Beberapa hari kemudian, seluruh masyarakat China pukul delapan sudah siap di depan televisi. Sekelompok demostran juga berkumpul di gedung peradilan, memberikan suara mereka untuk menjatuhkan Yu Wenbai. Wartawan berkerumun di depan pintu, menunggu kedatangan tersangka dan penggugat.
Hua Cheng duduk di mobil limousin mewahnya, Xie Lian duduk di sampingnya, dia menyandarkan kepala di bahu Hua Cheng, posisinya nyaman namun wajahnya tampak bertentangan. Hua Cheng mengerti ketidaknyamanan kekasihnya, menghibur, "Semua akan baik-baik saja, dia tidak memiliki kesempatan."
"Aku tahu." Xie Lian menjawab, "Aku baik-baik saja."
Ketika mobil berhenti di depan gedung peradilan, lampu kamera menerjang. Hua Cheng turun lebih dulu, sosoknya yang jangkung sangat tampan mempesona, akan tetapi ketika para wartawan bertemu tatap pada mata sedingin es. Mereka tidak bisa menahan diri untuk merinding.
Seseorang lainnya keluar dari mobil, para wartawan terpana. Pemuda ini sangat tampan, berkebalikan dengan Hua Cheng, dia tampak lembut dan polos. Matanya yang hitam dan bulu matanya yang panjang, tergantung rendah, merefleksikan suasana hatinya saat ini. Setelah itu, tidak ada satupun lagi yang keluar dari mobil.
Hal ini membawa kebingungan bagi para wartawan. Bukankah Hua Cheng akan datang bersama istrinya? Dimana dia?
Namun pemikiran mereka tidak berlangsung lama, ketika Hua Cheng dengan penuh kasih sayang mengecup puncak kepala Xie Lian, menggenggam tangannya dan melindunginya dari para wartawan. Melihat sikap intim mereka, semua orang terkejut.
Hua Cheng ternyata seorang gay, dan istri yang dimaksud itu adalah laki-laki.
Berita ini ditayangkan secara live dan semua orang melihatnya. Luo Binghe sedang membawa nampan berisi sup daging ketika dia melihat tayangan ini, seluruh nampan jatuh dari tangannya.
Shen Qingqiu berteriak marah, "Sialan, itu mangkok mahal, apa yang kamu lakukan?!"
Luo Binghe gemetar, tangannya yang lemah terangkat menunjuk pada layar televisi. Saat itu seorang reporter tengah berbicara, "Penggugat, presdir Hualian grup, tuan Hua Cheng telah tiba bersama istri prianya. Sidang diperkirakan akan dimulai dalam lima belas menit. Ah hakim Ming telah tiba di tempat!"
Shen Qingqiu tercengang. Dia bilang tadi siapa? Hua Cheng?
Luo Binghe berbicara, "Bukankah itu Xie Lian? Kenapa dia bersama pria tua? Apa dia putus dengan San Lang? Tunggu, bukankah pria itu mirip San Lang? Shizun, shizun sepertinya aku menjadi sedikit tidak waras. Aku mulai berpikir San Lang itu Hua Cheng dalam cerita."
Shen Qingqiu menelan ludah, "Aku juga."
"Shizun merusak gulungan miliknya, dia akan marah padamu."
"Omong kosong!" Shen Qingqiu meraung, "Bukankah kamu yang merusaknya?"
Luo Binghe terpana, matanya berkaca-kaca, "Tapi, tapi bukankan shizun yang menyuruhku.."
"Tidak! Aku tidak menyuruhmu. Aku tidak mau tahu, kamu yang mengembalikan gulungan itu padanya."
"Tapi aku takut." Luo Binghe menangis menyadihkan.
"Kembalikan atau aku tidak akan lagi menemanimu tidur." Ketus Shen Qingqiu dan melarikan diri ke kamar. Meninggalkan Luo Binghe yang tersedu-sedu.
Ternyata istri tuan muda Luo juga bisa tidak tahu malu.
Hua Cheng dengan penuh perhatian membantu Xie Lian duduk di kursinya, meskipun kecelakaan itu terjadi sebulan lalu. Xie Lian baru beberapa hari lalu bisa berjalan, Hua Cheng tidak ingin istrinya memaksakan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] A Guy With Cold Face (Heavenly Official Blessing FF Modern AU)
FanfictionPemuda itu sangat tampan dengan rahang tegas dan kulit seputih salju namun tidak pucat. Rambutnya hitam berkilauan dengan poni menjuntai menutupi mata kanannya. Auranya misterius namun disisi lain juga nampak lembut. Benar-benar semurni giok. Xie L...