Pagi itu, San Lang dan Xie Lian sarapan seperti biasa. Malam tadi ada pemberitahuan dari Shi Qing Xuan di grup chat klub teater bahwa hari ini akan dilaksanakan rapat untuk memilih naskah yang dibawakan pada acara Summer Festival satu setengah bulan mendatang. Sejak pembicaraan panasnya dengan Mu Qing malam tadi, Xie Lian sedikit canggung saat berhadapan dengan San Lang. Dia memaksa dirinya bersikap tenang setiap kali mereka bertemu, menyembunyikan fakta bahwa jantungnya selalu berdebar setiap kali melihat wajah tampan itu.
San Lang menjelaskan tentang Summer Festival pada Xie Lian seperti seorang senior yang membacakan aturan tata tertib sekolah pada anak baru. Xie Lian mendengarkan dengan seksama. Dari yang dia tangkap, Summer Festival ini harusnya menjadi salah satu event terbesar di Universitas Guangzhou. Seluruh klub akan memamerkan bakat dan kelebihan mereka masing-masing.
Contohnya, klub otomotif akan membuat sebuah pameran alat-alat elektronik canggih yang telah mereka buat satu tahun terakhir, klub manga akan membuat sebuah perpustakaan berjalan untuk memperlihatkan karya mereka yang telah dibukukan. Bagi semua mahasiswa yang bergabung dalam sebuah klub, ini bukanlah sebuah event tahunan biasa.
Universitas Guangzhou terkenal sebagai institut pendidikan yang bekerja sama dengan berbagai perushaan dalam berbagai bidang. Seluruh mitra dari U.G akan berhadir di event ini untuk mencari bibit baru. Intinya, ini adalah ajang mencari prospek kerja terbuka. Dalam kasus klub teater, mitra yang akan berhadir adalah orang-orang dari perusahaan stasiun TV dan agensi Entertaiment. Senior klub teater yang menjadi pemeran utama dalam teater tahun lalu bahkan kini telah bergabung dalam jajaran agensi hiburan sebagai calon aktor.
"Itu hebat!" Xie Lian berkomentar begitu San Lang menyelesaikan ceritanya.
"Gege tertarik menjadi aktor?"
Xie Lian tersenyum dan menggeleng, "Jika harus memilih, aku mungkin lebih suka menjadi seorang pendidik."
"Alasannya?" Kata San Lang.
Xie Lian tidak segera menjawab, dia menelan potongan sandwich lalu berkata, "Entahlah, mungkin dengan menjadi pendidik aku merasa bisa menyelamatkan banyak orang."
San Lang sedikit terkejut, dia merasa pernah mendengar pernyataan serupa di suatu waktu. "Itu bagus."
"Bagus?"
"Bukankah pendidik merupakan pekerjaan mulia? Lagipula aku juga tidak terlalu setuju gege menjadi seorang aktor."
Xie Lian tampak tertarik, "Benarkah? Kenapa?"
San Lang membuka dan menutup mulutnya ragu, setelah beberapa pertimbangan. Dia hanya mengedikan bahu dan berkata, "Hanya tidak suka saja." Kemudian menandaskan potongan terakhir sandwich di piring. Lawan bicaranya tidak menanggapi namun merasa bingung dengan jawaban San Lang.
××××××
Dalam ruangan empat kali dua meter, dua orang berkutat dengan tumpukan kertas menggunung diatas meja. Salah satu dari mereka sesekali mendesah lelah, matanya yang dua jam terpaku pada deretan kalimat memerah dan kering. Pria tampan yang duduk di sampingnya menatap orang itu khawatir.
"Shizun, beristirahatlah." Dia berkata lembut.
Shen Qingqiu hanya menggapi dengan gumaman lalu mengatakan, "Sebentar lagi." Untuk kesekian kalinya.
Luo Binghe mulai kesal, dia menarik paksa kertas dari tangan Shen Qingqiu dan menindih benda tipis itu dengan lengannya. Shen Qingqiu terlambat bereaksi, dia marah, "Apa yang kau lakukan?!"
"Beristirahatlah." Luo Binghe berkata tegas.
Shen Qingqiu terdiam dan menghela napas, dia mengusap matanya yang perih. "Baiklah."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] A Guy With Cold Face (Heavenly Official Blessing FF Modern AU)
FanficPemuda itu sangat tampan dengan rahang tegas dan kulit seputih salju namun tidak pucat. Rambutnya hitam berkilauan dengan poni menjuntai menutupi mata kanannya. Auranya misterius namun disisi lain juga nampak lembut. Benar-benar semurni giok. Xie L...