Keesokan harinya, tidak ada satupun yang membicarakan paman Yu. San Lang maupun Xie Lian hanya bersikap seperti biasanya. Setelah sarapan, keduanya pergi ke kampus. Summer Festival hanya tinggal kurang lebih dua minggu lagi, disaat seperti ini, segala macam kelas kuliah sedikit dilonggarkan untuk membantu mahasiswa melakukan persiapan acara.
Klub teater juga sudah memulai latihannya. Latihan ini dibagi menjadi beberapa tahap, latihan olah suara, latihan penguasaan panggung, latihan adegan bertarung sampai latihan keseluruhan cerita. Hampir semua pemain adalah orang yang berpengalaman sehingga latihan olah suara dan penguasaan panggung tidak terlalu diperlukan.
Naskah itu belum selesai. Inilah yang menjadi problematika mereka saat ini. Beberapa pemain tampaknya tidak puas dan memaksa membuat kisah karangan sendiri sebagai lanjutannya. Xie Lian juga sebenarnya berpikir ini ide yang bagus, tapi Shen Qingqiu menolak.
Menurut Shen Qingqiu, naskah ini berasal dari kisah nyata, maka awal sampai akhir harus dituliskan bagaimana semestinya sejarah yang dituliskan. Alhasil, siang itu ruang klub diliputi ketenggangan. Beberapa pemain tidak tahan lagi dan mengajukan protes.
"Shizun, kita hanya punya waktu dua minggu! Naskah ini harus segera selesai atau kita tidak akan sempat!"
"Benar! Kita punya banyak ahli di klub, kenapa kita tidak minta seseorang untuk menuliskan cerita sambungannya? Dengan begitu, kita tidak perlu khawatir lagi!"
Shen Qingqqiu menghela napas, dia menggeleng. "Tidak boleh."
Pria satu mulai marah dan menampar meja, "Shizun, disaat seperti ini anda malah menjadi egois!"
Luo Binghe ingin memarahi pria itu, tapi Shen Qingqiu memegang lengannya, menggelengkan kepala memberi isyarat agar dirinya tetap tenang. Dia melihat pada orang-orang yang mengajukan protes dan tiba-tiba merasa tertekan.
Sebenarnya membuat cerita karangan untuk lanjutan naskah bukan ide buruk. Tapi dia adalah ahli Filologi, dia pernah menjadi seorang sejarawan atau arkeolog. Ada kode etik yang tidak boleh dia tentang apapun yang terjadi.
Namun hal yang paling membuatnya tertekan adalah kelanjutan kisah itu seperti bom yang meledakan dirinya. Sebenarnya, Shen Qingqiu sudah menerjemahkan semua isi gulungan, tapi akhir cerita itu seperti bug dalam game. Tidak jelas seakan-akan sebenarnya belum selesai. Atau mungkin.
Sebenarnya masih ada gulungan lainnya yang disembunyikan.
Setelah kematian Ah Li, Xie Lian dibawa ke penjara dingin oleh pangeran pertama. Seperti namanya, penjara itu dingin dan gelap, aroma lumpur dan bau busuk bangkai membuat siapapun merasa tercekik. Xie Lian dilemparkan dalam sel tahanan tunggal.
Sel ini sudah dipakai berkali-kali, tapi tidak ada yang keluar hidup-hidup setelahnya. Itu terbukti dari dua tengkorak manusia yang tergeletak di sisi dinding. Xie Lian dalam keadaan linglung, dia memperoleh sedikit kesadarannya setelah tiga hari berlalu.
Tubuh Xie Lian lemah seperti sepotong kapas, dia tidak memiliki energi spiritual untuk menghangatkan tubuhnya. Jadi dia hanya bisa meringkuk seperti bola di sudut ruangan. Tubuhnya bergetar, giginya bergemeletuk seiring suhu udara yang turun.
Ada jendela kecil, hanya sebesar dua telapak tangan di sisi kiri. Xie Lian menyeret tubuh kurusnya berdiri dan mengintip. Mulutnya memompa, di luar, hamparan tanah yang tandus penuh dengan tongkat-tongkat pendek tertanam di tanah. Tidak perlu berpikir keras untuk menebak bahwa ini kuburan manusia.
"Oi kamu! Waktunya makan!"
Xie Lian menoleh, penjaga penjara meletakan nampan berisi semangkuk bubur keruh dan sepotong roti. Caranya meletakan begitu kasar sehingga hampir separuh bubur di mangkuk tumpah di tanah. Xie Lian mencengkram perutnya yang sakit karena lapar dan mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] A Guy With Cold Face (Heavenly Official Blessing FF Modern AU)
FanficPemuda itu sangat tampan dengan rahang tegas dan kulit seputih salju namun tidak pucat. Rambutnya hitam berkilauan dengan poni menjuntai menutupi mata kanannya. Auranya misterius namun disisi lain juga nampak lembut. Benar-benar semurni giok. Xie L...