Begitu Xie Lian menutup pintu rumah, ia sudah mendapati Feng Xin bersantai di sofa ruang tengah dengan tangan terlipat. Wajah Feng Xin yang memang keras kini lebih keras lagi. Feng Xin menatap Xie Lian dari ujung kaki hingga ujung kepala dengan tatapan dingin.
"Siapa yang mengantarmu?"
Kini giliran Xie Lian menyipitkan mata, "Kau mengintip?"
Feng Xin tersentak, ia buru-buru membalas. "Memang itu masalah, aku hanya tidak sengaja melihat mobil mahal terparkir di depan gerbang dari jendela!" Ia mendengus lalu melanjutkan bertanya, "Siapa dia? Apa yang dia lakukan bersamamu?"
Xie Lian terpana. Sejak dia tinggal di rumah Feng Xin, pemuda itu bahkan jarang mengajaknya bicara. Kini dia malah menginterogasinya seakan dia ayahnya yang mendapati dirinya ketahuan pergi berkencan dengan seorang brengsek.
"Dia temanku." Balas Xie Lian datar lalu ikut duduk di sofa.
"Teman?" Feng Xin tampak tidak percaya. "Bagaimana bisa kau mengenalnya?"
"Apa yang aneh dengan menjadi kenalannya?"
"Tentu saja aneh!" Seru Feng Xin, "Dengan penampilanmu seperti itu kau bisa mendapat teman kaya. Itu mencurigakan."
Xie Lian terdiam. Dalam hati membenarkan kecurigaan Feng Xin.
Belum puas, Feng Xin menatap Xie Lian dengan wajah hijau. "Apa kau menjual diri padanya?"
Xie Lian melotot, wajahnya berubah merah mendengar tebakan Feng Xin. "Kenapa kau bisa berpikir seperti itu? Mana mungkin! Kau pikir aku seorang murahan. Lagipula aku bukan perempuan!"
"Zaman sekarang hubungan seperti itu tidak lagi tabu, lagipula dengan wajahmu itu, bisa saja dia mempermainkanmu hanya karena kau tidak punya uang." Feng Xin berucap, nada suaranya kesal.
"Kau mau bilang aku punya wajah orang bodoh, begitu?" Xie Lian memicingkan mata, merasa Feng Xin tengah menyindirnya tanpa ampun.
Feng Xin terdiam, ia membuang wajah dan menggertakan gigi, "Maksudku.. Wajah cantikmu." Balasnya dengan enggan.
Xie Lian terdiam, ia mengeluarkan suara 'pfft' hingga kemudian tertawa terbahak-bahak. Feng Xin yang melihat Xie Lian tertawa, tampak marah. "Kenapa kau tertawa?!"
Xie Lian mengontrol tawanya hingga mereda kemudian menghembuskan napas. Ia tersenyum, "Feng Xin dengar! Aku tidak menjual diri. Dia temanku dari Universitas tempatku bekerja. Kami akrab pagi tadi dan dia membantuku menemukan dompetku yang hilang. Begitu dia tahu bahwa aku hendak mencari tempat tinggal baru, dia menawarkan kamar kosong di rumahnya untuk ku sewa."
Feng Xin menyipitkan mata. "Kau menerimanya?"
"Tentu!" Balas Xie Lian berseri-seri, "Dia menawari ku harga kamar yang sangat murah dengan imbalan aku membantunya mengerjakan pekerjaan rumah tangga di rumahnya. Rumahnya sangat besar tapi dia hanya tinggal sendirian. Aku mungkin berpikir dia menawariku tinggal disana karena dia kesepian. Dia masih sangat muda dan polos, aku jadi ingin membantunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] A Guy With Cold Face (Heavenly Official Blessing FF Modern AU)
FanficPemuda itu sangat tampan dengan rahang tegas dan kulit seputih salju namun tidak pucat. Rambutnya hitam berkilauan dengan poni menjuntai menutupi mata kanannya. Auranya misterius namun disisi lain juga nampak lembut. Benar-benar semurni giok. Xie L...