[BL] [END] A Guy With Cold Face (Heavenly Official Blessing FF Modern AU)

[39.2] Another

Di situs microblog Weibo, hastag summer festival U.G mulai diramaikan. Klub-klub lain aktif melakukan propaganda melalui video promosi atau template. Klub teater tidak melakukan promosi, karena pihak dewan sekolah sudah menempatkan mereka di highlight khusus.

Dua hari kemudian, brosur sudah ditempelkan di mading. Klub teater mendapatkan kolom kusus di majalah bulanan Universitas, jurnalis mahasiswa juga telah mengumumkan judul teater yang akan dibawakan. Dengan demikian, masalah promosi sudah terselesaikan tanpa harus melakukan apapun.

Naskah tiba, itu dikirimkan ke setiap rumah pemain. Naskah itu setebal dua inci dan ditulis dengan sangat baik. Xie Lian duduk di sofa kamarnya dan membaca. Plot cerita dimulai dari dialog antara dua raja tentang perjodohan putera kerajaan, berlanjut ke pertandingan kolosium lalu pernikahan. Konflik mulai berkembang. Ketegangan dan kesedihan menjadi satu sampai kisah Ah Li dimuat. Satu jam kemudian, Xie Lian bangkit dengan mata basah.

Ia tidak tahu datang darimana perasaan sentimental itu berasal, tapi sepenggal kisah belum selesai ini berhasil menyentuh hatinya, menyulut emosinya. Mungkin karena dia berperan sebagai protagonist utama, jadi hanya dengan membaca membuatnya terbawa ke dalam aliran cerita, merasakan sakitnya kehidupan pangeran putera mahkota.

Xie Lian menghela napas. Plot cerita benar-benar tidak bisa dia kenali. Dia berpikir bagaimana dia harus mengatur emosi ketika memainkan karakter ini.

Melirik pada jam dinding telah menunjukan pukul delapan malam, akan tetapi tidak ada tanda-tanda San Lang akan pulang. Dia pikir kekasihnya mungkin lembur di kantor, jadi dia meraih mantel tebal dan pergi keluar untuk makan malam.

(Dia tidak bisa memasak ╮(╯▽╰)╭)

Xie Lian tidak tahu apa yang dilakukan San Lang, tapi akhir-akhir ini kekasihnya itu jarang pulang. Dia bahkan sudah membolos kuliah selama dua hari berturut-turut. Tapi bagaimanapun juga, dia tidak mau curiga. Semua orang di China tahu betapa besarnya Hualian group, pastinya wajar jika seorang pimpinan perusahaan besar untuk sesekali lembur.

Sebenarnya San Lang sama sekali tidak berada di kantornya. Dia dan Pei Ming pergi menuju kota Xi'An di Provinsi Shaanxi yang merupakan tanah kelahiran Xie Lian. Beberapa hari lalu, Pei Ming memberinya informasi bahwa paman Xie Lian yang telah membawa uang dan properti warisan itu ditangkap dan ditahan di penjara dalam kasus pembunuhan.

Rupanya, setelah berhasil mewarisi rumah dan ratusan hektar kebun teh milik saudaranya. Dia terlibat dalam investasi perusahaan teh kemasan. Dengan embel-embel untung puluhan kali lipat, pria serakah itu dengan ringan tangan menjual seluruh perkebunan teh dengan harga lima juta yuan lalu setengahnya ia serahkan sebagai investasi.

Berpikir uang akan datang dengan sendirinya. Paman serakah itu menghabiskan waktu dengan berjudi, menghabiskan uang ditangannya dan menunggu dompetnya terisi otomatis.

Tapi siapa sangka, perusahaan teh kemasan yang menjanjikan untung dua kali lipat tidak juga menghubunginya setelah tiga bulan berlalu. Paman serakah yang sudah kehabisan uang karena berjudi itu marah dan menyerang kantor perusahaan hanya untuk menemukan bahwa kantor itu ditinggal kosong dan ratusan orang di depan gedung meneriakkan keluhan mereka.

Paman serakah itu segera sadar bahwa dia sudah ditipu dan kehilangan semua uangnya. Namun nasib buruknya tidak berakhir sampai disana. Begitu dia pulang, dia dikejutkan dengan orang-orang yang menggeledah isi rumahnya. Rumah besar peninggalan ayah Xie Lian itu rupanya telah dijual oleh puteranya sendiri dan uang sebesar dua juta yuan hasil penjualan rumah itu dibawa pergi.

Paman serakah itu kehilangan harta sampai akal sehatnya. Dia pergi dan bertemu dengan teman yang mengenalkannya pada perusahaan teh kemasan. Paman serakah itu marah dan mengutuk, andai bukan karena temannya. Dia tidak akan ditipu. Jadi dengan emosi yang meluap disertai kegilaan. Dia membunuh temannya sendiri dan ditendang ke penjara.