Ketika Hua Li bangun, matanya bertemu wajah tampan yang tampak tertidur. Mungkin karena adrenalinnya dipacu membuatnya kelelahan dan pingsan. Dia melihat sekitarnya dan mendapati bahwa dia berada di kamar miliknya di mansion orangtuanya.
Hati Hua Li menghangat, kakak An mungkin sudah mencari tahu apa yanh terjadi dan membawanya pulang kemari agar dia lebih tenang. Tangan Hua Li terulur, dia menyentuh permukaan kulit yang halus dan merasa tersetrum. Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang dan dia entah bagaimana menjadi gugup.
Sentuhan itu membuat Xiao An terbangun, ketika melihat Hua Li sudah membuka matanya, Xiao An sangat bahagia dan menerjang kearahnya, menarik Hua Li dalam pelukannya.
Hua Li semakin gugup, wajahnya memerah tapi pelukan ini hangat dan nyaman. Setelah beberapa lama menyesuaikan diri, Hua Li mulai santai bersandar di dada Xiao An.
"Membuatku khawatir setengah mati, kamu tertidur selama sepuluh jam! Orangtuamu sudah datang siang tadi. Anak-anak itu sangat tidak tahu malu, aku akan memberi mereka pelajaran!"
Hua Li tidak banyak menanggapi, dia hanya mengangguk, bergumam, "Hm." Perasaan nyaman saat dipeluk membuatnya kembali mengantuk, tapi Hua Li tidak ingin tidur karena tidak ingin kehilangan momen ini. Saat itu, dia ingat bahwa dia baru saja bermimpi. Mengingat hal itu, perasaan untuk selalu bersama kakak An keluarganya semakin kuat.
"Kakak An.." Panggil Hua Li.
Xiao An menatap helai rambut hitam di pelukannya, bergumam, "Hm?"
Hua Li tersenyum dalam dekapannya, dia berbisik, "Mungkin bukan ide buruk jika aku bersama dengan kakak An."
"......."
Xiao An tertegun, dia menatap Hua Li dengan ekspresi tercengang. Setelah menepuk telinganya beberapa kali dia kembali bertanya, "Apa kamu bilang?"
"......" Hua Li menghela napas, berkata seolah-olah mengeja, "Aku-ingin- menjadi-pasanganmu. Puas?"
Tubuh Xiao An bergetar, dia mendorong Hua Li dan berdiri. Jantungnya berdetak kencang seakan hampir keluar dari tempatnya, mata Xiao An melebar dan mulutnya terbuka menampilkan keterkejutannya yang luar biasa.
Hua Li tidak pernah mengetahui perasaan kakak An keluarganya terhadapnya. Jadi dia berpikir itu hanya pengakuan satu pihak, jadi Hua Li segera menambahkan, "Bukan berarti aku memaksa kakak, itu hanya pengakuan konyol. Selama kita bisa selalu dekat, meskipun sebagai saudara. Aku juga senang."
Xiao An menghiraukannya, dia memeluk Hua Li sangat erat. "Jangan katakan lagi!" Tepis Xiao An, dia menatap Hua Li, bersungguh-sungguh, "Itu tidak konyol, aku juga mencintaimu. Aku menyukaimu. Mungkin aku sudah tersiram makanan anjing dari orangtuamu tapi...." Xiao An berkata, nada suaranya menegas, "Aku ingin menikahi Ah Li suatu saat nanti."
Mata Ah Li melebar, hidungnya masam dan matanya merah namun hatinya semanis madu. Dia membalas pelukan Xiao An, mengangguk, "Hm, aku juga ingin menikah dengan kakak An."
Mendengar itu, Xiao An sangat bahagia, senyumnya lebar. Dia mencium kening Ah Li dalam, kemudian turun ke hidung dan bibir. Wajah Ah Li memerah ketika sensasi lembut dan basah menyapu bibirnya, dia pernah melihat orangtuanya melakukan ini dan tidak pernah berpikir dimana letak kenikmatannya. Baru sekarang Hua Li menyadarinya, dia membalas ciuman itu dengan canggung dan tidak berpengalaman.
Xiao An tersenyum dalam ciuman, membimbing Hua Li. Mereka menyatukan lidah, saling menggigit tampak intim.
Xiao An bangga pada dirinya sendiri. Perjuangannya mencari referensi tentang cara berciuman yang menyenangkan kekasihmu membuahkan hasil yang baik. Lihatlah betapa merahnya wajah kekasih kecil miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] A Guy With Cold Face (Heavenly Official Blessing FF Modern AU)
FanficPemuda itu sangat tampan dengan rahang tegas dan kulit seputih salju namun tidak pucat. Rambutnya hitam berkilauan dengan poni menjuntai menutupi mata kanannya. Auranya misterius namun disisi lain juga nampak lembut. Benar-benar semurni giok. Xie L...