Xie Lian bekerja dengan semangat. Itu terlihat dari senyuman yang tidak meninggalkan wajahnya. Xie Lian mendorong troli berisi penuh buku dan memindahkan satu persatu buku-buku tersebut ke rak-rak sesuai kategori.
Dua jam kemudian, semua buku di troli sudah di letakan di rak masing-masing. Jam istirahat pegawai pun sudah diumumkan. Usai pamit pada pegawai lain, Xie Lian berjalan menuju kantin Universitas, sekedar membeli minuman dan roti untuk makan siang.
Siang itu terasa berbeda dan aneh. Xie Lian melihat beberapa mahasiswa berlari tergesa-gesa saat dia berjalan di koridor. Seorang gadis berjalan mendahuluinya, penasaran Xie Lian menahan tangan gadis itu hingga gadis tersebut menoleh.
"Ah kakak penjaga perpustakaan." Gadis itu berseru pelan melihat Xie Lian.
Xie Lian tersenyum, "Maaf menarikmu tiba-tiba, kenapa semua orang berlarian. Apa ada sesuatu?" Xie Lian bertanya dengan lembut.
Gadis berperawakan kecil mungil itu mengangguk, "Pertarungan antar pasangan paling populer di kampus sedang terjadi di kantin. Ini sangat menarik, kakak penjaga juga ikutlah." Gadis itu menarik tangan Xie Lian, Xie Lian yang memang berniat untuk pergi ke kantin hanya menurut.
Kantin pada siang itu ramai, semua pasang mata menatap kearah pojok. Di sana seorang pria tampan dan gadis cantik tengah bersitegang. Dua pasang mata itu saling bertemu dengan kilatan kemarahan.
"Hanya karena kau tampan dan kaya! Kau mempermalukanku seperti ini!" Teriak gadis cantik di sana, wajahnya penuh jejak air mata, meninggalkan corak hitam di sekitar pipinya akibat make up yang luntur.
Pemuda di depannya tidak sedikit pun luluh, alih-alih peduli, ia malah tertawa sinis dan mengangkat dagu memberi tampilan angkuh. "Bagaimana bisa itu disebut sebagai mempermalukan? Kau menahanku disini dan membuatku menjadi tontonan. Siapa yang seharusnya marah disini?"
"KAU!"
San Lang memotong, "Kau hanya memikirkan dirimu sendiri, kau bahkan tidak serius menyatakan perasaanmu padaku. Yang ada di kepalamu itu hanya sensasi, kau hanya ingin menggunakan namaku agar namamu melambung lebih tinggi."
Yi Lung, gadis cantik itu terkesiap.
"Mau sampai kapanpun kau menahanku, aku tidak akan menerimamu. Terimalah itu!" San Lang mencondongkan tubuhnya, ia berbisik di telinga Yi Lung. "Lihatlah sekelilingmu, tanpa aku mempermalukanmu, kelakuanmu yang menyedihkan sudah membuatmu mempermalukan dirimu sendiri."
Yi Lung membeku, matanya berubah merah. Ia melihat sekeliling dan napasnya nyaris terhenti. Semua orang menatapnya penuh simpati, seakan dirinya anjing sekarat yang bertarung dengan seekor serigala buas. Ia menggigit bibir kesal dan tangannya melonggar dari kain lengan baju San Lang.
San Lang tersenyum puas dan menepuk-nepuk lengan pakaiannya yang sedari tadi di tarik Yi Lung. Seakan cengkraman gadis itu meninggalkan jejak kotor di pakaiannya. San Lang menggendong ranselnya, namun begitu tubuhnya berbalik bermaksud pergi. Matanya melebar begitu menangkap sosok Xie Lian di belakang kerumunan, pemuda cantik itu tidak melihatnya, ia nampak tengah sibuk memilih roti di etalase.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] A Guy With Cold Face (Heavenly Official Blessing FF Modern AU)
FanficPemuda itu sangat tampan dengan rahang tegas dan kulit seputih salju namun tidak pucat. Rambutnya hitam berkilauan dengan poni menjuntai menutupi mata kanannya. Auranya misterius namun disisi lain juga nampak lembut. Benar-benar semurni giok. Xie L...