He Xuan melemparkan Xie Lian dan puteranya ke kota kecil yang jauh dari ibukota. Orang-orang di kota ini cenderung bertindak di luar aturan kekaisaran, jadi mereka sama sekali tidak tahu perang terjadi di ibukota. Mereka juga tidak pernah melihat wajah orang-orang kekaisaran, jadi tidak ada yang mengenali Xie Lian disini.
Xie Lian tinggal di sebuah rumah sederhana yang ia beli dengan uang pemberian He Xuan. Selama beberapa bulan, Xie Lian dan Xie Li hidup damai sebagai pasangan ibu dan anak. Akan tetapi masalah datang tiba-tiba. Xie Li jatuh sakit, tubuhnya demam tinggi dan dia kesulitan bernapas.
Xie Lian mulanya berpikir ini hanya gejala flu ringan, tapi tabib di kota mengatakan puteranya menderita penyakit langka. Penyakit ini menyerang darah dan membuat sistem kekebalan puteranya turun dengan cepat. Xie Lian menghabiskan banyak uang untuk memanggil tabib-tabib handal demi mengobati puteranya, namun tidak ada satupun dari mereka yang berhasil.
Alih-alih membaik, kondisi Xie Li semakin memburuk. Hal ini membuat Xie Lian ketakutan dan khawatir. Wajah Xie Li yang dulunya kemerahan dengan sepasang pipi gembul menggemaskan kini berubah seputih kertas. Tubuh mungilnya kehilangan banyak berat badan dan sosoknya berubah seperti anak kekurangan gizi.
Uang pemberian He Xuan habis dalam sekejap. Xie Lian merasa panik namun memaksakan diri agar tetap bersikap tenang demi puteranya. Dia tidak mau membuat puteranya khawatir.
Malam itu, untuk kesekian kalinya Xie Lian melihat wajah kesakitan puteranya. Selama dua bulan terakhir, Xie Li selalu bergantung pada obat-obatan demi menekan rasa sakit. Tapi kini uang mereka habis dan dia hanya bisa membeli obat dosis rendah untuknya. Alhasil, obat itu hanya bekerja selama beberapa hari, dan Xie Li akan mengerang kesakitan ketika malam berikutnya tiba.
Keesokan paginya, dia meminta bibi untuk tetangga menjaga puteranya. Bibi itu baik hati dan merasa bersimpati melihat Xie Lian yang bekerja keras demi puteranya yang sakit. Jadi ketika Xie Lian meminta bantuan padanya, bibi itu segera melepas pekerjaannya dan mengulurkan tangan. Xie Lian menghela napas lega dan pergi ke kota untuk mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan uang dalam sekejap.
Hari pertama Xie Lian bekerja di sebuah rumah makan besar di kota. Gajinya tidak banyak, hanya lima liang perang dalam sehari. Xie Lian merasa pahit dalam hati. Sejak kecil dia tidak pernah kekurangan uang, hidupnya dikelilingi kemewahan dan harta yang berlimpah. Sekarang begitu dia baru menyadari bahwa satu perunggu pun sulit di dapat.
Xie Lian pulang begitu hari sudah gelap, dia membawa dua buah roti kukus yang dia beli dari kota. Xie Li datang menyambutnya dengan bahagia. Usai mengantar pergi bibi tetangga, Xie Lian duduk di meja makan dengan Xie Li di pangkuannya.
Melihat Xie Li makan dengan lahap, Xie Lian sangat bahagia. Dia mencium puncak kepala puteranya dan berkata, "A-niang sangat mencintai Ah Li."
Ah Li tersenyum senang, menampilkan deretan gigi yang putih bersih. "Ah Li juga menyayangi A-Niang. Bibi bilang A-Niang pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. Apakah semuanya lancar?"
Xie Lian mengangguk. "Tentu saja, A-Niang akan bekerja keras agar kita bisa makan enak dan kamu bisa sembuh!"
Xie Li terkikik, tapi kemudian raut wajahnya berubah, tampak sedih. "Setelah aku sembuh, Ah Li akan menjadi orang yang kuat dan menjaga A-Niang. Ah Li akan melindungi A-Niang, tidak akan membiarkan siapapun melukai A-Niang!"
Xie Lian tertegun, dia menahan panas di matanya ketika melihat mata puteranya yang penuh tekad. Lihat, betapa beruntungnya dia di dunia ini. Meskipun suaminya mengkhianatinya, puteranya dengan tubuh sakit masih berdiri tegap di sampingnya. Xie Lian memeluk erat tubuh Xie Li. Dia berkata dengan suara bergetar. "Ah Li berjanji untuk tetap di sisi A-Niang."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] A Guy With Cold Face (Heavenly Official Blessing FF Modern AU)
FanfictionPemuda itu sangat tampan dengan rahang tegas dan kulit seputih salju namun tidak pucat. Rambutnya hitam berkilauan dengan poni menjuntai menutupi mata kanannya. Auranya misterius namun disisi lain juga nampak lembut. Benar-benar semurni giok. Xie L...