutup kacamata hitam. Kening Xie Lian berkerut samar sebelum bertanya, "Ada yang bisa saya bantu?"

Penampilan orang ini mencurigakan. Di siang bolong, dia mengenakan pakaian tebal berupa hoodie, sebuah topi dan kacamata hitam. Penampilan yang membuatmu berpikir 'ah dia mungkin stalker yang iseng mengikutiku'. Tapi itu tidak mungkin! Ibarat menggali parit untuk menenggelamkan dirimu sendiri itu lebih berguna daripada mengikuti Xie Lian yang tidak punya apa-apa.

Pemuda berkacamata itu tampak gelisah, jemari panjangnya yang lentik mengetuk-ngetuk meja resepsionis. Ia berbicara dengan suara pelan, "Berikan aku arsip tentang seluruh mahasiswa di kampus."

Xie Lian, "......."

A ha ha.. Apa tebakanku benar? Dia sungguh seorang stalker?!

Xie Lian terpana kemudian terbatuk kering menenangkan diri, dia kembali membalas, "Maaf, tapi arsip itu ada di brangkas khusus, kepala pustawakan yang memegang kuncinya sedang rapat di luar."

Pemuda itu terdiam beberapa saat, "Apa aku bisa menunggu?"

Dia gigih. Xie Lian memaksakan senyum, "Aku rasa bisa, tapi apa yang ingin kau lakukan dengan arsip itu?"

Tampak ragu-ragu, pemuda itu melipat tangan di dada lalu melepas kacamata hitamnya. Sepasang mata hitam jernih terpampang di jelas di wajah tampan dan cantik. "Kakak ini, boleh aku bertanya sesuatu?" Pemuda itu bertanya dengan wajah sungguh-sungguh.

Xie Lian mengangguk.

Hening sejenak, pemuda itu bertanya, "Apa kakak ini mengenalku?"

Xie Lian, ".....Tidak."

Wajah pemuda itu berubah gelap, detik berikutnya dia melepaskan topinya, menampilkan rambut hitam yang diikat rapi. Pemuda itu secara tidak terduga kembali bertanya pertanyaan yang sama, "Kalau begini apa kakak ini mengenalku?"

Ekspresi bingung melintas di wajah Xie Lian, ia kembali menjawab, "Tidak."

Wajah pemuda itu semakin gelap, ia tampak kesal dan mengacak pinggang, "Bagaimana bisa kakak ini tidak mengenalku? Aku ini tuan muda kedua dari keluarga Shi, keluarga pemilik perusahaan makanan terbesar di Shanghai."

Xie Lian mengerutkan keningnya, merasa aneh dengan tingkah pemuda di depannya ini. Memang apa pentingnya pakan ternak meriam sepertinya untuk mengenali tuan muda keluarga Shi.

Xie Lian memaksakan senyum dan menjawab dengan sesopan mungkin, "Aku tidak cukup lama bekerja di sini, jadi aku tidak terlalu memperhatikan orang-orang."

Ekspresi pemuda itu kembali cerah, "Begitukah? A ha ha, kalau begitu wajar kakak ini tidak mengenalku." Ia menghela napas lega lalu memperkenalkan diri dengan penuh kepercayaan diri, "Namaku Shi Qing Xuan, tuan muda kedua dari keluarga Shi dan pemegang saham terbesar kedua di Universitas."

[BL] [END] A Guy With Cold Face (Heavenly Official Blessing FF Modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang