Xie Lian bangun pagi itu dengan panik. Wajahnya memerah mengingat mimpinya tadi malam. Benar, tadi malam dia bermimpi dirinya dan San Lang akhirnya menjalin hubungan, keduanya lalu berpelukan dan berciuman mesra di bawah sinar bulan.
Memikirkan itu membuat asap imajiner keluar dari telinganya, dia memeriksa kasur lalu menghela napas. Setidaknya mimpinya bukan tergolong mimpi yang cabul pada tingkat tertentu. Xie Lian masuk kamar mandi, mencuci wajahnya dan menenangkan diri sebelum turun ke lantai pertama untuk membantu San Lang menyiapkan sarapan.
Dan ketika dirinya memasuki ruang makan, San Lang melemparkan senyuman cerah dan berkata, "Sayang, kamu sudah bangun?"
Otak Xie Lian konslet, dia terpaku seperti patung manusia. "Sayang?"
Dia memberi nada 'bertanya' namun tampaknya pemuda di depannya salah memahaminya dan segera memeluknya bahagia. "Kamu bahkan berani memanggilku sayang juga, aku senang sekali."
"...Hah?" Setelah beberapa detik, Xie Lian akhirnya menyadari. "Ini bukan mimpi!"
San Lang mengerutkan kening, dia menghela napas dan menggeleng tidak berdaya. "Tentu saja bukan. Sayang, cepatlah makan sarapanmu, kamu ada kelas pagi dan kita harus menghadiri rapat klub di siang hari."
Xie Lian masih dengan ekspresi terkejut menurut untuk duduk. Dia menatap semua hidangan telur mata sapi dan roti panggang penuh minat. Dia tidak bisa tidak menghela napas merasa bersalah. "Aku membuatmu memasak lagi, maafkan aku San Lang."
"Tidak apa." San Lang berkata lembut dan duduk di hadapan Xie Lian, dia meletakan sepotong roti panggang di piring Xie Lian dan Xie Lian menerimanya dengan senang hati. Hatinya berdebar, mengingat kini hubungan mereka sudah tidak abu-abu dan jelas membuat Xie Lian merasa bahagia.
"Lain kali aku akan memasak untukmu." Xie Lian berkata dengan semangat. Pemuda itu seorang amatir, dia tidak tahu apapun tentang 'kiat menjalin hubungan romantis dengan pacar baru', tapi setidaknya dia ingin berusaha membahagiakan San Lang.
San Lang melihat api di mata Xie Lian dan mengangguk. "Aku akan menantikannya."
Setelah sarapan, keduanya segera menuju kampus. Xie Lian dan San Lang mendapat kelas pagi, dan mereka berjanji untuk bertemu satu sama lain di ruang klub. San Lang menepati kata-katanya dan membawa gulungan kuno itu ke ruang klub.
Ketika Shen Qingqiu melihat dengan mata kepalanya sendiri, dia menyembunyikan keterkejutannya. Sebelum berhenti dari pekerjaannya sebagai peneliti bahasa di tim arkeologi, Shen Qingqiu telah melihat ratusan jenis tulisan dan kertas dari dinasti-dinasti kuno, tidak terkecuali dinasti Xia. Negara Xian Le merupakan peradaban kuno namun makmur dan maju. Karakter tulisan mereka sebenarnya jauh berbeda karena tidak mengalami evolusi.
Gulungan itu terbuat dari kertas kulit binatang ruminansia. Kuat dan elastis, jadi tidak sedikitpun komponen karakter yang rusak, mereka terjaga dengan baik. Shen Qingqiu sedikit bersemangat begitu dihadapkan kembali dengan pekerjaan lamanya.
Dia menatap semua anggota klub teater dengan wajah berseri-seri. "Aku akan memerlukan waktu untuk menerjemahkan ini dan membuat naskahnya. Jadi untuk latihan awal, kita akan mulai dengan perenggangan, olah suara dan ekspresi. Bagian divisi properti telah selesai mengerjakan pekerjaan mereka, mulai besok kita akan langsung pindah ke gedung teater U.G."
"Untuk kostum, kita akan mulai mengukur hari ini, Shi Qing Xuan, Luo Binghe dan anggota divisi make up dan style akan membantu kalian. Sekian!"
Setelah memberi perintah, Shen Qingqiu segera melarikan diri dengan membawa gulungan kuno itu ke rumahnya. Para anggota klub mulai bergerak mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing. Tidak ada tangan yang mendarat, semua sibuk. Termasuk pasangan kekasih baru itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] A Guy With Cold Face (Heavenly Official Blessing FF Modern AU)
FanfictionPemuda itu sangat tampan dengan rahang tegas dan kulit seputih salju namun tidak pucat. Rambutnya hitam berkilauan dengan poni menjuntai menutupi mata kanannya. Auranya misterius namun disisi lain juga nampak lembut. Benar-benar semurni giok. Xie L...